Zafia beranjak dari tempat tidurnya, ia baru saja bangun dari tidurnya. Gadis itu keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga yang membawanya ke ruang tamu dan di sanalah ia bertatapan dengan Adit dengan wajah datar. Zafia berangsur mencari Bunda-nya, karena ia sangat lapar dan mau memakan sesuatu.
“Bundaaa!”
Adit menyahut. “Bunda udah ke restoran.”
“Ko gue gak dibangunin, Kak?”
“Udah dibangunin berkali-kali sama gue, ya udah akhirnya gue bilang aja sama Bunda kalau lo sakit.”
Zafia agak terkejut dengan jawaban Adit, jujur ia sangat menantikan hari libur disaat yang lain sekolah. Ia gengsi untuk menunjukan perasaan bahagia-nya, karena Adit sudah membantu diri-nya. Padahal semalam ia sengaja tidak makan, karena menunggu lambung-nya sakit. Pantas saja pagi ini ia sangat kelaparan, rencana-nya disempurnakan oleh Adit.
“Hm, ya udah.” di dalam hati ia meneruskan kalimat. “Makasih, Kak Adit.”
“Lo ko rapi, Kak? Terus belum berangkat jam segini?”
Adit beranjak dari duduknya. “Ini gue mau berangkat, kunci pintunya ya. Jangan lupa!”
“Eum.”
Setelah Adit pergi, Zafia menuju dapur dan di atas meja sana ia membuka tudung saji. Roti bakar cokelat keju dan susu cokelat yang sudah disiapkan oleh Bunda, ia duduk di kursi dengan wajah sumringah menikmati sarapan paginya.
“Yuhuu...”
Zafia meninggalkan sebagian potongan roti bakar yang sudah ia gigit di piring-nya. Sambil mengunyah, gadis itu mencuci piring bekas sarapan Bunda dan Adit tadi pagi. Menyapu sekitaran dapur dengan bersih, lalu menyiapkan air untuk mengepel lantai bawah dan setiap kamar. Dalam hitungan beberapa detik, roti bakarnya sudah habis. Me Time yang Zafia nikmati sangat sederhana, disediakan cemilan dalam kulkas dan hanya duduk di depan TV, maka sudah membuat dirinya begitu damai.
Sehabis mandi dengan penampilan yang sudah jauh lebih rapi, Zafia kembali turun ke lantai bawah untuk menghabiskan waktu menonton film dari banyak judul di Netflix. Gadis itu tersenyum bangga, ketika melihat singgasana sofa di ruang tengah dilengkapi sebotol air dingin dan gelas kecil, tidak lupa cemilan ciki komo jumbo yang sebelumnya sudah ia siapkan tadi.
“Dengerin musik galau aja deh.”
Ku coba untuk melawan hati
Tapi tanpa terasa di sini tanpamu
Bagiku semua sangat berarti lagi
Ku ingin kau di sini
Tepiskan sepiku bersamamuZafia fokus pada layar televisi besar di depan-nya sambil membaca lirik dari lagu berjudul 'Hingga Akhir Waktu' yang dibawakan oleh band Indonesia yaitu Nineball. Ia sedang menikmatinya, sambil bernyanyi di dalam hati.
Takkan pernah ada yang lain di sisi
Segenap jiwa hanya untukmu
Dan takkan mungkin ada yang lain di sisi
Ku ingin kau di sini tepiskan sepiku bersamamuGadis itu sedang membayangkan Rafa berada di sisinya untuk menemani kesepian yang sering kali ia rasakan. Berapa kali Zafia mencoba untuk melupakan Rafa, tapi belum berhasil.
Bagiku semua sangat berarti
Ku ingin kau di sini
Bagiku semua sangat berarti lagi
Ku ingin kau di siniTakkan pernah ada yang lain di sisi
Segenap jiwa hanya untukmu
Dan takkan mungkin ada yang lain di sisi
Ku ingin kau di sini tepiskan sepiku bersamamu
Hingga akhir waktuTidak, hatinya sedang tidak galau. Hanya saja lagu-nya yang harus membuat dirinya sedih, air matanya tidak keluar meski pun ia mencoba untuk menghayati setiap lirik lagu yang ada dan membayangkan posisi-nya menjadi si pengagum rahasia. Sampai lagu itu pun selesai Zafia tidak menangis, ia hanya merasa sedikit miris atas pikirannya yang membayangkan Rafa ada di sini bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unperfect Love (The Boyz)
Teen FictionSaka-lelaki sejati yang setia dengan hati yang begitu sabarnya memperjuangkan seluruh hidupnya hanya untuk cinta pertama dalam hidupnya yaitu Zafia. Lalu, Zafia-gadis dengan sejuta misteri pada hatinya yang begitu tertutup pada sosok laki-laki yang...