Sesampainya di hutan terlarang, Ryan dan anggotanya memutuskan untuk mencari jarak teraman untuk mengawasi Dylan mengingat kawasan di sini sangat rentan terhadap kekuatan asing.
"Kita mengawasinya di sini saja." Ucap Ryan yang di balas anggukan oleh Daniel dan anggota lainnya.
Mereka pun memutuskan untuk berdiam diri di sebalik tembok besar yang setengah nya hancur, mereka semua bisa melihat rumah itu dengan jelas. Sebelum Ryan pergi ke sini, ia sengaja membawa air suci miliknya untuk berjaga-jaga.
Sementara itu di dalam...
"Vania, jangan pergi tanpa seizin ku. Mengerti?" Ucap Dylan Vania tersenyum sembari mengangguk.
"Bagus, aku akan pergi sebentar masih ada hal yang harus aku selesaikan. Aku akan segera kembali." Ucap Dylan sambil mengenakan jubah hitam miliknya.
"Baiklah, Dylan. Aku akan menunggumu, cepatlah kembali." Kata Vania yang saat ini tengah duduk di sofa ruang utama di temani oleh Zen yang berdiri di dekatnya.
"Aku akan segera kembali." Ujar Dylan ia menarik ujung bibirnya hingga terlihat senyuman indah di wajah tampan Dylan, tangannya mengelus kepala Vania dengan lembut.
"Aku pergi. Zen tolong jaga Vania, jangan sampai lengah."
"Baik, tuan." Sahut Zen, setelah itu Dylan pun berjalan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Dia keluar." Kata Daniel, mereka semua bersiaga jika saja ada serangan mendadak mereka sudah siap untuk menyerang balik.
Dylan berjalan menuju sebuah gua yang terletak tak jauh dari tempat Ryan mengawasi.
"Apa yang dia___" Perkataan Daniel terhenti ketika Dylan mengeluarkan kekuatan miliknya dan segera menyerang mereka semua.
"Gawat! Cepat menghindar!" Ucap Ryan, lantas mereka pun menghindar dari serangan Dylan.
Asap tebal menyelimuti sekeliling mereka karena serangan tadi, perlahan asap itu menghilang dan Dylan berjalan menghampiri mereka.
"Ternyata ada tikus di sini." Kata Dylan sembari membuka tudung jubahnya.
"Sepertinya kalian datang bukan untuk memberiku hadiah. Kalau begitu aku yang akan memberikan kalian hadiah yang manis." Ucap Dylan sambil mengeluarkan bola kekuatan di telapak tangan kanannya.
"Omong kosong!" Ucap Daniel.
"Jangan terpancing emosi, ingat apa yang pemimpin katakan." Ujar Ryan, Daniel hanya menghela napasnya panjang.
"Katakan, apa yang kalian inginkan dariku?" Kata Dylan lalu berhenti sejenak.
"Atau kalian ingin menangkap ku?" Sambung Dylan. Tanpa aba-aba Dylan langsung menyerang mereka menggunakan sihirnya.
"Menghindar!" Suruh Ryan, mereka berpencar untuk menghindari serangan yang nyaris membuat mereka mati.
Sihirnya sangat kuat, apa dia adalah penyihir terakhir itu?
Benak Ryan, sepertinya Dylan tidak menyukai kehadiran Ryan dan yang lainnya. Namun ini adalah kesempatan baginya untuk menjalankan rencananya.
"Bersiaplah, kalian akan mati karena berani masuk ke dalam wilayah ku tanpa izin. Sekarang terimalah ini!"
BOMB!!!
Suara ledakan terdengar jelas, mereka semua terpental ke mana-mana.
Vania mendengar suara ledakan itu, ia langsung berjalan keluar rumah. Namun langkahnya terhenti karena Zen menghalangi jalan nya.
"Zen, menyingkir lah. Apa kau tidak dengar suara ledakan tadi?" Ucap Vania.
"Aku mendengarnya, tapi nona tidak boleh keluar dari sini. Tuan Dylan melarang nona untuk keluar dalam keadaan berbahaya seperti ini." Kata Zen, namun Vania bersikeras ingin keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]
WerewolfSkip aja kalo gak suka(ノ`Д')ノ彡┻━┻ [DILARANG KERAS UNTUK MENG-COPY/MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN!] Ini murni imajinasi author yah, jika ada kesamaan nama tokoh, latar, dan cerita, itu hanya kebetulan saja dan tidak bermaksud untuk meniru. SEMOGA MENGHIB...