Vania berjalan menuju ruang utama tempat para pemimpin berkumpul. Di sana ia melihat Ryan yang tengah duduk sembari berbincang dengan ayah Samuel dan ada Kai juga yang tengah duduk di pangkuan ayah Samuel.
Vania pun berjalan menghampiri mereka kemudian ia menghentikan langkahnya tepat di samping ayah Samuel.
"Selamat pagi ayah." Sapa Vania, ayah Samuel pun mengalihkan atensinya ke arah Vania kemudian tersenyum.
"Pagi putriku. Bagaimana tidur mu semalam?" Tanya ayah Samuel.
"Ya tidak begitu nyenyak..." Jawab Vania.
"Kakek. Tadi malam mamah tatit, mamah nyuluh aku buat manggil ayah tapi waktu ayah udah ada di dekat mamah, mamah langsung teltidul. " Jelas Kai dengan polosnya.
"Benarkah Itu, Vania?" Tanya ayah Samuel yang di balas anggukan oleh Vania.
"Benar ayah..." Jawab Vania dengan nada bicara yang penuh kegugupan.
Ayah Samuel menatap wajah Vania yang seketika berubah menjadi sedikit memerah.
"Ayo duduk di sini, Vania." Ujar ayah Samuel sembari menepuk-nepuk sofa yang ada di sampingnya.
Lantas Vania pun duduk di sofa yang terletak tepat di samping ayah Samuel.
"Vania, aku dengar Ethan sedang pergi untuk membereskan sesuatu. Apa itu ada hubungannya dengan penyusup?" Tanya ayah Samuel memulai suasana.
"Aku rasa begitu. Ethan akan pergi berbulan-bulan, dia berjanji kepada ku akan kembali setelah pekerjaan nya selesai." Jawab Vania, ayah Samuel hanya mengangguk mengerti.
Di mata ayah Samuel, Ethan adalah anak yang sangat baik sejak saat kecil. Namun setelah berpuluh-puluh tahun ayah Samuel pergi, ia belum melihat Ethan.
Entah kenapa ayah Samuel sangat memperhatikan Ethan, sepertinya ia mempunyai rencana.
Berbulan-bulan kemudian...
Saat ini Vania tengah berdiri di halaman kastil sembari menikmati sejuknya udara pagi. Namun Ryan, Kai, bahkan ayah Samuel tidak bersama dengannya.
Tiba-tiba saja ada hembusan angin yang besar menerpa rambutnya, Vania sangat terkejut ketika menyadari kedatangan angin yang besar tadi.
Debu berterbangan dan membuat Vania terbatuk-batuk karena debu tersebut, perlahan debu itu menghilang dan nampak lah sosok yang tak asing lagi di matanya.
"Ethan?!" Kata Vania yang terkejut ketika mengetahui hal itu, sementara Ethan hanya tersenyum. Vania pun langsung berjalan menghampiri Ethan.
"Ethan, apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?" Tanya Vania sembari memperhatikan Ethan dengan seksama.
Ethan tersenyum kemudian tangan kanannya mengelus kepala Vania dengan lembut.
"Aku baik-baik saja,Vania. Jangan khawatir." Ucap Ethan, Vania bisa bernapas lega setelah ia melihat kondisi Ethan yang kelihatanya baik-baik saja.
"Syukurlah akhirnya kamu kembali dengan selamat."
"Benar, terimakasih karena sudah menjaga dirimu untuk ku,Vania." Kata Ethan, Vania tersenyum begitu juga dengan Ethan.
Vania merentangkan tangannya lebar, tanpa basa-basi Ethan langsung memeluk Vania. Vania menepuk bahu Ethan dengan perlahan sembari sedikit berjinjit karena Ethan yang lebih tinggi darinya.
Jika Ryan melihat ini, dia pasti kecewa..
Batin Daniel sembari terus menatap Vania dan Ethan.
"Mamah..." Panggil Kai yang tengah berdiri di samping Ryan yang tengah terus menatapnya dengan raut wajah tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]
WerewolfSkip aja kalo gak suka(ノ`Д')ノ彡┻━┻ [DILARANG KERAS UNTUK MENG-COPY/MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN!] Ini murni imajinasi author yah, jika ada kesamaan nama tokoh, latar, dan cerita, itu hanya kebetulan saja dan tidak bermaksud untuk meniru. SEMOGA MENGHIB...