Seminggu berlalu setelah kejadian itu, hubungan mereka kembali seperti biasa nya. Kedua orangtua Rosé juga sudah pulang. Semuanya baik-baik saja sampai saat dimana mereka benar-benar saling sibuk. Wonwoo dengan tugas kuliahnya yang semakin banyak, sedangkan Rosé yang sibuk belajar karena akan segera menghadapi ujian.
Apalagi dia sudah kelas tiga SMA sekarang, Daddy nya juga mengatakan pada Rosé agar fokus dulu pada sekolahnya. Dia boleh bertemu Wonwoo, tapi harus membatasi waktu bertemu mulai sekarang, pun juga Wonwoo tengah sibuk-sibuknya.
Rosé bertanya-tanya mengapa Daddynya berkata untuk tak lagi terus-terusan mengunjungi Wonwoo atau mengurangi waktu bertemu mereka. Sedangkan Niko menjawab agar Rosé lebih fokus pada sekolahnya karena akan menghadapi ujian, dia juga sudah kelas tiga SMA.
Rosé berkata bahwa dia memang selalu fokus saat belajar dan ujian, jadi, bahkan jika dia menghabiskan waktunya seharian bersama Wonwoo. Sedangkan Niko tak tau lagi ingin menjawab apa karena ucapan putrinya itu. Akhirnya Niko mengatakan bahwa Wonwoo tengah sibuk dengan kuliahnya, jadi, mereka harus jarang bertemu dulu agar Wonwoo tak terganggu.
Rosé menghela nafasnya dan akhirnya menganggukkan kepalanya walaupun dengan wajah sedih.
Niko sendiri juga sudah mengatakan hal ini pada Wonwoo agar Wonwoo tidak menjumpai Rosé setiap hari mulai sekarang, Niko juga mengatakan agar Wonwoo juga fokus dengan kuliahnya dulu, karena Niko tau, kuliah jurusan kedokteran itu tak mudah dan tak jauh-jauh dari tugas yang menumpuk.
Ya, walaupun sebenarnya Wonwoo bisa mengatasi itu semua dengan mudah dan mengisihkan waktunya dengan Rosé sebagaimana yang ia lakukan seperti biasanya. Tapi mungkin, Niko mengatakan itu karena memang ingin benar-benar putrinya tak diganggu dulu karena ingin menghadapi ujian.
Ucapannya tentang karena Wonwoo banyak tugas itu hanya basa basi. Wonwoo dapat memaklumi hal itu. Dengan jahatnya pikiran Wonwoo berpikir agar Rosé menangis merengek pada Niko agar bisa bertemu dengan Wonwoo.
Karena serius, Wonwoo malah semakin tak bersemangat dengan tugas-tugasnya jika harus tak bertemu dengan Rosé atau membatasi waktu bertemu dengan Rosé. Selama ini, tugas-tugasnya selesai dengan cepat alasannya karena agar bisa menghabiskan waktu dengan kekasih lucu nya itu, sekarang tak ada lagi. Ia akan jarang bertemu dengan kekasihnya itu.
Karena Daddy Rosé sendiri yang melarangnya, mana bisa Wonwoo membantah, bisa-bisa ia di coret dari daftar menantu idaman.
Satu-satunya yang Wonwoo harapkan hanya itu, semoga saja Rosé menangis merengek pada kedua orangtuanya agar bisa bertemu dengannya menghabiskan waktu bersamanya selama seharian seperti sebelum-sebelumnya. Terkesan egois dan jahat sih, tapi Wonwoo tak peduli, karena dia memang ingin menjadi egois untuk ini.
Lagian, Rosé sendiri tak pernah merasa terbebani dengan ujian atau belajar walaupun dia sibuk menghabiskan waktu dengan Wonwoo. Malah dia juga belajar jika bersamanya, tak selamanya mereka terus berpacaran.
Wonwoo menghembuskan nafasnya kasar, ia memilih untuk memainkan game untuk menghilangkan rasa bosannya.
"Daddy... Rosie udah boleh belum ketemu sama Kak Wonu?"tanya Rosé pada Daddynya yang tengah mengantar Rosé ke sekolah. Niko terkekeh pelan mendengar ucapan putrinya itu.
"Baru aja Daddy larang, masa udah minta ketemu? belum ada sehari bahkan. Sayang, Daddy cuma pengen kamu fokus dulu sama sekolag kamu"ucap Niko menoleh sebentar pada putrinya itu setelahnya kembali menatap fokus ke depan.
"Tapi Rosie udah kangen sama Kak Wonuuu"ucap Rosé merengek.
"Loh, kamu gak boleh gitu dong sayang. Nanti kalau Wonwoo bosan sama kamu karna kamu pengen ketemu terus, gimana? Dia juga sibuk, sayang. Gak selamanya yang di pikirannya itu kamu terus, dia juga punya kesibukan"