13 Segel Tersembunyi

50 15 18
                                    

"Andai kamu menyadari nya juga." Sambung Ryan, ia menatap Vania sejenak sebelum akhirnya berjalan meninggalkan kamar Vania.

Keesokan harinya...

Saat ini Vania tengah duduk bersama Kai di luar kamarnya, tiba-tiba saja Kai memanggil Vania yang sedang melamun.

"Mamah..." Panggil Kai, Vania terkejut ketika mendengar adiknya memanggilnya dengan sebutan mamah. Namun Vania sama sekali tidak keberatan.

"Kenapa, sayang?" Tanya Vania lalu menggendong Kai.

Kai menunjuk ke arah Ryan yang tengah bersandar di tembok yang tak jauh dari tempatnya berdiri, Vania mengalihkan tatapannya ke arah yang di tunjuk oleh Kai.

Kai menunjuk ke arah Ryan yang tengah bersandar di tembok yang tak jauh dari tempatnya berdiri, Vania mengalihkan tatapannya ke arah yang di tunjuk oleh Kai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ryan..." Ucap Vania dengan suara pelan, dari wajah Ryan terlihat sekali ia tengah memikirkan sesuatu sambil termenung.

Awalnya Vania hendak berjalan menghampiri Ryan tetapi tiba-tiba Daniel berada di samping Ryan yang membuat Vania harus mengurungkan niatnya untuk menemui laki-laki tampan itu.

"Itu ayah..." Kata Kai dengan wajah polosnya.

"Hei jangan panggil dia ayah..." Kata Vania.

"Tapi kenapa?" Tanya Kai yang sudah agak fasih berbicara.

"Karena...dia bukan..." Vania langsung terdiam tak meneruskan perkataannya, mengingat Ryan yang sangat dekat dengan Kai sehingga Kai memanggilnya dengan sebutan ayah.

"Hei, Ryan. Aku sudah menyiapkan semuanya. Kau boleh berangkat." Ujar Daniel.

"Baiklah." Sahut Ryan, tiba-tiba Kai meminta Vania untuk menurunkan nya. Vania pun menurunkan Kai karena terus meronta.

Kai berlari dan langsung memeluk kaki Ryan yang membuat Ryan agak terkejut.

"Ayah, jangan pelgi..." Kata Kai yang masih belum fasih berbicara. Kai terus memeluk kaki kanan Ryan, Ryan tersenyum lalu ia menggendong Kai.

"Aku tidak akan pergi lama, aku hanya ingin membereskan pekerjaan ku saja." Ucap Ryan, mata adik kecil itu mulai berkaca-kaca.

"Jangan pelgi... Hiks..Hiks." Ujar Kai sambil memeluk Ryan dengan erat, Ryan malah terkejut melihat reaksi Kai yang menangis saat ingin di tinggal pergi olehnya.

"Kai, aku hanya pergi untuk mengurus berkas di kantor saja lalu aku akan segera kembali." Kata Ryan sambil mencoba untuk menenangkan Kai.

"Tidak boleh! Ayah bohong! Ayah tidak akan kembali lagi... Pokoknya ayah tidak boyeh pelgi!" Mendengar hal itu Ryan semakin bingung harus berbuat apa, Vania pun berjalan menghampiri mereka.

"Kai, tidak boleh seperti itu..." Ucap Vania.

"Tidak boyeh pelgi! Kalau ayah pelgi, Kai halus ikut!" Kata Kai yang bersih keras untuk ikut bersama dengan Ryan, Vania menghela napasnya pelan.

𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang