Wonwoo sampai di buat tak fokus pada pekerjaannya, karena sifat Rosé yang sangat tak suka dekat dengannya. Dia sampai meminta Dekey, teman kerjanya untuk menggantikan dirinya mengurus memeriksa pasien. Walaupun Dekey sangat kesal karena Wonwoo mengganggu jam istirahat nya, Dekey tetap melakukannya, karena Wonwoo berjanji akan membelikan makan setelah itu.
Wonwoo mencoba untuk menghubungi Rosé, tapi Rosé tak menjawabnya. Wonwoo mulai resah, ia mengirimi banyak pesan tapi tak ada balasan satu pun. Wonwoo hampir ingin memutuskan untuk datang menemui Rosé, tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Wonwoo langsung menjawab panggilan itu.
"Halo? Istri gue dimana? Di hubungin gak di angkat-angkat. Dia baik-baik aja kan?"ucap Wonwoo cepat, Ian adalah orang yang menghubungi Wonwoo barusan.
"Ini, dia lagi tidur. Lo ganggu dia tidur aja. Nelfon-nelfon terus"ucap Ian, membuat Wonwoo mendengus sebal.
"Udah makan belum? Jangan sampai bikin istri sama anak gue kelaparan. Kalo dia gak mau makan, paksa aja. Harus di paksa dia kalo males makan"ucap Wonwoo.
"Iya-iya, abis bangun nanti kita makan. Soalnya tadi baru makan kue yang tadi di beliin"
"Hm, jangan kasih makanan yang gak sehat. Jangan kasih makan eskrim! Kalo satu boleh, kalo nambah lagi, jangan kasih"
"Iya-iya..."ucap Ian mulai malas.
"Tuhkan, kebangun anaknya"lanjut Ian
"Langsung kasih makan"
"Astaga, iya bapak Jeon Wonwoo yang terhormat. Udah ah, gue mau manja-manja an dulu sama Rosie, bye"
"IAN ANJ-"sambungan telefon langsung terputus saat Wonwoo akan mengucapkan kata-kata mutiaranya. Wonwoo mendengus kesal, ia mengacak-acak rambutnya.
"WOI! WONWOO! MANA MAKANANNYA, ANJIR! GUE UDAH LAPAR!"teriak Dikey, membuat Wonwoo semakin kesal.
Mungkin hari ini hari yang paling kacau bagi Wonwoo. Ia sangat frustasi.
******
"Sayanggg... Masih gak mau duduk di depan? Kak Wonu udah gantu parfum, astaga..."ucap Wonwoo dengan nada memelas.
Rosé masih tetap pada pendiriannya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tangannya yang dilipat diatas dadanya.
"Yaudah, Kakak buka baju sekarang. Biar kamu gak muntah. Sini ke depan"ucap Wonwoo.
"Ih... Kak Wonu! Gak mau! Kak Wonu ngeselin bangett sihh... Rosie gak suka! Mau sama Mommy!!!"Rosé mulai merengek, membuat Wonwoo panik.
Rosé benar-benar membencinya sekarang, sampai ia ingin pulang ke rumahnya. Dan hal itu tak boleh terjadi, Wonwoo tak bisa. Jika Rosé hanya menjauhinya seperti ini masih bisa di tahan, tapi jika sampai pisah ranjang, Wonwoo benar-benar tak tahan.
Dia tak akan bisa tidur jika tak memeluk istrinya itu.
"Sayang, iya-iya deh... Gak buka baju. Kamu disitu aja, tapi jangan sama Mommy ya? Hm?"ucap Wonwoo dengan lembut.
"Enggak! Mau sama Mommy... Mau tidur sama Mommy"ucap Rosé merengek. Wonwoo memaki dirinya sendiri yang tadi nekat menyuruh Rosé untuk duduk di depan.
"Sayang... Pleasee... Jangan, kalo kamu tidur sama Mommy, Kak Wonu tidur sama siapa? Please, jangan gini... Kak Wonu gak bisa tidur kalo gak sama kamu sayang"ucap Wonwoo.
Rosé kekeuh menggelengkan kepalanya, ia merengek.
"Mau sama Mommy... Mau sama Mommy!!"ucap Rosé mulai terisak, Wonwoo semakin menyesal karena memaksa Rosé tadi. Melihat Rosé yang sudah menangis adalah kelemahan Wonwoo, dengan berat hati ia menuruti permintaan istrinya itu.