Prolog

5.7K 161 0
                                    

Prolog

.

.

.

Jakarta, memang sudah sangat tak asing lagi. Lampu-lampu kota yang bersinar membuatku terasa hangat. Mobil terus-terusan berebut untuk saling dulu-mendahului, klakson saut-menyaut. Bising sekali. Ingin Rasa menghindari suara-suara ini. Belum lagi hawa panas kendaraan menyelimuti, Kepulan asap kendaraan yang 'agak galau' pun tak kalah saing. Motor-motor 'menggas' seakan-akan memperingati kendaraan yang berada disebelahnya.
Belum juga suara knalpot racing yang mereka rancang, benar-benar sangat tak ingin ku dengar. Suaranya sangat menusuk ketelingaku.


Didepan, tepat dihadapanku terlihat ramai sekali. Orang bergelombol-gerombol, terburu-buru berebut ingin melihat. Dan aku pun jadi ikut penasaran, aku menghampiri tempat keramaian tersebut--- dan----Oh tidak! sebuah kecelakaan!

Antara mobil pribadi dengan truk. Untung supir truk itu selamat dengan darah mengalir deras dipelupuk kepalanya. 

Degh!

Aku bergegas mengalihkan penglihatanku. Dan berpura-pura tidak melihat. Tetapi semua itu terlambat----laki-laki itu menatapku heran, dengan kening yang berkerut. Aku tahu pasti dia pasti menatapku, dan akan, terus, masih menatapku saat meninggalkan tempat kejadian.

Aku berharap semua itu hanya Halusinasiku saja. Aku mungkin hanya terlalu lelah. pikirku....

Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang