22

1.1K 59 0
                                    


"Pamit , kita pulang sekarang." Ujar Lune tak menerima penolakan.

"Nggak mau, ada nenek sihir." Jujur Athena ia menyempatkan diri untuk mengusap air mata nya yang keluar karena kepedesan. Sepertinya minuman dingin tidak terlalu membantu.

"Itu Oma, bukan nenek sihir." Ralat Zayden, meskipun keduanya bersikap tidak sopan tapi Nenek tetaplah Nenek pikir Zayden.

"Kakak aja sama Abang. Ntar kita pulang abis makan malem. Kalo nggak besok sekalian." Usul Athea.

"Bolehkan Bang?" Tambah Athea menatap Darren untuk meminta persetujuan. Darren mengangguk tanda tidak masalah.

Memang beberapa kali kedua sepupunya menginap bahkan keluarga Darren sampai menyiapkan kamar khusus untuk keduanya. Kamar itu juga sangat terawat meski tidak dipakai karena Darren meminta secara pribadi agar setiap harinya kamar tersebut dibersihkan dan di rapikan oleh pekerja yang bertugas.

"Nenek sihir siapa dah?" Tanya Kael berbisik pada Darren di sampingnya.

"Bunda sama Ayah dari istrinya om Zacy. " Jawab Darren singkat. Kael mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti.

"Gak ada, kalian belum ijin sama Daddy juga kan? Kalaupun minta ijin, Kakak yakin Daddy nggak ngizinin. " Kata Zayden, sebenarnya si Kembar bertanya tanya Zayden yang kali ini terlalu tegas tidak seperti Zayden yang terkadang membuat candaan. Apa masih gara gara jajanan tadi.

"Kalau Daddy izinin, Abang sama Kakak pasti izinin juga." Tambah Lune.

"Athena telpon dah." Putus Athena langsung menelepon Zachary.

Disisi lain, Zachary tengah berada di rapat penting untuk membahas pembangunan di Ibukota baru segera menjeda rapat tersebut. Bahkan semua yang hadir di sana sedikit tercengang, Zachary adalah orang yang professional dan disiplin, bahkan sepanjang karir mereka menghadiri rapat baru kali ini Zachary menghentikan rapat hanya untuk mengangkat telpon.

"Halo, Tuan Putri." Sapa Zachary jangan lupakan wajah serius di sepanjang rapat kini hilang berganti dengan wajah lembut yang siap meluluhkan hati para wanita di sana. Memang pesona Zachary tidak lekang oleh waktu.

"Daddy, emm hari ini aku sama Thea boleh nginep di rumah Bang Darren?" Tanya Athena dengan suara yang mengecil di akhir.

"Kenapa? Apa gara gara Oma dan Opa di Mansion?" Tanya Zachary suasana hatinya seketika berubah.

"I think about, but mereka kan orang terdekat Daddy. Sedangkan kita orang luar yang terus Daddy dukung. Athea sama Thena nggak mau ntar Daddy malah bertengkar sama mertua sendiri." Kali ini Athea yang menjawab. Karena posisi HP Athena di speaker.

"Nggak gitu juga konsepnya, sayang. Kalian juga bukan orang luar, kalian kan anaknya Daddy. Nggak mungkin Daddy abai gitu aja kalo anaknya di perlakukan nggak baik." Ucapan Zachary sangat menyentuh bagi si Kembar hingga keduanya tidak bisa berkata kata.

"Kita pulang bareng, abis ini Daddy mampir ke rumah Darren." Lanjut Zachary yang tidak menemukan suara si Kembar lagi.

"Disini udah ada Kak Zayden sama Abang Lune sebenernya." Kata Athena merasa tak enak Zachary harus repot repot mampir kesini. Sedangkan jarak perusahaan dengan Mansion milik Darren cukup jauh.

"Oh ya? Tapi Daddy tetep mau mampir." Putus Zachary terlihat tidak peduli kedua putranya sama sekali.

"Cih, setidaknya sama anak jangan pura pura nggak kenal." Sindir Zayden , Athena dan Athea terkekeh geli.

"Anda siapa maaf." Canda Zachary. Melihat atasannya banyak tertawa seperti sebuah keajaiban dunia bagi staf yang hadir rapat kali ini.

"Kita lanjut yang tadi." Tukas Zachary segera rapat itu dimulai lagi meskipun ekspresi Zachary tidak sedingin tadi.

Athe(n)aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang