09

1.8K 108 2
                                    


"Kalian saling kenal?" Tanya Athea melihat ketiga orang yang duduk di sofa depan TV, terlihat sekali mereka tengah membicarakan sesuatu sebelum ia dan Thena datang.

"Darren sepupu kami, kalian kenapa bisa saling kenal?" Tanya Zayden yang membantu mengeluarkan minuman dari plastik belanjaan Athena.

"Wah, kebetulan yang kayak di sengaja" Athena memilih untuk duduk di lantai dengan alas karpet tebal tentunya.

"Bang Darren dulu ketua di akademi basket. Jadi kita kenal bahkan bisa dibilang deket kan, Bang?" Jelas Athea yang di angguki langsung oleh Darren.

"Bahkan kita di SD dan SMP yang sama." Tambah Darren, sedangkan saudara Wajendra hanya ber oh ria.

"Bentar, Thena ambilin gelas" Athena segera bangkit saat Lune mulai membuka cola kemasan 1 liter.

"Kakak nggak lihat ada sayur di kulkas, kalian enggak pernah masak? Apalagi di tempat sampah tadi banyak bungkus mie instan itu kalian berdua yang makan?" Selidik Zayden, Athena dan Athea dengan polosnya mengangguk.

"Gak baik makan mie instan." Lune dan Darren tanpa sengaja mengatakan hal yang sama.

"Bosen gofood mulu kak." Kata Athea jujur.

"Bisa ke resto kan?" Tanya Zayden seolah tak mau kalah.

"Jauh kak, itu satu kilo meter dari sini. Lagian kita kalo malem males keluar ntar- Achoo~ kudu bersaing sama angin malem." Athena yang menjelaskan terpotong secara tidak etis oleh bersin.

"Ada obat flu?" Tanya Darren.

"Ini enggak flu kak, cuman kebiasaan kalo abis ujan ntar juga udahan" Kata Athena tidak ingin repot. Ia mengambil Cola dingin di meja menuangkan di gelasnya dan Athea, hampir saja ia akan meminum cola tersebut tapi gelas kesayangannya sudah di tangan Lune.

"Abang, balikin" Rengek Athena

"Enggak, minum air mineral" Tolak Lune sembari menegak habis cola di dalam gelas Athena.

"Acho~" Athea bersin kecil tapi mampu membuat ketiga lelaki itu menatanpnya tajam. Sedangkan ia hanya berkedip polos, seolah bukan ia yang bersin tadi.

"Dih mana enak" Protes Athena, tak lupa tangan pendek nya mencoba meraih gelas Athea. Tapi sayang tangan yang lebih panjang mendahuluinya, siapa lagi pelakunya jika bukan Zayden yang duduk strategis di antara Athea dan juga Lune.

Darren yang melihat kelakuan sepupu nya itu terheran heran. Sejak kapan sepupu nya jadi orang yang perhatian terutama pada perempuan kecuali pada Mommy mereka yang meninggal 10 tahun yang lalu.

"Bang Darren~" Kompak Si Kembar mencoba membuat ekspresi sesedih mungkin agar Darren membantu mereka.

"Maaf, abang gak bisa ikut campur." Darren mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, ia sangat yakin akan kalah jika melawan anak anak Wajendra itu.

"Haissh." Akhirnya Athea membuka air mineral yang ada manis manis nya, dan apesnya mereka membeli yang tidak berada di lemari pendingin. Jadilah Si Kembar minum air yang bagi mereka akan sangat sangat sangat menyehatkan. Sedangkan kedua Wajendra mengangguk puas.

"Nonton film?" Ajak Darren sudah membuka apk dengan logo N sebagai ikon.

"Jangan yang horor bang, Thriller aja." Saran Athea ia bukan tipe orang yang suka masalah setan. Karena itu membuatnya takut setengah mati. Begitupun Athena.

"Oke,siap" Ujar Bang Darren.

Mereka berlima posisi nya sudah duduk di lantai dengan meja yang sedikit di geser dan sofa sebagai tumpuan punggung mereka.

Athe(n)aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang