"Ayah, jika segel di dalam diriku terbuka apa aku akan mati?" Tanya Vania kepada ayahnya yang tengah berdiri di balkon utama kastel.
"Kenapa kamu tiba-tiba bertanya soal itu?"
"Tidak apa, ayah. Aku hanya ingin tau." Jelas Vania.
"Jika segel itu terbuka, kekuatan yang ada di dalam tubuh mu akan menghancurkan segalanya jika tidak di kendalikan. Tapi hanya Ryan yang bisa mengendalikan segel itu karena dia memiliki kekuatan warisan dari ibunya." Ucap ayah Samuel kemudian berhenti sejenak.
"Tapi, ayah. Kenapa ayah bisa tau begitu banyak tentang Ryan?"
"Karena... Ryan adalah anak dari sahabat ayah, saat ayah menitipkan mu kepada manusia Ryan masih berumur dua tahun lebih muda dari mu." Sambung ayah Samuel.
"Apa? Jadi dia lebih muda dariku?" Tanya Vania penasaran.
"Iya benar, tapi ayah berfikir jika kamu bersama Ryan kamu akan merasa lebih aman. Ayah juga mempercayai nya, kekuatan nya terhubung dengan mu Vania jika segel yang ada di dalam dirimu aktif kamu juga bisa merasakan apa yang Ryan rasakan." Ujar ayah Samuel, Vania berfikir sejenak.
"Jadi... Maksud ayah aku bisa merasakan rasa sakit yang Ryan rasakan juga?" Kata Vania yang di balas anggukan oleh ayah Samuel.
"Dia juga memiliki sebuah tanda segel ke sembilan di bahunya, yang berarti dia adalah pemilik kekuatan segel tersembunyi." Ucap ayah Samuel.
"Benarkah?"
"Tentu. Coba kamu bertanya langsung kepada nya kalau kamu belum percaya." Mendengar perkataan ayahnya itu, Vania pun memutuskan untuk bertanya kepada Ryan.
"Ryan!" Panggil Vania sembari berlari menghampiri Ryan yang tengah mengobrol dengan Daniel di luar kastil.
Lantas teriakan Vania pun berhasil menyita perhatian mereka berdua.
"Ada apa? Kenapa kau berteriak sambil berlari seperti itu?" Tanya Ryan sambil mengalihkan tubuhnya ke arah Vania.
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu kepadamu." Jawab Vania.
"Soal apa?"
"Sebaiknya aku pergi dulu, masih ada hal yang harus aku urus. Permisi." Ujar Daniel kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Um... Ryan, apa aku boleh melihat bahu mu?" Tanya Vania, lantas Ryan mengangkat sebelah alisnya.
"Apa yang kau inginkan dariku, Vania?" Tanya Ryan.
"Aku tidak menginginkan apapun, aku hanya ingin melihat bahu mu saja..." Jawab Vania dengan suara yang ragu-ragu.
Melihat raut wajah gadisnya Ryan hanya tersenyum kemudian ia membuka kancing kemeja putih nya dan melepaskan pakaiannya, Vania melihat otot tubuh Ryan yang terbentuk dengan sempurna walaupun terdapat begitu banyak bekas luka saat bertarung beberapa waktu lalu.
Vania melihat tanda segel kesembilan di bahu kanan Ryan, segel itu berbentuk seperti naga berkepala tiga. Vania menyentuh tanda segel itu, dan ia merasakan kekuatan besar dari tubuh Ryan.
Jadi ayah benar, tanda itu memang ada pada Ryan...
Benak Vania, Ryan membalikan tubuhnya menghadap Vania lantas Vania merasa sedikit terkejut.
"Jangan memandanginya terlalu lama, memang apa yang kamu lihat?" Tanya Ryan.
"Aku hanya__" Vania teringat kepada perkataan ayahnya sebelum ia pergi menemui Ryan.
Ryan tidak tau jika dia memiliki tanda segel itu, ia hanya bisa melihat tanda segel kesembilan jika kekuatan segel miliknya itu aktif. Jadi sebaiknya jangan memberitahu nya biarkan dia mengetahui nya sendiri.
Itulah perkataan ayah Samuel yang tiba-tiba terlintas di benaknya.
"Aku hanya ingin melihat otot mu saja..." Kata Vania dengan suara yang semakin pelan.
"Apa?"
"Jangan salah paham! Aku tidak menginginkan apapun dari mu. Aku juga ingin melihat bekas luka tusukan pedang Oliver di punggung mu, aku penasaran apa bekasnya sudah hilang atau belum." Ucap Vania berusaha meyakinkan Ryan dengan apa yang ia maksud.
Namun Ryan hanya menatap Vania sejenak sebelum akhirnya ia kembali memakai kemejanya.
"Terimakasih karena sudah peduli, aku tau kau punya maksud lain." Jelas Ryan.
"A-apa maksud mu Ryan?" Ryan tersenyum melihat raut wajah Vania yang seketika berubah menjadi gugup.
"Jangan tegang seperti itu Vania, aku hanya bercanda." Ucap Ryan, Vania menghela napasnya pelan.
"Kau ini benar-benar... Oh iya apa kamu melihat Kai?" Tanya Vania.
"Kai sedang belajar bersama Zen di taman, dia bersikeras untuk belajar sampai-sampai menangis."
"Benarkah?" Tanya Vania lalu tertawa karena tak menyangka Kai akan menangis hanya karena ingin belajar.
"Kau yang mendidik nya menjadi anak yang baik, kamu berhasil Vania. Kami berhasil menjadi seorang kakak sekaligus ibu untuknya." Ujar Ryan, Vania tersenyum.
"Ini semua juga berkat kamu Ryan, jika tidak ada kamu mungkin aku hanya akan mengurusnya sendirian." Kata Vania, Ryan menepuk pelan kepala Vania sambil tersenyum.
"Ayo kita lihat Kai ke taman." Ajak Ryan yang di balas anggukan oleh Vania, mereka pun pergi menuju taman untuk mengecek Kai dan Zen di sana.
"Bagus sekali, sebentar lagi segel itu akan terbuka saat Ryan terpancing emosi. Aku yang akan mengurusnya sekarang, terimakasih karena sudah membantuku." Kata seorang wanita, dari suaranya dia itu adalah seorang penyihir.
"Sama-sama nona." Jawab laki-laki itu, suaranya seperti...
Apakah akan ada orang lagi yang berkhianat kepada mereka?
•••••
Selamat membaca 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝚄𝙰𝚁𝙳𝙸𝙰𝙽 𝙰𝙽𝙶𝙴𝙻 [𝙴𝙽𝙳]
WerewolfSkip aja kalo gak suka(ノ`Д')ノ彡┻━┻ [DILARANG KERAS UNTUK MENG-COPY/MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN!] Ini murni imajinasi author yah, jika ada kesamaan nama tokoh, latar, dan cerita, itu hanya kebetulan saja dan tidak bermaksud untuk meniru. SEMOGA MENGHIB...