"Athea, Athena. Jam 7 ini. Kalian mau sekolah enggak?" Tanya Darren. Ia dan keluarganya memutuskan untuk menginap karena pembicaraan mereka ternyata lebih panjang dari yang di duga sebelumnya.
"5 menit lagi, Bang. Masuk jam 8 katanya gak papa" Jawab Athena tak lupa kembali merapikan selimutnya.
"Oke, Abang duluan" Kata Darren kemudian pergi ketika mendengar gumaman si Kembar.
"Belum bangun?" Tanya Zachary yang sudah memakai jas rapi siap untuk bekerja.
"Katanya masuk jam 8, Om" Jawan Darren, menempati salah satu bangku makan yang tersedia.
"Abang Zayden dah berangkat, Bang?" Tanya Darren pada Lune yang berada di sampingnya.
"Iya, ada panggilan buat operasi" Kata Lune matanya kali ini mulai beralih pada makanan rapi di depannya.
Sarapan pagi mereka dimulai dengan tenang. Tidak ada yang memulai pembicaraan mungkin karena kebiasaan yang merangkap menjadi sebuah peraturan dimana tidak boleh berbicara saat makan.
"Wihh, ngeri ngeri" Athena disusul Athea turun dari tangga dengan skateboard. Entah apa yang ada dipikiran keduanya antara terlalu berani atau memang mencoba mengecek apakah nyawa mereka lebih dari satu.
"Athea, Athena" Zachary yang mendengar suara keributan si Kembar segera mendekat ke anak tangga dimana suara berasal.
"O-om" Hampir saja Athena menabrak Zachary yang berada tepat di depannya. Sebelum dengan lihai turun dan membiarkan skateboard itu mengenai kaki Zachary.
Sedangkan Athea ia dengan cepat membalikkan arah skateboard nya. Kemudian turun dengan keren tanpa masalah jangan lupakan skateboard yang kini bertengger manis di tangan kirinya.
"Pagi, Om" Kompak Si Kembar menampilkan senyum terbaik yang mereka. Yah karena saat ini Zachary memancarkan aura tak bersahabat sama sekali. Bahkan beberapa pelayan yang lewat sedikit menggelengkan kepalanya.
'Apa Zachary akan memarahi mereka?' Pikir keduanya tanpa berani menyuarakan.
"Ada lift bukan? Kenapa lewat tangga di tambah dengan benda ini? Bahaya" Zachary segera mematahkan Skateboard Athena yang berada dibawah kakinya. Sedangkan si Kembar menatap tak percaya. Ayolah itu tidak sebahaya yang Zachary pikirkan.
"Yah Om, kok di patahin" Sedih Athena ia meratapi Skateboard bertuliskan namanya yang sudah patah membentuk dua bagian.
"Lift nggak kebuka kebuka tadi Om." Alibi Athea, padahal menunggu sebentar lagi saja pintu lift sudah terbuka. Tapi karena kesabaran keduanya yang kadang tipis di barengi dengan rasa penasaran tangga mansion bak istana ini. Alhasil disini lah mereka.
"Alasan mu kurang bagus, Thea" Zachary melenggang pergi di ikuti si Kembar. Bagai induk ayam dengan anak anaknya. Beberapa kali si kembar menyalahkan satu sama lain. Tapi segera berhenti saat Zachary memperhatikan mereka.
"Kakak sama Abang udah pergi Om?" Tanya Athena duduk di sebelah Zachary yang membuka beberapa berkas juga beberapa kali mengetik sesuati di ipad nya.
"Huum, habiskan sarapan kalian. Om akan mengantar kalian ke sekolah" Ujar Zachary sedangkan si Kembar sama sama membulatkan matanya.
"Gak perlu, Om. Kita naik motor Thena aja" Tolak Athea. Ia tidak terlalu suka diantar untuk beberapa alasan.
"Motor kalian belum di kirim kesini. Mungkin nanti siang baru ada di Mansion." Lanjut Zachary.
"Lah terus kita nanti pulangnya jalan kaki, Om?" Tanya Athena.
"Panggil Daddy, kayak Kakak sama Abang" Zachary berucap, ada nada cemburu disana. Anak anak nya telah dipanggil Kakak atau Abang. Kenapa ia tidak bisa dipanggil Daddy juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athe(n)a
Teen FictionCerita tentang si Kembar yang punya 3 Abang. Wish u like it,