"Fifi." Panggil Zen kepada Fifi yang tengah menyiram tanaman di halaman belakang. Fifi pun mengalihkan tatapannya ke arah Zen yang sekarang tepat berada di belakangnya.
"Iya, Zen. Ada apa?" Tanya Fifi sembari meletakan alat penyiram tanaman di tanah.
"Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan mu." Kata Zen.
"Jadi kau ingin aku membantu mu?" Tanya Fifi yang di balas anggukan oleh Zen.
"Kau adalah wanita yang hampir mirip dengan Vania, aku tau kau tidak menyukai nya tapi setidaknya ini adalah kesempatan mu untuk mendekati Ryan." Ujar Zen, perkataan Zen ada benarnya juga ia memutuskan untuk membantu Zen.
"Baiklah aku akan membantumu." Ucap Fifi, Zen tersenyum puas kemudian mereka pergi ke ruang bawah tanah untuk mengubah penampilan Fifi dengan mantra yang di miliki oleh nya.
Setelah sampai di sana, Zen mulai membaca mantra nya dan meneteskan darah Vania di kepala Fifi.
Ajaibnya Fifi berubah menjadi Vania, wajahnya begitu mirip dan auranya juga sama seperti Vania.
"Ini hebat! Aku tidak percaya ini." Ucap Fifi sembari berdiri di depan cermin yang terletak di ruang bawah tanah tersebut.
"Mantra ini akan bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama, mantra ini hanya bisa hilang jika kau meminum air suci yang hanya di miliki oleh Ryan." Jelas Zen yang di balas anggukan oleh Fifi.
"Lakukan apapun yang kau inginkan, tapi yang jelas jangan sampai samaran mu ini di ketahui orang." Pesan Zen, Fifi mengangguk mengerti.
"Tapi jika Ryan menanyakan keberadaan Fifi aku harus bicara apa?" Tanya Fifi.
"Jangan khawatir, dia tidak terlalu memperdulikan mu. Jika dia menanyakan keberadaan mu, bilang saja kalau Fifi sudah pergi tadi malam dan dia meminta izin kepadaku."
"Kau memang pintar, baiklah ayo kita mulai." Ujar Fifi, setelah itu mereka pun kembali ke tempat masing-masing.
"Maaf tuan, aku agak sibuk jadi___" ucapan Zen di potong oleh Ryan.
"Tidak masalah, aku tau banyak hal yang harus kau kerjakan." Potong Ryan, Zen tersenyum sekilas.
"Terimakasih atas pengertian anda." Tak lama setelah itu Fifi yang menyamar menjadi Vania pun datang menghampiri mereka jadi panggil dia Vania saja.
"Maaf yah tadi ada sedikit pekerjaan yang harus aku kerjakan jadi aku meminta pelayan untuk mengantarkan makanannya." Jelas Vania sembari duduk di samping Kai.
"Tidak apa-apa mamah." Sahut Kai sambil tersenyum, Vania membalasnya dengan senyuman sembari mengelus kepala Kai dengan lembut.
malam hari kemudian...
"Vania, apa aku boleh masuk?" Ucap Ryan berbicara di sebalik pintu kamar Vania.
"Oh, Ryan? Boleh, masuk saja." Sahut Vania, Ryan pun membuka pintu kamar Vania kemudian berjalan masuk.
"Ada apa, Ryan? Kenapa kamu belum tidur?" Tanya Vania, Ryan duduk di samping Vania.
"Belum, Kai sedang ingin tidur bersama kakeknya jadi aku merasa sedikit kesepian..." Ucap Ryan mendengar hal itu Vania tersenyum.
"Jadi apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Vania.
"Entahlah, aku tidak tau." Katanya.
Ryan mengalihkan tatapannya ke arah Vania yang tengah menatapnya.
"Aku... Ingin..."
"Ingin apa?" Potong Ryan. Tiba-tiba perkataan Zen terlintas di benaknya.
Lakukan apapun yang kau inginkan tapi yang jelas jangan sampai samaran mu ini di ketahui orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]
WerewolfSkip aja kalo gak suka(ノ`Д')ノ彡┻━┻ [DILARANG KERAS UNTUK MENG-COPY/MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN!] Ini murni imajinasi author yah, jika ada kesamaan nama tokoh, latar, dan cerita, itu hanya kebetulan saja dan tidak bermaksud untuk meniru. SEMOGA MENGHIB...