"Athea, lu masak sesuatu?" Tanya Athena yang masih menutup matanya meskipun ia tengah duduk. Ia dibangunkan oleh bau harum sepertinya rempah rempah yang baru saja dimasak.
"Gue belum beranjak seinci pun dari tempat tidur, Thena" Athea yang masih tidur pun akhirnya memutuskan untuk bangun.
"Terus siapa?" Tanya Athena langsung berlari ke luar kamar meskipun ia masih memakai piyama lengkap dengan rambut singa nya.
"Abang,Kakak kenapa ada disini?" Tanya Athena saat melihat Jake dan juga Lune sedang duduk di ruang tamu memainkan ponsel masing masing.
"Hari ini kan sidang, apa kamu lupa?" Lune menepuk kursi kosong di sampingnya meminta Athena untuk duduk.
"Kak Zay sama Om mau masak apa?" Athea duduk di bangku dapur memperhatikan dua orang sibuk dengan pisau dan juga sebuah sendok sayur. Benar benar berbeda dengan tampang mereka biasanya.
"Mandi Athea, sidang nya satu jam lagi. Apa kamu akan memakai piyama seperti itu?" Zayden mulai menata masakan yang ia buat dengan Zachary.
"Makan dulu nggak boleh?" Tanya Athea dengan lihai mengambil sendok dan garpu.
"Mandi dulu, ntar baru makan" Zachary mengambil perlahan alat makan di tangan Athea. Sedangkan Athea hanya bisa mengalah.
"Yaudah deh, mandi nie mandi" Athea kembali ke kamarnya tanpa tenaga.
"Dek, mandi dulu sana. Jan tidur lagi" Kata Jake sambil memainkan pipi Athena yang sedikit chubby.
"5 menit Kak" Bukannya bangun, Athena tambah memindahkan kepalanya ke bahu Lune.
"Mandi, Thena" Kali ini Lune menekan hidung Athena hingga ia sedikit kesusahan napas. Dan berakhir berdiri untuk mandi. Jangan lupakan hentakan kaki yang ia buat buat sebagai tanda kesal.
"Awas aja Bang, tunggu pembalasan Thena" Athena menatap tajam Lune sedangkan yang di tatap hanya tersenyum tidak terpengaruh.
"Baiklah, dengan ini kalian resmi bercerai." Hakim mengetuk tiga kali sebagai penutup hasil sidang.
"Selanjutnya, untuk hak asuh. Bagaimana jika bertanya langsung dengan Kedua putri kalian" Kata Hakim sambil melihat monitor besar tak jauh darinya. Di sana ada gambar Si Kembar di temani seorang wanita berjas putih. Kemungkinan besar adalah Dokter Psikologi.
"Mungkin kalian sudah paham tentang hak asuh. Apa kalian telah menetapkan keputusan?" Tanya Dokter tersebut, Si Kembar mengangguk kompak sebagai jawaban.
"Jadi, dengan siapa kalian ingin tinggal?" Tanya Dokter itu lagi. Seketika ruang sidang hening menanti jawaban si Kembar. Tak lupa para reporter juga memantau kembali kameranya agar tidak terjadi kesalahan apapun.
"Kami ingin tinggal dengan Keluarga Wajendra" Jawab Athea membuat Dokter itu bertanya tanya. Sedangkan ruang sidang agak ricuh. Hingga hakim terpaksa mengetuk palu kayu nya beberapa kali agar audien terdiam.
"Tidakkah kalian ingin tinggal dengan salah satu Ayah atau Ibu?" Dokter itu bertanya sehalus mungkin.
"Tidak" Athea dan Athena menjawab seadanya.
"Apa boleh Dokter tau alasannya?"
"Itu alasan pribadi" Kata Athena.
"Dokter, apa masih lama?" Lanjut Athena, ia ingin segera pergi dari kamera yang sedari tadi di depannya juga Athea. Itu tidak nyaman. Bahkan ia bisa membayangkan reaksi orang orang yang hadir di persidangan termasuk para reporter.
"Tidak, kalian sudah boleh pergi" Ucap Dokter tersebut seolah mengerti ketidaknyamanan si Kembar.
"Setelah ini, kami tidak akan dipaksa untuk berada di rumah Ayah atau Bunda kan, Dokter?" Athea hanya ingin memastikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Athe(n)a
Novela JuvenilSampai kapan pun, kuharap kita tetap sehat dan saling melindungi.