"Oh iya, sama di bentak-bentak juga. Ditarik paksa. Lo kira dia apa anjing?! Selama ini gue diemin ya bangsat!"ucap Ian tersulut emosi juga melihat raut wajah Rosé yang ketakutan berada di samping Wonwoo.
"Lo gak tau apa-apa tentang hubungan gue ya bangsat. Lo tuh yang datang-datang ngerusak hubungan orang lain. Murahan banget sih lo anjing"
"Ya gapapalah, kan belum nikah juga. Lo mau bilang murahan atau apa terserah, yang penting gue bakal jagain dia, sayangin dia, gak ngebentak dia, gak bakal kasar sama dia."ucap Ian. Ian menarik Rosé dari samping Ian.
Yang tentu saja ditahan oleh Wonwoo."Lepasin, anjing. Dia ketakutan dekat sama lo"ucap Ian, membuat Wonwoo tak sadar melepaskan tangannya. Ia lebih takut dengan keadaan Rosé yang semakin ketakutan padanya. Dia juga baru menyadari hal ini, dia melihat wajah Rosé yang menangis sesenggukan dan kelihatan ketakutan.
"Kalo misalnya lo gak macam-macam sama dia sampe dia bilang lo pacar keduanya, ini semua gak bakal terjadi!"ucap Wonwoo.
"Kalo misalnya dia gak nelfon gue sambil nangis, gue juga gak bakal rebut dia dari lo sampe gue mau jadi yang kedua. Gapapa deh dia datang pas lo sakitin, tapi kalo lo sering nyakitin dia, siap-siap aja lo out dari daftar pacarnya"
"Lo kira dia cewe apa anjing?!"ucap Wonwoo emosi mendengar ucapan Ian.
"Dia cewe baik, hatinya lembut. Kalo disakitin sama lo terus, mending sama gue aja"
"Tadi itu cuma salah paham! Temen gue lagi sakit dan-"
"Dan lo ninggalin dia sendirian, sambil gendong-gendong manja cewe lain, iya? Lo lupa ya udah punya pacar? Yaudah, itu resiko, sekarang dia juga udah pacar gue."
Wonwoo semakin emosi, ia ingin sekali menerjang Ian dengan pukulan sekarang, tapi Rosé berada di dekat Ian. Wonwoo juga tak ingin membuat Rosé semakin ketakutan.
"Lo jangan gila. Mana ada cewe pacarnya dua. Lagian gue juga gak bakal ngijinin. Enak aja lo bilang dia punya dua pacar, dia cewe baik-baik ya anjing, jangan karna dia polos lo manfaatin seenaknya"
"Gue emang manfaatin dia, tapi tenang aja. Lo buang aja pikiran kotor lo itu, gue gak bakal manfaatin dia buat ngelakuin hal yang enggak-enggak."
"APAPUN ITU! DIA PUNYA GUE! GUE DULUAN YANG DAPETIN DIA! LO JANGAN SEMBARANGAN NGAMBIL DIA SEENAKNYA!! JAUH-JAUH LO DARI PACARR GUE ANJING!"ucap Wonwoo berteriak, ia langsung mengambil Rosé ke sampingnya.
Wonwoo langsung membawa Rosé keluar dari studio Ian, membawa Rosé masuk ke dalam mobilnya. Ian ingin mengejar tapi ia sudah babak belur. Dan tak bisa lagi karena Wonwoo berjalan sangat cepat.
Di dalam mobil, Wonwoo langsung melajukan mobilnya. Wonwoo tak tau lagi harus melakukan apa mengontrol emosinya. Ia tak tau lagi harus apa dengan perasaannya yang sangat kacau. Semuanya campur aduk, marah, merasa bersalah.
Melihat wajah Rosé pun ia tak sanggup. Wonwoo benar-benar buntu sekarang.
Wonwoo membawa Rosé ke Apartment nya. Dia tak tau harus mengatakan apa pada orang tua Rosé jika bertanya mengapa Rosé menangis.Mereka berada di sofa, Rosé masih menangis walaupun tangisannya tak sekuat tadi. Wonwoo terdiam cukup lama.
"Sayang, Kakak minta maaf"ucap Wonwoo. Wonwoo menarik Rosé ke dalam pelukannya. Ingin menolak, tapi Rosé tetap takut. Jadi dia hanya diam, tanpa membalas pelukan Wonwoo.
"Kakak minta maaf... Kamu masih takut?"ucap Wonwoo, Rosé menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Yaudah, kamu mau pulang?"tanya Wonwoo, Rosé menggelengkan kepalanya, membuat Wonwoo sedikit bingung, tapi Wonwoo merasa sedikit senang, artinya Rosé masih ingin bersamanya walaupun dia ketakutan.