10

1.7K 90 2
                                    

"Akhirnya selesai juga" Athena meletakkan kepalanya di meja Cafe.

"Hari hari melelahkan sampai jumpa" Kael menimpali.

"Tinggal menikmati jamkos" Tambah Athea tak ingin ketinggalan.

Tepat setelah Ujian hari terakhir mereka bertiga menepati kesepakatan mereka untuk merayakan kebebasan atas soal soal yang menguras energi itu.

"Lu jadi daftar di Edense?" Tanya Athea.

"Jadi, seminggu lagi baru dibuka pendaftaran nya. Kalian juga kesana kan?" Jawab Kael setengah memastikan.

Athea tiba tiba menjadi sibuk menghitung kendaraan yang lewat. Sedangkan Athena memotret kucing yang sedang makan tak jauh darinya. Si Kembar kompak pura pura tidak dengar apa yang ditanyakan Kael.

"Yakali kalian nggak kesana, fasilitas pendukung olahraga nya lengkap. Bahkan tim basket nya sering juara juga." Kael mencoba membujuk si Kembar.

"Tapi yang daftar kan banyak, secara sekolah elit ya. Pasti ntar nunggu tes nya lama. Gak bisa gak tes apa tu sekolah" Athena memaparkan pendapatnya.

"Kagak bisa, Tuan Putri. Dikira sekolah bapak lu apa. Langsung masuk" Timpal Kael agak pengen mukul Athena saking gemas nya.

"Ntar dah, masih ada seminggu juga kan." Ucap Athea yang sangat di setujui Athena.

Tidak seperti teman satu kelas mereka yang sudah merencanakan daftar dimana, ataupun yang terlalu rajin mendaftar di beberapa SMA. Keduanya sangat santai, bahkan sama sekali belum membayangkan akan SMA dimana.

Ada banyak sekolah bagus selain di Jakarta tempat dimana semua masalah si Kembar berada. Tak dapat dipungkiri keduanya ingin bersekolah di luar Jakarta, misal di Bandung tempat mereka menoreh banyak kenangan manis. Tapi tentu tidak akan semudah yang mereka bayangkan, hingga akhirnya si Kembar menyerah tentang SMA yang akan keduanya masuki.

"Seminggu itu cepet. Lagian di sana ada Bang Darren. Jadi kita bisa ngumpul lagi berempat. Kalo mencarkan susah ngumpulnya. Terus kalo ada yang jahatin kalian di sekolah baru gimana, siapa yang  jagain kalo kita beda sekolah" Kael mulai dengan ceramah panjang nya. Si Kembar punya firasat, Kael di bayar untuk membuat keduanya bersekolah di Edense.

"Kalo ada yang jahatin, tinggal jahatin balik. Enggak enggak kudu lebih jahat kalo bales dendam" Kata Athena santai. Sedangkan Athea mengacungkan ibu jari tanda setuju.

"Bener bener ya, keras kepala nya kalian tu" Kata Kael sembari menggeleng pelan.

"Kalo bukan di Edense, nanti kabari mau kemana. Gue ikut daftar" Tambah Kael, sedangkan Si Kembar tersenyum puas.

"Siap, Pangeran" Kata Athea dan Athena bersamaan.

"Btw gue balik duluan ya, mau anter Bunda sama Ayah ke Bandara" Pamit Kael.

"Iya, nitip salam ya buat Tante Karin sama Om Danu. Sekalian sampein jangan lupa oleh oleh nya" Pesan Athena tanpa malu.

"Tenang, ntar gue minta borong satu toko oleh oleh. Sekalian buat Bang Darren" Kata Kael sebelum akhirnya mengambil kunci motornya dan keluar meninggalkan Cafe.

"Main ke Kantor nya Bang Lune yuk?" Ajak Athena.

Keduanya jadi terbiasa ke Kantor Lune ataupun ke Rumah Sakit dimana Zayden bekerja. Karena waktu itu mereka meminta saran tempat les yang bagus di Jakarta tapi dengan baik hati Kedua Wajendra itu menawarkan diri sendiri tak lupa memberi bukti rapot mereka dimana yang paling kecil bernilai 90. Akhirnya Si Kembar mengambil penawaran tersebut dengan senang hati setidaknya tidak akan canggung pikir mereka.

Dan dengan itu si Kembar juga di perbolehkan mereka datang kapan saja. Meskipun kadang kadang mereka harus menunggu jika privat dengan Zayden, ketika ia harus melakukan operasi dadakan.

Athe(n)aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang