Pagi ini matahari terasa begitu sangat terik. Jilbab yang kukenakan mulai terlihat basah oleh keringat. Dan aku berharap Jilbabku tidak Bau keringat. Jalan demi jalan aku lewati. suduk kota dengan mudah aku langkahi.
"Jakarta benar benar kejam!" Ucapku sambil menendang batu, tatapan mataku terlihat nanar kesedihan yang kurasakan saat ini.
.
.
.
Jam menandakan pukul 09.15 tapi aku belum menjual rokok satu pun! Yaampun, apa yang harus aku lakukan?! kalau terus-menerus seperti ini aku harus makan apa? keluhku dalam hati.
Dari kejauhan Ada seorang laki-laki tampan dengan kemejanya yang mulai kusut duduk disebuah halte. Debu kendaraan sepertinya tak ia pedulikan, wajah tampan nya terlihat tak lagi berdaya, layaknya seseorang sehabis bekerja suntuk semalaman.
Mungkin dia merasa aku menatapnya dengan mataku yang 'kata orang tajam'. Sekarang malah aku yang merasa kalau-kalau dia itu mulai salah tingkah. Mungkin aku yang keterlaluan terus menatapnya seperti ini.
Sontak Aku pun langsung membuang muka. Beberapa lama kemudian dia meninggalkan halte bus dengan menaiki kendaraan jakarta sebut saja KOPAJA.
"Wah sayang sekali tampan tampan naik kopaja" ucapku tanpa sadar.
Orang yang berada disebelah menatapku dengan heran. aku jadi malu sendiri, seperti orang gila berbicara sendiri. Tubuhku tak terkendali. Tanpa sadar, aku mengikuti dia.
"Kenapa jadi ikutan naik begini?" Keluhku pada diri sendiri.
Mataku mencari laki-laki tampan itu, tak terlihat batang hidungnya. Aku melihat dari sudut ke sudut lain, tapi Laki-laki tadi tidak juga terlihat.
"Bukannya tadi dia juga naik yah" Heranku. Mengapa tiba-tiba jadi hilang seperti ini.
Jangan-jangaaannn.....
Bulu kudukku merawang.
Tenggorokannku yang sudah kering sedari tadi aku basahi dengan menelan ludah.
Supir knek pun menyadarkanku dalam lamunanku.
"Mbak! Mbak!.. jangan bengong gitu! Bahaya bengong mbak!" Ujarnya sambil melambailambaikan tangannya diwajahku.
"Eh iyah bang!" Jawabku kaget.
"Ongkosnya mbak?" Senyumnya yang penuh arti.
.
.
.
.
.
Akhirnya aku pun melanjutkan menjual rokok rokok yang masih utuh ditasku. Jilbab ini sudah sangat tercium bau debu kendaraan yang ada dijakarta, belum lagi bau keringatku. Ckckc benar-benar menyedikan.Langit terlihat mulai gelap, langkah kaki ku percepat agar cepat-cepat sampai dirumah. Keramaian kota jakarta terasa lagi, belum lagi ditambah suara gemuruh langit yang menandakan ingin hujan.
Tak sengaja aku melihat Laki-laki itu, terlihat lagi dikeramaian orang orang yang baru keluar kantor. Lagi lagi aku penasaran, wajah tampannya terlihat bingung dengan hirup pikuk orang orang disekitarnya. Lagi-lagi dia melihatku, tapi aku mengabaikan tatapannya.
Aku berjalan menelusuri gang-gang mungil tempat tinggalku. Dari kejauhan terdengar langkah kaki seperti ada seseorang yang mengikutiku. Aku mencoba mengabaikannya, terus berjalan. Sesampainya didepan Rumah kos-kosan kumuh yang aku tempati. Aku menatap kosong pintu ini dan merasakan hawa hangat dibelakangku. Seperti layaknya ada seseorang berdiri dibelakangku. Aku menoleh ke arah belakang, tibatiba.
Deg! Sepi tidak menandakan kehidupan sedikit pun. Hawanya mulai mencekam, dan menakutiku. Bulu kuduk ku mulai berdiri dan meremang. Seperti ada yang memperhatikanku dari kejauhan. Dengan cepat aku langsung membuka pintu rumah, hawa hangat menyambutku.
"Rumahku istanakuuu.." seruku bahagia.
Setelah ku pastikan pintu terkunci. Aku langsung membuka jilbabku,
Aku membuka jendela rumahku ,tibatiba "Wusshh......." angin kencang berhembus dengan sangat kencang, sehingga menerpa rambutku. Ibaratnya kaya sedang melakukan iklan shampoo.
"Cantik.." seru seorang laki-laki yang membelakangiku dengan menatap Foto keluargaku.
"Kamu yang ini? Cantik sekali.." ujarnya lagi.
Aku tehentak kaget ,kaget bukan main.
"Si..si...siapa kau?" Tanyaku takut.
Iya menoleh padaku dan tersenyum sangat manis.
"Halooo, salam kenal"
"Bagaimana kau bisa disini? Bukankah pintu sudah kukunci? Bagaimana kau bisa disini? Apa yang....." belum selesai aku berbicara, laki-laki itu menutup mulutku dengan tangannya yang putih dan dingin. Sangat dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Hantu
General FictionWanita berjilbab itu menatapnya dalam, sekian bulan setelah bekenalan mereka bertemu. Bukan! bukan disaat Jiwanya terlepas pada Raganya, melainkan disaat lakilaki tampan itu tersadar dalam KOMA. "Siapa?" tanya lakilaki tampan yang menggunakan pakaia...