SALLVEEN [WBM 2] - [ END ]

#34. Manipulasi Yuwi

"Kamu udah dapat kabar?" Yuwi bertanya gelisah ke Alisya. Ketika dia pulang semalam, rumah berada dalam kondisi kosong tanpa ada kehadiran Sallyana atau Aksa. Rumah kosong melompong, ditambah seluruh pakaian dalam lemari Sally hanya tersisa sedikit baju.

Yuwi ketakutan dan menarik kesimpulan Sallyana pergi bersama Aksa setelah Kim Taehyun memberitahu sesuatu, misalnya informasi tentang Juwi? Namun agak tidak masuk akal mengingat Sallyana sangat benci ke Kim Taehyun dan menolak membangun komunikasi. Dia pun sudah datang ke rumah Vino untuk mencari Sallyana, namun tidak ada.

Jangan-jangan Sela kemarin berkata sesuatu yang seharusnya tidak dikatakan sampai terjadi pertikaian? Lumayan masuk akal, bila benar demikian, maka Yuwi tahu kenapa Sallyana pergi dari rumah.

"Belum ada kabar sama sekali, aku udah telefon dia berkali-kali juga enggak diangkat. Ada masalah apa kamu sama dia sampai-sampai Sally kabur dari rumah bawa Aksa?" Selidik Alisya. Dia juga khawatir dan cemas.

Saat mendengar berita buruk dari mulut Veen tentang kondisi Sela dan siapa pelaku utamanya, Alisya cukup terkejut, ah ralat, sangat terkejut. Sallyana tidak akan pernah bertindak gegabah karena anak itu individu yang penyabar dan benci kekerasan.

Ardi ikut mencari dengan datang langsung ke sekolahan dan mencari teman-teman Sally untuk mengorek informasi atau sedikit petunjuk yang bisa digunakan.

Viona dan Jeno adalah target utama karena keduanya dekat dengan Sally semenjak Sally menetap di kelas tersebut. Ardi bertanya banyak hal namun Viona dan Jeno sungguh tidak tahu apapun. Ardi sudah datang ke Vino dan bertanya, tetapi Vino menjawab tidak tahu juga.

Ardi takut, nomor telefon Kim Taehyun yang dia simpan ternyata sudah lama tidak aktif. Ia takut terjadi sesuatu ke Sallyana, apalagi ada bayi belum genap dua bulan ikut dibawa. Kemana anak itu pergi? Bagaimana bisa Sallyana makan dan tidur dengan nyaman di luar sana? Jika memang ada masalah, seharusnya Sallyana datang padanya atau pada Alisya.

Veen izin tidak masuk demi menemani sang kekasih dirumah sakit. Dia turut gusar usai kabar Sallyana dan Aksa menghilang sampai ke telinganya. Hatinya berteriak padanya untuk keluar dari rumah sakit lalu mencari sahabat kecilnya, tetapi ada Sela yang harus dia jaga sebaik mungkin.

"Veen, kepala aku sakit," rengek Sela ketika sadar jika fokus Veen sepertinya terbagi ke tempat lain. Ia tidak suka, Veen hanya perlu fokus padanya dan perhatian padanya. Bukan ke perempuan lain, apalagi Sallyana. Perempuan jalang itu tidak pantas!

Veen terkejut, tersadar dari renungan sesaat. Tangan kanannya membelai lembut puncak kepala sang kekasih, "Aku usapin biar cepet sembuh, kamu mendingan tidur biar sakitnya nggak terlalu kerasa, oke?"

"Gak mau! Kalau aku tidur, kamu pasti langsung pergi cari Sallyana yang tiba-tiba hilang 'kan? Kenapa, sih? Kenapa kamu khawatir ke dia padahal kemarin siang kepala aku nyaris hancur kehantuk kaca karena dia!"

"Sela, jangan marah. Aku khawatir karena dia bawa Aksa. Kamu tahu 'kan bayi sangat sensitif dengan udara dingin. Botol susu Aksa juga masih utuh di kulkas, kalau botol susu aja nggak dibawa, Aksa makan apa?"

Benar, Aksa. Adik laki-lakinya yang berbeda Ayah. Sela baru melihat paras Aksa satu kali, dia akui Aksa sangat tampan dengan aksen fitur campuran yang kentara antara Indo-Korsel, namun yang membuat dia membenci Aksa adalah—wajahnya mirip dengan Sallyana!

Dia juga kakaknya! Tetapi mengapa harus Sallyana yang mirip dengan adik laki-lakinya! Dia juga putri dari Yuwi! Tetapi mengapa dia tidak mirip sama sekali dengan Ibunya! Di lubuk hati paling dalam, Sela tidak menyimpan kasih sayang pada Aksa, sama sekali tidak.

"Terus kesehatan aku nggak penting? Kamu juga udah denger kondisi aku sekarang dari Dokter, jangan bilang kamu mau ngingkari janji kamu ke aku?!" Seru Sela meluapkan kekesalan pada pemuda di sisi kanan ranjang tempat dia berbaring. Sedetik kemudian dia meringis kesakitan karena ginjal kirinya terasa sangat sakit.