23

1K 54 1
                                    

Happy reading, Little ♡

"Siapa yang ngelakuin ini ke kalian?." Sidak Darren membuat si kembar menautkan jari mereka karena tidak menemukan cara menjelaskan terbaik.

Tribun lapangan bola SMA Edense menjadi pilihan mereka berenam, tentu saja dengan ide si Kembar. Meskipun Langit atau Gavin bisa saja membawanya tapi mengingat akan ada banyak yang harus dijelaskan ketika sampai Mansion jadi mereka memilih kembali ke Sekolah.

"Lebih baik kalian jujur. Kalo gue yang cari tau sendiri, nggak tau tu orang masih hidup apa nggak besok." Meskipun dengan nada santai tapi si Kembar yakin yang dikatakan Gavin tidak main main.

"Geng nya Eseline." Jawab Athea ia juga mengamati ke empat pria yang berdiri di hadapan ia dan kakak kembarnya.

"Lu ketemu mereka dimana dah?." Tanya Kael sambil mengacak rambutnya.

Tidak membayangkan si Kembar akan bertemu dengan Geng terkenal di Davichi karena berisi anak nakal dan suka merundung tapi karena kebanyakan dari mereka anak keluarga terpandang tidak ada guru yang berani mengusik mereka.

"Nggak sempet liat nama jalan, El." Sungut Athena.

"Gimana caranya biar Dad sama Para Titan nggak ngerti kalo kita abis gelud?" Athea berharap salah satu dari mereka berempat menemukan ide yang bagus tentang itu.

"Bawa almamater?" Tanya Kael yang diangguki si Kembar.

"Pake ae, buat nutupin lengan kalian." Lanjut Kael, Si Kembar mengangguk tak lupa memberikan tanda jempol untuk sahabat terbaik mereka.

"Helm nya kagak usah di lepas waktu masuk Mansion." Usul Darren, lagi lagi si Kembar mengangguk.

"Nona?." Sapa Kepala Pelayan agak terkejut saat si Kembar masuk dengan helm fullface mereka. Padahal biasanya si Kembar sudah melepas juga menaruh helm fullface mereka di tempat yang tersedia.

"Kita lagi cosplay anak geng motor." Ujar Athena lancar.

"Siap Nona." Paham Bibi.

"Oh iya, Bi. Nanti gak perlu siapin makan malem kita, kita udah makan tadi." Pinta Athea sopan.

"Tapi kalau Tuan Besar bertanya, saya harus bilang apa ya Non?" Bibi tersebut bertanya dengan suara rendah.

"Bilangin kita masih kenyang, terus emm kita lagi fokus ngerjain banyak tugas." Kata Athea segera Bibi tersebut tersenyum merasa kekhawatiran nya pergi begitu saja.

"Nenek sihir kemana, Bi?" Tanya Athena penasaran. Niatnya ia akan mengambil beberapa susu kotak sebelum akhirnya ke Kamar.

"Nyonya dan Tuan sedang menghadiri pernikahan cucu teman mereka." Jawab Bibi Ranti, ia membantu Athena mengumpulkan beberapa makanan ringan juga.

"Aku bawain." Langit mengambil alih susu kotak di tangan Athena, menaruhnya di nampan sebelum akhirnya menaiki tangga. 

"Duluan ya, Bi" Pamit Athena sebelum mengejar Langit.

"Gila, HP gue jadi sepi gak ada yang spam telpon." Athena telah merebahkan dirinya di atas karpet. Beberapa kali ia sempatkan mengambil foto meskipun akhirnya hanya akan ia hapus.

"Sama elah. " Athea juga ikut merebahkan diri. Sebenarnya si Kembar memprediksi Bunda mereka tidak menyerah begitu saja dan menelpon dari nomor lain. Tapi ternyata salah.

"Ngantuk." Gumam Athena.

"Tidur." Jawab Athea ia masih asik memainkan salah satu game online di hp nya.

"Lah beneran tidur nih anak." Athea sedikit terkejut saat mengecek keadaan kakak kembarnya. Kemudian ia memilih untuk mengganti seragam lusuh miliknya. Memang sedari tadi pulang tak ada satupun dari mereka yang memiliki semangat ganti baju meski baju mereka sudah kotor penuh debu juga sedikit bekas darah dari luka mereka sendiri.

Athe(n)aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang