21

1.1K 61 4
                                    

"Pagi, Pagi, Pagi" Athena buru buru keluar dari lift dibalut dengan sebuah kaos kebesaran juga celana jeans di atas lutut.

"Gini nih, kalo dah sembuh" Sembur Athea dari belakang, ia mengenakan pakaian dan style yang sama hanya saja kaos nya dengan tulisan berbeda.

Hari berlalu dengan cepat, keduanya memenangkan juara pertama ganda putri. Dan untuk Basket mereka mendapat peringkat kedua. Sayangnya hanya hari pertama pertandingan Basket dimana keduanya diikutkan dalam starting hingga quarter terakhir setelah hari itu keduanya hanya di turunkan pada quarter ketiga bahkan sesekali mereka akan di masukkan ketika quarter ke empat.

Tentu saha keduanya mempertanyakan keputusan itu, akan tetapi Coach dengan baik nya tidak memberitahu alasan dibalik itu. Dan terus mengatakan jika suatu saat ada pertandingan basket lagi keduanya pasti akan diikutkan dari starting. Dengan perkataan seperti itu akhirnya Si Kembar berhenti bertanya.

"Perempuan kok teriak teriak" Suara asing perempuan tua menginterupsi si Kembar.

"Ibu/Oma" Tentu saja Wajendra tidak menerima kesayangan mereka di koreksi padahal mereka tidak keberatan sama sekali.

"Udah tua kok dandan berlebihan. Keriput juga gak bakal ilang meskipun tu satu wadah bedak dipake semua" Sarkas Athena. Semua yang ada di meja seketika menahan tawa mereka. Tak terkecuali Gavin dan juga Langit.

Bolehkah si Kembar bersyukur karena kali ini tempat kosong ada di sebelah kanan dan kiri Zachary. Jauh dari nenek penyihir jahat di sana.

"Kamu!" Hardik wanita tua itu.

"Apa?" Tantang Athena, temperamen nya selalu buruk saat menahan emosi.

"Cukup Oma" Pinta Jake yang menempati kursi samping Athea, apa si Kembar salah dengar tapi suara Jake kali ini terlihat dingin. Jauh berbeda dari Jake yang meskipun singkat padat dan jelas saat berbicara dengan mereka.

"Apa liat liat?" Athena menyembur lagi lagi saat wanita tua itu menatapnya tajam.

"Athena, enough" Ucap Zachary lembut sembari memegang tangan Athena agar mendapat atensi anak bungsu nya itu.

"Dia duluan, Dad." Adu Athena dan Zachary mengangguk tanda ia juga mengerti.

Sarapan pagi ini sangat sangat tidak nyaman. Terutama bagi Athea dan Athena tentu saja. Bahkan mereka tidak menghabiskan nasi goreng favorit mereka, padahal biasanya si Kembar dengan mandiri mengambil tambahan nasi goreng ke dapur.

"Selesai, Athea duluan" Putus Athea. Ia tidak suka karena lelaki tua yang duduk tepat di seberang Zachary terus menatapnya seolah menilai mereka.

"Athena juga" Sama hal nya Athea, ia tidak suka di amati terus menerus.

"Duduk, Tuan Putri" Dengan berat hati keduanya kembali duduk. Mendengar Zachary memanggil mereka selembut itu, mana bisa Si Kembar menolak.

"Aku rasa kalian bisa menebak mereka siapa, tapi aku akan tetap memperkenalkan mereka." Ujar Zachary, si Kembar sendiri sudah kehilangan minat.

"Mereka Ayah dan Ibu mertuaku yang otomatis akan menjadi Oma Opa kalian sama halnya dengan Abang dan Kakak kalian." Lanjut Zachary.

"Nggak mau" Cibir Athea dan Athena tanpa suara.

"Sekarang aku paham, kenapa Arezza tidak memperhatikan kalian dengan baik. Ataupun memperjuangkan hak asuh kalian. Kalian memiliki banyak kekurangan dalam tata krama" Ucap Kakek tua santai ketika si Kembar tidak memperhatikan kehadiran nya juga tak menyapa setelah di perkenalkan.

"Aku rasa anda harus berhenti sekarang juga, atau saya tidak tau apa yang akan terjadi pada anda selanjutnya" Langit yang tepat berada di samping lelaki tua itu segera melemparkan tatapan tajam sebenarnya ia mati matian menahan tangan nya yang sudah geram ingin mencengkram kerah lelaki tua di samping nya.

Athe(n)aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang