Selama liburan kenaikan kelas, tanpa absen sama sekali Sallyana terus berkunjung ke rumah Veen bersama dengan Sela. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Sela menjadi putri kesayangan Alisya serta Ardi.
Ketiga anak muda tersebut tidak tahu bahwa alasan Alisya dan Ardi tidak menerima maupun sayang kepada Sela bukan karena mereka benci kepada Sela, melainkan karena rasa cinta mereka terhadap Sallyana sangatlah besar. Mereka takut jika Sallyana bisa menjadi pihak paling terluka apabila hubungan Veen dan Sela terus berlanjut.
Tetapi melihat seberapa antusiasme Sallyana ketika berusaha membuat Sela terlihat baik dimata mereka berdua, sepasang suami-istri itu mana tega membiarkan putri kesayangan mereka mendapat hasil buruk.
Alisya dan Ardi perlahan mulai menyayangi Sela dengan sukarela sebab Sallyana pun tampak tak masalah atau pun sedih jika Veen bersanding dengan Sela.
Kasih dan cinta Alisya serta Ardi teruntuk Sela tidak sedikit pun mengikis kasih dan cinta mereka teruntuk Sallyana. Keduanya sebisa mungkin melimpahkan lebih banyak perhatian ke Sally supaya anak gadis itu tak merasa terbuang usai Sela hadir di keluarga Ardiprata.
Alisya turut senang melihat perubahan sikap Veen kepada Sallyana seiring dia serta sang suami mulai menerima Sela sebagai kekasih putra semata wayang.
Dari sini jelas terlihat bahwa Veen membenci Sallyana karena anak gadis tersebut menjadi penghalang bagi orang tuanya dalam menerima Sela sebagai kekasih baru sang putra.
Sela tentu saja terlampau bahagia, akhirnya Alisya dan Ardi mau menerima dirinya sebagai kekasih Veen. Namun nahas, perempuan itu belum puas dengan kasih sayang orang tua pacarnya saat ini. Sebab Alisya dan Ardi tampak masih condong ke Sallyana dari pada dirinya.
Dalam hati, Sela sering bergumam marah. Sebenarnya apa hubungan kedua orang tua Veen dengan Sallyana? Bukankah mereka hanya calon mertua yang kini berubah menjadi mantan calon mertua? Setelah pertunangan antara Veen dan Sallyana terhapus, harusnya hubungan dua keluarga juga terputus!
Tapi lihat—Alisya dan Ardi bahkan mencintai Sallyana lebih seperti putri kandung mereka sendiri. Sela masih iri dan belum puas! Namun Veen selalu berkata padanya untuk menjaga kepercayaan orang tuanya.
"Sallyana, tolong bantu Bunda, dong!" Alisya berteriak dari dalam dapur. Minggu ini merupakan hari libur terakhir sebelum anak-anak mulai masuk sekolah dan akan disibukkan oleh sederet ujian kelulusan. Alisya secara pribadi ingin membuatkan pesta kecil-kecilan dengan makan bersama.
Sela tiba-tiba berlari ke dapur dengan ekspresi ceria, "Bunda, biar Sela aja yang bantuin. Sela juga bisa masak, kok. Soalnya Sallyana baru aja pergi sama Ayah, katanya cari buah-buahan gitu."
"Haduh, yasudah, kamu aja yang gantiin Bunda masak ini. Hati-hati lho ya, jangan sampai gosong."
"Iya, Bunda. Sela janji nggak akan bikin gosong!"
Alisya tertawa kecil sembari menepuk pelan puncak kepala Sela. Kemudian berlalu pergi ke toko bahan kue terdekat untuk membeli beberapa bahan yang masih kurang. Ditengah perjalanan, dia bertemu Juwi.
"Juwi!"
Pemilik nama menoleh ke belakang, sontak perempuan paruh baya di depannya pamit undur diri dan pergi meninggalkan area toko. Juwi berjalan mendekati Alisya yang berlari, "Ada apa, Lis?"
"Aduh, sebentar, mau ambil nafas dulu."
Tak menahan kekehan kecilnya, Juwi memukul punggung Alisya iseng. "Makanya, raga udah tua itu jangan kebanyakan gaya lari-lari kenceng. Untung enggak encok ditengah jalan, haha!"
"Kamu selalu pinter bikin aku marah!" Cetus Alisya menahan kesal, amarahnya singgah tak lebih dari tiga detik. "Perut kamu makin gede banget, serius anaknya enggak kembar, nih? Kalau kembar, aku minta satu dong," guraunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SALLVEEN [WBM 2] - [ END ]
Fiksi PenggemarWajib baca buku musim pertama. Judul : Wanna Be Me, bisa dibaca di akun wp @azzurayna