Part 14 (Flashback Ady-Emma)

1.8K 75 2
                                    

Author



"Ady, disana jangan nakal yah? Dengerin semua kata tante! Jangan suka ngebantah! Jadilah anak baik dan sholeh yah nak, kamu kebanggaan ibu" sambil mengecup kening Putra Kesayangannya.


Mata ady hanya melirik jalanan tol yang sepi, dan hati serta pikirannya entah kemana memikirkan sesuatu.


"Sudah bu, jangan berlebihan jarak jakarta bogor itu tak terlalu jauh bu.. kita masih bisa menjenguknya" lirih pria paruh baya yang tak kalah tampan.


"Tapi ibu pasti kehilangan Ady" lirihnya


"Kalau ibu tak mau ady pergi yaudah batalkan untuk pindah ke desa itu!" Katanya dengan kesal.


"Ady jangan seperti itu pada ibumu!?" Bentak abi yang dari tadi matanya terfokus menyetir mobil.


"Maafkan ady ibu, sungguh bu ady tak ingin jauh dari ibu. Tapi ibu tetap memak——" belum selesai ady berbicara.


Matanya terbelalak ketika melihat gadis yang lumayan manis. Tersenyum dengan lebarnya sambil melambai lambai ke arah kami.


"Sudahlah, yuk turun keluarga Pak Dartono sudah menunggu" kata ibu sambil membelai rambutnya yang hitam.


"Halooo mas Adyy" dengan senyum manisnya dan memelukku dengan manja.


"Eeh—- buk—an muhrim dek" ucapan yang sangat asal buat ady, sebenarnya dia malu bukan main. Pipinya merah karna malu.


"Emma jangan seperti itu pada masmu, dia malu tuh whaha" ledek pria yang mirip wanita itu, sama sama manis.


"Ih aa reseee" katanya dengan mata yang berlinang air mata. Matanya membendung derasnya air itu..


"Huwaaaaa bundaaa" tangisnya sambil berlari kearah yang ia panggil.


"Cupcup, anak bunda lagi cengeng ih" ledeknya sambil mencolek pipi gembulnya.


"Emma jangan nangis nanti ibu beliin coklat mau?" Bujuk ibuku.


Wanita itu menoleh dengan air matanya yang masih menetes ujung hidungnya memerah, gemas sekali seperti badut.


"Gamau, emm maunya es krim coklat" requestnya dengan mulut mengerucut dan dia semakin menggemaskan.


"Yaudah nanti ibu beliin, sini sama ibu. Ibu kangen emmaaa"


Tak lama ia pun digendong berpindah tangan yang dari bundanya ke ibu ady.



Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang