"Yaudah, angkat aja. Siapa tau dia mau ngejelasin, atau lagi nyariin kamu"ucap Ian.
"Tapi, tapi. Rosie masih sakit hati"ucap Rosé membuat Ian gemas melihatnya. Ian mengusap kepala Rosé lembut.
"Yaudah, kalo masih sakit hati, gak usah di angkat dulu"ucap Ian. Dengan berat hati, Rosé mengabaikan ponselnya yang sedang berdering itu.
"Rosie mau pulang aja"ucap Rosé tiba-tiba, sebenarnya Ian ingin sekali menahan Rosé disini sebentar lagi, tapi Rosé sudah meminta untuk pulang, jadi Ian iyakan saja permintaan Rosé itu.
"Yaudah, nanti kalo di rumah jangan nangis lagi"ucap Ian, Rosé mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Lucu banget sih"ucap Ian mengusap kepala Rosé.
"Kak Ian jadi kaya Kak Wonu"ucap Rosé dengan polosnya membuat Ian hampir tertawa terbahak.
"Kalo kaya Wonwoo, berarti Kak Ian pacar Rosie juga, dong?"ucap Ian menggoda Rosé, tapi Rosé kelihatannya malah membawanya serius dan sekarang tengah berfikir.
"Nanti kalo Kak Ian jadi pacar Rosie, Rosie jadi punya dua pacar, dong?"ucap Rosé membuat Ian seketika terdiam sebentar. Begitu polosnya perempuan dihadapannya ini, jika Ian bukan orang baik-baik, mungkin sekarang Rosé sudah tak selamat lagi.
Tapi Ian tak mau sama sekali seperti itu, Ian juga masih waras dan punya peri kemanusiaan.
"Iya, Rosie punya dua pacar. Enak kan? Kalo lagi bosen sama Wonwoo, datang aja ke Kak Ian."ucap Ian, sedikit memanipulasi tak apalah, ucap Ian dalam hati, yang penting Ian tak menyakiti Rosé, ia memang murni ingin selalu melindungi Rosé dan menyayanginya.
"Ih, enggak deh! Nanti Kak Wonu marah, terus terus, nanti Rosie di bilang selingkuh!"
"Enggak, sayang. Kan kamu punya dua pacar, bukan selingkuh"ucap Ian, Rosé berfikir lagi lebih keras, tapi kepalanya malah pusing memikirkan itu, Rosé menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ihh, Rosie jadi pusing!"
"Ngapain pusing-pusing, tinggal iyain doang kok. Abis itu langsung punya dua pacar"ucap Ian
"Yaudah, yaudah! Ian pacar Rosie juga!"ucap Rosé enteng, sedangkan Ian, sekarang jantungnya sudah jedag jedug saat Rosé mengatakan hal itu dengan mudahnya, seperti membalikan telapak tangan.
"Janji, ya?"ucap Ian meyakinkan Rosé.
"Tapi tapi, Kak Wonu gak suka sama Kak Ian. Nanti Kak Wonu marah kalo Kak Ian pacar Rosie juga"ucap Rosé.
"Ya Kak Ian juga gak suka sama Wonwoo, Kak Ian juga sebenarnya marah liat kamu sama Wonwoo. Tapi Kak Ian sebagai pacar yang baik, Kak Ian sabar. Yang penting Rosie pacar Kak Ian juga"ucap Ian, ia tau ucapannya sekarang ini sudah sangat melantur dan tak masuk di akal, tapi biarlah, yang penting ia menjadi pacar kedua Rosé.
Murahan memang, tapi se ingin itu dia pacaran dengan Rosé, seumur hidupnya, Ian lah yang lebih sering menolak perempuan, tapi kali ini, sampai dijadikan pacar kedua pun ia mau. Dasar gila.
Ian punya prinsip hidup, selama perempuan yang ia inginkan itu belum menikah, ia bisa mendapatkan nya juga. Ia tak kenal dengan perusak hubungan orang dan tak peduli sama sekali. Intinya, selama belum menikah, kenapa tidak? Pikir Ian.
"Lagian, si Wonwoo itu juga udah bikin kamu sakit hati, kalo Kak Ian ngeliat dia langsung, udah Kak Ian pukul"ucap Ian. Rosé langsung panik.
"Ih, Kak Ian gak boleh kasar!! Gak boleh pukul Kak Wonu juga, Kak Wonu pacar Rosie, tau!"
"Aku juga pacar kamu!"ucap Ian tak mau kalah.
"Iya, tapi jangan berantam sama Kak Wonu, jangan pukul Kak Wonu!"ucap Rosé, membuat Ian sedikit salting, karena Rosé baru saja mengiyakan ucapannya.