"Kak Wonu udah maafin Rosie, kan?"ucap Rosé untuk kesekian kalinya sejak di perjalanan pulang sampai mereka sudah berada di atas kasur, ingin tidur.
"Udah sayangku... Kan Kak Wonu udah bilang dari tadi Kak Wonu udah maafin kamu"ucap Wonwoo.
"Tapi Rosie udah jahat banget sama Kak Wonu, sampe ngusir-ngusir gitu. Terus terus, gak mau deket-deket sama Kak Wonu. Rosie juga gak ngerti kenapa Rosie ngerasain gitu"ucap Rosé menjelaskan pada Wonwoo.
Wonwoo tersenyum, ia mengusap wajah istrinya itu.
"Kakak ngerti, sayang. Itu hormon kehamilan kamu, makanya Kakak gak marah sama kamu"ucap Wonwoo.
Rosé memajukan bibirnya ke depan. Ia mengeratkan pelukannya.
"Sayang Kak Wonu banyak-banyak"ucapnya, membuat Wonwoo tersenyum gemas.
*****
Memasuki bulan ke sembilan. Perut Rosé semakin membesar, akibatnya ia sedikit kesulitan berjalan. Wonwoo semakin posesif, bahkan dia sudah mengambil cuti dari kehamilan Rosé delapan bulan.
Keposesifan Wonwoo membuat Rosé kemana-mana harus dengan Wonwoo, bahkan ke kamar mandi sekalipun, Wonwoo mengikuti Rosé.
"Kak Wonu... Rosie jadi jelek, ya? Rosie gemuk..."ucap Rosé yang tiba-tiba merasa insecure pada dirinya sendiri. Wonwoo yang sedang memakai bajunya langsung menoleh, dan duduk di sebelah Rosé.
Memang Rosé tentu saja semakin berisi. Tapi hal itu tak membuat Rosé menjadi jelek, Rosé malah terlihat sangat menggemaskan, sampai-sampai Wonwoo terkadang tiba-tiba menggigit pipi Rosé.
"Sayang, kok gitu sih ngomongnya? Siapa yang bilang kamu jelek? Gak, gak. Kamu gak jelek, kamu cantik, gemesin"ucap Wonwoo. Rosé menatap Wonwoo dengan tatapan sedihnya, membuat Wonwoo tak tau harus bereaksi sedih, atau gemas, karena sekarang Rosé benar-benar menggemaskan.
"Rosie... Gak seksi ya?"ucap Rosé membuat Wonwoo menahan senyumnya.
"Kenapa ngomong gitu?"
"Kata Joy, perempuan yang disukain cowo itu harus seksi"ucap Rosé pelan, masih bisa di dengar oleh Wonwoo, Wonwoo terkekeh kecil.
"Kamu seksi sayangku... Tapi Kak Wonu gak suka kalo cowo lain tau kamu seksi, kamu kan cuma punya Kakak"ucap Wonwoo
"Rosie gak bilang Rosie punya orang lain"ucap Rosé.
"Tapi tadi kamu bilang, perempuan yang disukain cowo itu harus seksi. Berarti kamu pengen banget seksi biar cowo lain suka sama kamu, hm?"ucap Wonwoo, Rosé menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.
"Bukan, bukan itu maksudnya..."ucap Rosé panik, Wonwoo tertawa pelan.
"Iya, Kak Wonu ngerti. Cuma Kak Wonu gak mau kamu ngerasa gak percaya diri karena badan kamu gemuk, ingat, ini karena ada baby di perut kamu. Kamu itu wanita hebat, Kak Wonu bangga sama kamu, kamu cantim luar dalam, sayang"ucap Wonwoo tulus, membuat perasaan Rosé menghangat.
"Makasih ya Kak Wonu... Rosie sayang Kak Wonu"
"Banyak-banyak nya mana?"ucap Wonwoo, Rosé terkekeh.
"Rosie sayang Kak Wonu banyak-banyak!"ucap Rosé, mereka berdua tertawa.
*****
"Kak Wonu... Sakit... Kenapa harus ada kontraksi palsu gini?? Kapan baby lahir?"ucap Rosé dengan isakan tangisnya. Dia sudah cukup lelah, karena kontraksi palsu sangat menguras tenaga.
Wonwoo benar-benar tak tahan melihat wajah kesakitan serta kelelahan istrinya itu, ia bersumpah, jika rasa sakit itu bisa di pindahkan, Wonwoo ingin sekali memindahkan rasa sakit itu pada dirinya.