11 Hukuman Pancung

49 18 0
                                    

Keesokan harinya....

Hari ini adalah hari dimana ayah angkatnya di hukum mati oleh Ethan, namun Ethan hanya melaksanakan perintah dari Vania.

Saat ini Vania hadir dalam pelaksanaan hukuman itu, namun ia menitipkan Kai kepada Ryan yang sekarang masih berada di kamarnya. Mungkin karena lukanya cukup parah Ryan tidak bisa beranjak dari tempat tidur nya.

Vania melihat ayah angkatnya di bawa oleh dua orang anggota Klan Serigala menuju tempat di laksanakan nya hukuman, sekarang Vania berdiri di depan Ethan yang terlihat begitu menjaganya dari keramaian. Sangat terasa tubuh kokoh Ethan menyentuh punggungnya.

"Ethan." Panggil Vania.

"Ya, nona?" Sahut Ethan sembari sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Aku harap aku tidak melakukan kesalahan dengan keputusan yang ku buat." Ucap Vania sembari terus menatap ayah angkatnya yang akan di penggal kepala nya.

"Keputusan mu sudah tepat nona. Bukankah itu adalah permintaan nya sendiri agar ia di hukum mati?"

"Tapi aku merasa bersalah..." Kata Vania, tangannya bergetar hebat Ethan menyadari hal itu kemudian ia menggapai kedua tangan Vania dan menggenggamnya dari belakang dengan erat

"Jangan takut, aku ada di sini untuk mu nona."

Perkataan Ethan membuat Vania merasa lebih aman, ia kembali menggenggam tangan Ethan dengan erat.

"Ethan, izinkan aku memeluk ayah angkat ku untuk terakhir kalinya." Ucap Vania yang di balas anggukan oleh Ethan.

"Tapi sebaiknya cepat, karena hukuman ini akan di laksanakan sebentar lagi." Ucap Ethan lalu melepaskan genggaman tangannya, Vania tersenyum seakan mengiyakan perkataan Ethan.

Vania berjalan menghampiri ayah angkatnya itu kemudian ia berkata.

"Ayah,  apa ayah yakin ingin tetap menjalankan hukuman ini?" Tanya Vania sembari terus menatap ayah angkatnya yang terlihat terus menundukkan kepalanya dalam-dalam seakan ia tidak berani menatap wajah Vania.

"Ya. Aku yakin, aku ingin bertemu dengan istriku dan meminta maaf kepadanya." Jawabnya tanpa menatap wajah Vania.

Vania memeluk ayah angkat nya itu sambil berkata.

"Aku harap ayah bisa bertemu dengan mamah di sana. Kalian adalah orang yang sangat berarti dalam hidup ku, maaf aku belum bisa membalas kebaikan kalian. Aku minta maaf karena kesalahan ku kalian menjadi menderita." Ujar Vania, perlahan ayah angkatnya itu mengelus rambut Vania dengan lembut.

"Ini semua bukan salah mu nona, ini semua salah ku. Aku tidak bisa menjadi suami sekaligus ayah yang baik bagi istri dan anak-anak ku. Aku pantas menerima semua ini." Ucap ayah angkatnya, kemudian Vania melepaskan pelukannya lalu menatap wajah pria tua itu sejenak.

Kemudian Vania berjalan kembali menghampiri Ethan yang terus memperhatikannya.

"Ethan, kamu bisa melangsungkan hukumannya sekarang." Kata Vania yang berdiri di hadapan Ethan.

"Baiklah." Sahut Ethan.

"Bersiaplah! Hukuman akan di mulai." Ucap Ethan memberi aba-aba kepada sang algojo.

Algojo tersebut memposisikan kepala pria tua itu di bawah Guillotine  sebuah alat pemenggal yang mampu memisahkan kepala dan badan.

Deg...Deg...

Degup jantung Vania berdegup kencang ia menggenggam tangan kanan Ethan dengan erat. Ethan menyandarkan tubuh Vania ke dadanya, Ethan menutup mata Vania menggunakan tangan kiri nya.

𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang