Vania tinggal di tempat Ethan untuk sementara waktu, karena Ryan belum menemukan rumah yang pas untuk di tempati.
Saat ini Vania tengah berada di sebuah kamar yang indah, ia beristirahat bersama Kai yang tidur di sisinya.
Maafkan aku, Vania. Aku sudah mengecewakan mu, aku harap kamu mencintai seseorang yang tepat dan lebih baik dariku. Aku hanya meminta mu untuk menjaga diri baik-baik. Jagalah dirimu Vania aku akan pergi.
Vania memegang erat selimut ketika ia memimpikan David, saat ini Ryan tengah berada di kamar Vania untuk memastikan kondisi gadis cantik itu. Ryan menatap raut wajahnya Vania yang berubah saat tertidur.
"Apa yang terjadi?" Ucap Ryan yang khawatir.
Kemudian Ryan duduk di sisi ranjang Vania, perlahan ia mengelus rambut Vania dengan lembut.
"Vania bangun lah." Ucap Ryan sembari mengelus rambut Vania.
Mata Vania mulai terbuka, ia langsung terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah.
"Kamu mimpi buruk lagi?" Tanya Ryan yang di balas anggukan oleh Vania.
"Ryan. Aku... Memimpikan David, dia meminta maaf kepada ku dan dia bilang...." Vania menceritakan semua tentang mimpi yang di alami oleh nya.
Ryan mulai mengerti apa yang di maksud oleh mimpi yang di alami Vania.
"Sudahlah, Vania. Itu hanya mimpi sekarang kamu tidak perlu terlalu memikirkan nya." Ujar Ryan.
Vania terdiam menatap kedua telapak tangannya, saat ini ia merasa sangat kehilangan.
Pada suatu saat, ia tengah berdiri di depan jendela kamarnya. Vania terus menatap langit sembari berharap agar ia bisa melihat David kembali, namun itu tidak mungkin.
Perlahan telapak tangannya menyentuh kaca jendela tersebut, terlihat di matanya David sama-sama meletakan telapak tangannya di kaca sehingga mereka terlihat bersentuhan namun terhalang oleh kaca jendela.
Sayang sekali ini hanya imajinasi Vania. Tak terasa air matanya menetes begitu saja tanpa permisi.
David, andai kamu tau aku sangat merindukanmu. Aku berharap bisa melihat mu lagi.
Benak Vania, semenjak David meninggal ia jarang sekali berbicara. Hanya Kai yang bisa menghiburnya walaupun waktu itu Vania berkata bahwa ia tidak bisa kehilangan Ryan tetapi Ryan belum tentu bisa menggantikan posisi David di hati Vania.
"Nona." Panggil Ethan, mendengar suara seseorang yang datang. Vania pun segera mengusap air matanya perlahan Vania mengalihkan pandangannya ke arah Ethan yang tengah berdiri tepat di belakang nya.
"Maaf mengganggu waktu mu, ada yang perlu saya sampaikan kepada nona." Ucap Ethan.
"Jangan panggil aku seperti itu, panggil saja aku Vania."
"Baiklah jika ini permintaan anda." Ethan mengajak Vania untuk pergi ke pemakaman ibu kandung Vania yang bernama Jessica.
"Kita akan pergi ke mana?" Tanya Vania sembari terus berjalan mengikuti Ethan.
"Kamu akan tau saat sudah tiba di sana." Jawab Ethan.
Tak lama setelah itu, sampai lah mereka di sebuah makam tua namun makam ini masih sangat terjaga bahkan selalu di penuhi oleh bunga.
Vania berjongkok di samping makam tersebut.
"Makam siapa ini?" Tanya Vania sambil menyentuh batu nisan makam tersebut.
"Ini adalah makam ibu kandung mu, Vania." Jelas Ethan, Vania mengerutkan alisnya bingung.
"Apa maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]
WerewolfSkip aja kalo gak suka(ノ`Д')ノ彡┻━┻ [DILARANG KERAS UNTUK MENG-COPY/MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN!] Ini murni imajinasi author yah, jika ada kesamaan nama tokoh, latar, dan cerita, itu hanya kebetulan saja dan tidak bermaksud untuk meniru. SEMOGA MENGHIB...