45. Menunggu

1.5K 150 31
                                    


Menunggu dalam kegalauan, Kukuh mondar-mandir di ruang kerja malam itu. Laporan evakuasi Andre dan Nasrun yang seharusnya diterima sejam yang lalu, tak kunjung datang. Bahkan kontak mereka tidak dapat dihubungi. Setelah Pramudya menanyakan, atau lebih tepat disebut menuduh menyembunyikan istrinya, firasat buruk muncul. Rupanya Restu tidak pulang hari itu. Ia sungguh tak menyangka orang-orang itu akan tega memanfaatkan wanita yang tengah hamil tua. Ia segera menyuruh orang mencari Restu.

Bersama tim keamanannya, ia mengambil langkah antisipasi dengan meliburkan seluruh pekerja di ketiga rumah Jakarta dan rumah Jogja, malam itu juga. Mereka hanya menyisakan petugas sekuriti saja. Rumah-rumah itu ditutup untuk segala aktivitas keluar masuk.

Sejak tragedi itu, ia telah menyewa tim keamanan khusus, sengaja tidak mau menggunakan jasa dari perusahaan sekuriti biasa. Perusahaan sekuriti biasa kerap berafiliasi dengan polisi atau tentara. Sementara dirinya tengah menghindari bersinggungan dengan orang-orang pemerintahan dan militer.

Ia kemudian pergi ke base camp yang selalu ramai orang. Paling tidak akan ada banyak saksi mata yang melihat bila orang-orang itu melancarkan skenario perselingkuhan. Nanti, saat malam telah tinggi dan base camp mulai sepi, ia akan menyelinap ke sebuah tempat persembunyian yang dipinjamkan Ibra. Gedung dua lantai itu adalah rumah masa kecil Early yang dibeli dan dirawat Ibra secara diam-diam. Ibra menyarankan agar ia menginap di situ semalam atau dua malam sampai urusan selesai, kemudian mengamankan diri ke Kairo, di rumah Ibra.

Malam itu juga ia menghubungi Yasmina untuk menanyakan pendapatnya tentang konferensi pers itu. Gadis itu tengah syok, mengapa foto-foto mesum itu sampai muncul di internet.

"Ada yang mau mencelakakan kamu, Kuh. Tapi mengapa?"

"Aku juga nggak tahu, Yas. Mungkin ada yang mau mengacaukan perhelatan Next! dan Netz. Kamu tahu, kan, sekarang sudah masuk tahap final dan booming banget."

Yasmina tak bersuara untuk sesaat. "Sekeras itu persaingan di dunia hiburan ya, Kuh?"

"Itu kan cuma dugaanku saja," jawab Kukuh. "Besok malam aku konferensi pers. Kalau nanti ditanya soal pacar bagaimana, Yas? Kamu mau hubungan kita dibuka atau ditutupi?"

"Kalau dibuka kenapa?"

"Kamu akan dikerubuti wartawan di mana pun. Kamu sudah siap untuk itu?"

"Kalau ditutupi?"

"Kamu aman dari wartawan, tapi aku merasa nggak enak. Rasanya seperti mengingkari hubungan ini."

"Kamu pilih yang mana, Kuh?" tanya Yasmina lirih.

"Aku lebih senang mengumumkan, pasti. Tapi dalam situasi sekarang, kalau diumumkan, kamu akan dituduh hanya sebagai pengalihan isu saja. Mereka akan menuduh hubungan ini rekayasa belaka. Itu akan menyudutkan kamu."

Yasmina terdiam. "Kalau begitu, cukup kamu umumkan kalau kamu punya pasangan, tapi tidak usah membuka identitasku."

"Aku membuatmu serba nggak nyaman," kata Kukuh lirih.

"Kamu memang bikin aku stres, Kuh."

Segumpal rasa bersalah menyeruduk dada Kukuh. "Aku minta maaf."

"Tapi ... aku lebih stres kalau nggak ada kamu."

"Makasih. Aku sayang kamu."

"Ck!"

Suara berdecak itu membuat Kukuh berdebar karena teringat bibir bulat nan ranum.

Kamu selalu membuat hatiku hangat, Yas.

☆☆☆

Restu tersedu di hadapan Farid, sepupu jauh sekaligus pengacara keluarga mereka. Sejak menikah, hanya lelaki itu satu-satunya teman yang bisa ia ajak curhat mengenai masalah yang sangat pribadi. Begitu ia diberi kabar oleh Farid bahwa gambar-gambar mesumnya memenuhi internet, ia bergegas menemui pengacara itu di kantornya.

YasminaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang