Pagi ini mentari sangat cerah secerah hati ady. Orangtuanya akan datang untuk melamar gadis pujaan hatinya..
"mau kemana kau emm?" ucap kakanya yang berdiri dibelakang ady.
ady sempat tersedak karna kaget.
semua orang yang sedang berkumpul diruang tamu. ady pun penasaran dan menghampiri.
"Bun, Ayah jangan kaget yaa?" ucapnya Emma wanita itu dengan pelan.
"Emm kamu mau kemana?" tanya kakanya lagi.
"Is aa ini bawelnya ga ilang ilang sih! bentar napa aku mau jelasin" ucapnya sambil membenarkan posisi jilbabnya. "Gini emm dapet tawaran kerja dijakarta, emm mau kejakarta sekarang. Lumayan bun, yah aa dari pada aku disini bikin sedih kalian terus" suaranya gemetar seakan akan menahan tangis.
"Kau tidak pernah merepotkan kami emm" kakaknya menghampirinya dan memeluknya. "Atau garagara lakilaki yang GAK PEKA itu" geramnya.
"Tiâ-tidak aa jangan salahkan siapapun! ini tekadku sudah bulat a"
ia melepas pelukan kakaknya dan tersenyum yang membuat orang lain akan jatuh hati padanya.
"Ady teruslah lanjutkan keinginanmu untuk menikahi gadismu, abaikan saja aku seperti yang kau lakukan seperti biasa. Aku si gadis manja akan membuktikannya padamu. Aku akan membuatmu melihatku. Aku mundur bukan berarti kalah, tapi ada hal yang harus aku benarkan. Teruslah hidup agar kelak ketika aku sukses akan membuatmu menyesal membuat hidupku hancur" katanya sambil berbisik dengan Ady, Ady hanya diam membeku. Katakatanya pelan langsung nancep.
"Sudah ya bundaaa ayaaahh aa, emm berangkat" sambil ber dadah-dadah kemereka.
Sebulan kepergian wanita itu, dan setelah Lamaran Ady keluarganya dan kelurga Pak Dartono merenggang. Seperti yang terjadi sekarang adu mulut diantara dua keluarga, keluarga yang merasa tersakiti oleh sikap Putranya yang tak Punya Hati itu.
"Loh Ais kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya wanita paruh baya yang bisa dikatakan Sahabatnya.
Sahabatnya itu hanya menggeleng pelan.
"Maaf harus aku pungkiri aku kesal dengan anakmu Ady ndah" seru wanita Sebut saya Aisyah Purwanti Bunda dari wanita itu.
"Taaâ-piiâ" belum selesai Nur Indah Saswati itu bicara,Suaminya Handoko sudah membawa wanita itu meninggalkan Rumahnya. Ditatapnya Lakilaki Yang telah membuat Emma Putri Santika berpisah dengan keluarganya.
Anak lakilaki yang membuat Putrinya sedih dan kehilangan sosoknya.
Pamitan tanpa sepatah kata, sungguh tak punya hati pikir orang tua wanita itu. Sebulan sudah ketika ia meninggalkan rumah itu dan meninggalkan kenangan luka yang mendalam pada dirinya. Lagilagi wanita itu muncul dalam pikiran Ady.
Kini setelah lulus dan mendapat Gelar Sarjana itu ia berniat kembali ke Tempat kelahirannya Jakarta. Ady dan teman temannya mengadakan pesta perpisahan. Gadisnya, calon istrinya memeluknya dengan erat seperti wanitaââ
"Ingat yah Ady Purwanto Handoko, kamu itu milik aku. Dan aku milik kamu titik gak pake tanda kutip dan koma!" Ujarnya tegas sambil memperlihatkan jari manisnya, cincin indah yang melingkar disana.
"Jangan seperti ini, lepaskan pelukanmu. Tidak enak dilihat orang" ucap ady melepaskan tangan gadisnya dipinggang.
"Ingat nona jaga dirimu jangan sampai kau menyesal kehilanganku" godanya dengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Hantu
General FictionWanita berjilbab itu menatapnya dalam, sekian bulan setelah bekenalan mereka bertemu. Bukan! bukan disaat Jiwanya terlepas pada Raganya, melainkan disaat lakilaki tampan itu tersadar dalam KOMA. "Siapa?" tanya lakilaki tampan yang menggunakan pakaia...