49. Distrubber 2

2.5K 219 39
                                    

Jangan lupa komen n vote ygy

Enjooy !


Malam ini jisoo duduk sendiri di samping tempat tidur miliknya, menatap ke arah jendela dengan tirai yang terbuka. Matanya sedari tadi sudah merah, hatinya menahan sesak. Akhirnya isakan terdengar dari bibirnya, ia tak kuasa menahan sedih.

"Jennie pasti kecewa banget, memang berengsek lo jisoo!"

Dia memaki dirinya sendiri, memukul keras bantal yang ada disampingnya.

"Hikss.. maafin aku jen"

Ia kembali tertunduk, tubuhnya luruh kelantai menyandarkan punggungnya ditempat tidur. Tubuhnya meringkuk dengan kepala yang disembunyikan diantara kedua kakinya.

Malam ini terasa dingin, hampa dan sepi. Jisoo membutuhkan jennie.. ia ingin jennie disampingnya.

'Drrrttt

Ponselnya terus bergetar menandakan seseorang meneleponnya diseberang sana.

"Ne.."

Suara parau jisoo menyapa seseorang.

'Bagaimana? Apa kau puas?' Kekeh seorang diseberang sana

"Nugu??" Jisoo kembali mengecek layar ponselnya, memastikan siapa yang menghubungi dirinya.

'Baru juga kemarin kita bercinta, masa lupa'

"Nuna.. kenapa kau jadi seperti ini huh?? Apa maumu?" Tubuh jisoo menjadi tegak dengan sedikit emosi

'Aku hanya mau kamu jisoo, kenapa kau tidak pernah mengerti. Aishhh'

Ya.. orang itu adalan soojoo, ia ingin memastikan bagaimana keadaan jisoo saat ini dan menggapai keinginannya untuk bersama jisoo.

"APA KAU BUTA?? AKU SUDAH PUNYA JENNIE DAN ANAK YANG DIKANDUNGNYA"

Jisoo habis kesabarannya, dia menggertak soojoo lewat telepon.

'Ck.. ck.. ck.. apa mereka masih akan menerima mu setelah kejadian ini? Setelah apa yang terjadi dengan kita? Kau juga menikmatinya jisoo!' Soojoo menekankan ucapannya diakhir kalimat.

Jisoo terlihat diam.. ia kembali terbayang bagaimana jennie membencinya saat ini, sebab ia menghianatinya.

Membayangkan jika jennie akan membuangnya, dan tidak akan mengijinkan dirinya untuk bertemu sang buah hati nanti.

"Ani.. kau yang menjebakku, aku tidak pernah menikmatinya. Sia-sia aku selama ini menghormatimu sebagai sunbae ku, padahal aku sudah menganggapmu sebagai nuna-ku. Tapi apa yang kau perbuat padaku huh?"

Air matanya turun tak terasa.

"Kau menginginkan ku hancur bukan? See sekarang kau sudah melihatku hancur sehancur-hancurnya nuna, gomawo"

Jisoo menutup sambungan teleponnya dan membanting ponsel miliknya ke sembarang arah.

Ia kembali menangis, seharusnya malam ini ia nikmati dengan orang terkasihnya.

"Mianhae jennie-ya.."

____

Pagi ini di rumah keluarga jiyong sedang berkumpul, jisoo dan kedua orangtuanya pun ada di sana. Jennie ? Dia duduk di antara kedua orangtuanya. Saat ini mereka sedang membicarakan apa yang sedang terjadi dengan jisoo, jiyong nampak tak suka akan kehadiran jisoo saat ini sebenarnya.

"Saya serahkan saja pada jennie, saya sudah muak sebenarnya melihat berita-berita itu" jiyong menyandarkan tubuhnya kasar pada sandaran sofa.

"Aku akui jisoo memang salah, tapi apakah lebih baik kita dengarkan dulu penjelasan jisoo?" Ucap seunghyun menatap semua orang dan menunggu jawaban mereka.

Mau tak mau jennie mengangguk menyetujui, ia sangat menghormati kedua orang tua jisoo saat ini.

Jisoo mulai menjelaskan semua yang terjadi pada hari itu tanpa terlewat satu adegan pun. Wajah jennie terlihat merah dengan matanya yang berkaca-kaca dan juga menunjukan raut wajah kekecewaan.

"Maafkan aku eomma.. appa.. dan juga kamu jen" lirih jisoo, ia menatap semua orang yang ada diruangan sana.

Jennie menyandarkan tubuhnya pada sang eomma, chaerin dengan lembut menenangkan putrinya. Mengusap-usap perut besar jennie bermaksud menguatkan sang bayi di dalam sana.

"Saat ini agensiku sedang menyelesaikan masalah ini, aku mohon padamu sayang untuk per-ca..."

"C-cukup" jennie menghentikan ucapan jisoo, membuat jisoo menatap jennie dengan sayu.

"Kita akhiri saja hubungan ini" jennie berucap sembari terisak lalu meninggalkan semua orang yang ada di sana.

Jisoo melebarkan matanya mengikuti kemana jennie pergi, kedua orang tua jisoo pun menghela nafas berat mereka tak bisa menentang keputusan jennie.

"Maafkan aku hyung.. tapi ini kepitusan jennie" jiyong berucap, sedangkan seunghyun hanya mengengguk lesu menepuk pundak putranya.

"Appa.. aku mohon percaya padaku appa" jisoo segera beranjak berlutut dihadapan jiyong.

"Berikan aku kesempatan untuk membuktikan semuanya appa, semua yang terjadi diluar kendaliku appa... aku mohon" jisoo terisak diantara kedua kaki jiyong.

Setelah nya ia menatap chaerin yang sedari tadi hanya diam.

"Eomma... maafkan aku" jisoo hanya bisa menangis dan meminta maaf pada chaerin, sebab ia tahu chaerin juga pasti merasa terhianati.

Chaerin ikut menangis, ia tak bisa berbuat apa-apa saat ini.

"Kita pasti menjaga anakmu ji, tenang saja" hanya itu yang bisa diucapkan jiyong saat ini dan beranjak pergi dari sana.

"Ayok sayang, pulang" dara menghampiri jisoo yang masih tertunduk lesu dihadapan chaerin, menepuk pundak putranya.

"Eomma.. jisoo sayang banget sama jennie eomma, jisoo mohon" sekali lagi jisoo memohon pada chaerin.

"Ji.. maafkan eomma"

____

Di dalam kamar jennie ia kembali menangis, ada rasa kesal dan sesal setelah memutuskan hubungannya dengan jisoo. Jennie menunduk menatap perut besarnya mengusap sang bayi yang ada di dalam sana.

"Mommy akan selalu sayang sama kamu nak" ucapnya sembari terisak.

"Maafkan mommy sayang"

Ia terlalu lelah dengan semua ini, ia ternyata tidak sekuat itu untuk bertahan dengan jisoo. Kepercayaan yang ia berikan untuk jisoo ternyata tidak cukup, rupanya ia juga harus kuat saat badai datang pada hubungan mereka.

Chaerin menatap jennie dari ambang pintu kamarnya, ia ikut merasa sedih dengan kejadian yang menimpa anaknya. Sebisa mungkin chaerin akan menjaga supaya jennie tidak terlalu memikirkan masalah ini sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada buah hati jennie.

____

Selama diperjalanan jisoo hanya diam menatap kosong ke arah luar jendela mobil. Dara yang memperhatikan putranya itu terlihat hawatir, wajah putranya terlihat pucat dan tak terurus.

"Kamu belum makan dari kapan ji?" Tanya sang eomma.

"Sudah eomma.." bohong jisoo, padahal sedari malam ia belum memakan apapun.

"Appa percaya padamu ji, mungkin jennie hanya belum siap dan tidak sekuat itu" seunghyun menatap jisoo lewat spion depan.

"Ia merasa terhianati, apalagi ini dengan bukti jelas bahkan ia melihat videonya. Untuk saat ini lebih baik kamu selesaikan dulu masalahmu, jika sudah siap dan semua sudah tenang temui lagi jennie, laki-laki harus bertanggung jawab apalagi di dalam perut jennie ada anakmu" ucap seunghyun.

Jisoo mengangguk matanya kembali memerah, ia sudah merindukan jennie dan anaknya saat ini. Ia juga tidak sekuat yang semua orang bayangkan, ia hancur.. sakit saat mendengar ucapan jennie tadi.

Jisoo tidak bisa membayangkan bagaimana ia hidup tanpa jennie, ia sudah membayangkan bagaimana hari-harinya dengan jennie nanti dan anaknya semua sudah tersusun rapih dikepalanya, namun dihancurkan begitu saja oleh orang yang sangat dekat dengan dirinya.

Untuk kali ini jisoo mungkin akan berhenti dari kegiatannya dan membereskan semuanya. kemudian ia akan meyakinkan jennie dan kembali pada jennie.

🔜 tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dating with Kim JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang