31 Ingatan Yang Kembali

41 11 13
                                    

"Vania... Apa kau akan membunuhku?" Tanya Ryan kepada Vania yang saat ini hendak menyerang nya.

"Baiklah, jika itu yang kamu mau. Aku rela meninggal di tangan orang yang aku cintai." Kata Ryan, tanpa rasa takut atau khawatir Ryan berjalan mendekati Vania. Ia melepaskan kalung yang ia kenakan, Ryan memasangkan kalung itu di leher Vania lalu memeluk gadis cantik nya itu.

Pelukan Ryan membuat Vania semakin tenang, Ryan mengalirkan kekuatan nya ke dalam tubuh Vania.

"Kurang ajar." Kata Dylan lalu ia menyerang Ryan dan membuatnya terpental ke pohon.

"Serang dia Vania! Dia lah yang membunuh ibu mu. Habisi dia selagi ada kesempatan."
Perkataan Dylan membuat kepala Vania terasa sakit seperti di kendalikan dari jarak jauh.

Vania berteriak kesakitan sebelum ia kembali menyerang Ryan.

Ryan berusaha menghindar dari serangan Vania, ia tidak ingin menyakiti orang yang dia cintai. Namun ia tak punya pilihan lain, jika terus begini Ryan semakin terpojok.

Dan akhirnya Ryan bertarung dengan Vania, laki-laki tampan itu mengeluarkan beberapa kekuatan untuk menahan serangan yang di utarakan kepadanya.

Namun karena besarnya kekuatan itu, Ryan tidak bisa melawannya. Vania bukanlah tandingannya, Vania menyerang Ryan selagi Ryan terluka.

"Bagus Vania, bunuh mereka semua." Tutur Dylan, Vania pun kembali menyerang mereka tapi ajaibnya kekuatan itu tak berpengaruh karena air suci yang menetes ke dadanya.

Ternyata Ryan mengalungkan kalung yang bandul nya berisi air suci. Vania terlihat kepanasan karena air suci itu.

"Air suci?!" Ucap Dylan ia juga takluk akan air suci itu karena pengaruhnya bisa membuat Dylan lumpuh. Air suci adalah kelemahan sosok Dylan.

Dylan bisa merasakan sakit yang Vania rasakan ketika air suci itu menetes ke dada Vania dan rasa panas terbakar mulai ia rasakan, bahkan Dylan juga mengeluarkan darah dari dalam mulut nya sama seperti Vania.

Ini adalah kesempatan bagi Ryan untuk kembali menyegel kekuatan tersembunyi itu, tapi di saat seperti ini Ryan juga merasakan rasa sakit yang sama.

Uhuk...Uhuk..

Ryan terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah dari dalam mulut nya, ia berusaha mengalirkan kekuatan nya ke seluruh tubuh nya agar ia bisa kembali pulih.

Ryan baru ingat bahwa ia membawa sebotol air suci di saku celananya, ajaibnya botol itu tidak pecah bahkan karena benturan keras tadi.

Ryan meminum tiga teguk air suci itu sehingga tubuhnya kembali pulih.

Ia mengambil kesempatan ini untuk kembali menyegel kekuatan itu, Ryan berjalan menghampiri Vania, ia melihat tanda segel di leher gadisnya itu. Ryan meletakan telapak tangan kanannya di atas segel itu dan mulai mengeluarkan kekuatan miliknya, saat hendak kembali menyegel kekuatan tersembunyi milik Vania, tiba-tiba saja Zen datang dan menyerang nya tanpa peringatan.

"Zen?!" Ucap Ryan yang terkejut melihat hal itu, Ryan menahan serangan dahsyat dari Zen.

"Ternyata kau masih mengenaliku dalam bentuk asli ku yang seperti ini." Kata Zen sambil terus menyerang Ryan.

"Ternyata kau adalah penyihir juga." Ujar Ryan sembari menahan setiap serangan dari Zen.

"Tentu saja, aku tidak akan membiarkan mu menyegel kekuatan itu. Ayo bertarung dengan ku." Setelah mengatakan itu Zen dan Ryan beradu kekuatan, Ryan berubah menjadi Serigala putih besar. Kekuatan milik Zen memang tak sebanding dengan Ryan namun taktik nya cukup jitu.

Dylan berjalan menghampiri Vania yang tengah terduduk di tanah langkah kakinya terhenti tepat di samping Vania.

"Vania... Tatap mataku." Suruh Dylan sambil berjongkok di samping Vania, ia mengangkat dagu gadis cantik itu. Perlahan Vania menatap manik mata Dylan.

𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang