Setelah beberapa saat, Ryan pun berjalan memasuki rumahnya. Atensi Ryan tertuju kepada Vania yang tengah bercanda tawa dengan Kai.
Ia seakan melihat sosok ibunya di dalam tubuh Vania, mengingat sekarang Vania mengenakan kalung milik mendiang ibunya.
Kenangan indah bersama ibunya terlintas di benak Ryan, dan entah mengapa Ryan tiba-tiba saja merindukan sosok ibunya yang sekarang sudah tidak lagi berada di sampingnya.
"Mamah lihat, ayah sudah datang." Kata Kai sembari menunjuk ke arah Ryan yang tengah berdiri menatap lantai dengan tatapan kosong.
Vania melihat raut wajah Ryan yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja, ia pun memutuskan untuk berjalan menghampiri Ryan bersama dengan Kai.
"Kai, ayo kita hibur ayah." Ucap Vania yang langsung di setujui oleh Kai.
"Ayo! " Jawab Kai dengan semangat.
Mereka berdua pun berjalan menghampiri Ryan lalu berdiri tepat di hadapan Ryan.
"Eh, ada ayah udah pulang. Bagaimana pekerjaan mu hari ini, ayah?" Tanya Vania, Ryan mengalihkan pandangannya ke arah Vania yang tengah berdiri menatap nya sama seperti Kai.
"Hari ini cukup melelahkan. Tapi aku senang bisa bertemu kalian." Jawab Ryan lalu tersenyum kemudian menggendong Kai.
"Ayah yang telbaik!! " Ucap Kai, mendengar ucapan Kai Ryan merasa lebih baik.
Dia senang bisa menjadi orang tua yang baik walaupun Vania dan Ryan tidak memiliki status suami istri, dan bahkan Kai bukanlah anak mereka berdua tetapi mereka senang menjalani peran sebagai orang tua.
"Ayah akan pergi ke kamar untuk beristirahat, apa kamu akan ikut dengan ayah atau ikut dengan ibumu?" Tanya Ryan kepada Kai.
"Mau ikut sama yayah." Jawab Kai.
"Baiklah jika kamu mau ikut sama ayah, tapi jangan merepotkan nya yah." Ucap Vania yang di balas anggukan oleh Kai.
Kemudian Ryan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, sebenarnya di sana ada lift tapi sedang dalam masa perbaikan jadi mau tidak mau Ryan harus menggunakan tangga untuk menuju lantai 2 rumahnya.
Sepanjang malam Ryan tertidur tidak seperti biasanya. Kelihatannya Ryan seperti tengah tidak baik-baik saja. Namun berbeda dengan Kai yang tertidur pulas di sampingnya.
Vania perlahan membuka pintu kamar Ryan untuk memastikan bahwa mereka benar-benar tertidur.
"Mereka sudah tidur." Ucap Vania yang masih berdiri di depan pintu kamar Ryan.
Saat hendak menutup pintu kamar Ryan, Vania menghentikan langkah kakinya karena ia merasakan sesuatu.
Vania langsung mengalihkan atensinya ke arah Ryan yang masih berbaring di atas tempat tidurnya, gadis cantik itu berjalan dan berhenti tepat di samping ranjang Ryan.
Atensinya tertuju ke pada tangan Ryan yang menggenggam selimut dengan erat.
"Ryan, apa dia baik-baik saja?" Ucap Vania bertanya kepada dirinya sendiri.
Vania berjongkok di samping Ryan kemudian ia menggenggam erat tangan Ryan yang seolah bergetar hebat.
Saat Vania menggenggam tangan Ryan, ia merasakan suhu tubuh Ryan yang naik.
"Tubuhnya sangat panas. Seperti nya dia demam." Kata Vania sembari meletakan telapak tangan kanannya di atas dahi Ryan.
Vania pun memutuskan untuk mengompres nya menggunakan kain yang sudah di celupkan ke dalam air dingin.
Perlahan Vania meletakan kain tersebut di dahi Ryan, ia merasa kasihan melihat Ryan yang tiba-tiba saja jatuh sakit.
"Tak biasanya Ryan seperti ini." Ujar Vania, ia kembali mencelupkan kain yang sudah tidak dingin lagi ke dalam mangkok berisi air dingin kemudian meletakkan kain tersebut di dahi Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]
WerewolfSkip aja kalo gak suka(ノ`Д')ノ彡┻━┻ [DILARANG KERAS UNTUK MENG-COPY/MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN!] Ini murni imajinasi author yah, jika ada kesamaan nama tokoh, latar, dan cerita, itu hanya kebetulan saja dan tidak bermaksud untuk meniru. SEMOGA MENGHIB...