Part 8

1.8K 109 0
                                    

"Kau kenapa? Mengapa menangis?" Tanyanya.


Aku melihatnya tibatiba..deg!

Astagfirullah,siapa wanita dibelakangnya yang mengikuti. Rambutnya panjang terurai melebihi kakinya, badannya bagus lah lumayan bak miss univers gitu, bajunya putih ada merah merahnya kaya tanah kuburan gitu... dan yang terakhir menatap kakinya. Kakinya melayang. Apaaaa melayang???????

Deg! Omaygod!


"Kun...."

"Kuntilanaaaaakk......." teriakku.

orangorang yang berada ditaman, menatapku dengan takut. Mereka mulai merinding,bulu kuduk mereka seperti menari nari.

Satu satu dari mereka mulai berdiri, setengah percaya setengah menertawaiku.


"HIHIHIHI"


Sial nih kunti pake ketawa lagi!!

Mereka saling menatap satu sama lain, tibatiba pada lari terbirit birit..


"HIHIHIHI JADI KAU BISA MELIHATKU?"


Anjirr serem banget!

Gakuat yarabb,akhirnya aku mengambil jurus jitu! Membaca ayat ayat Suci Al-Qur'an! Pelanpelan tapi pas nancep tuh kekunti!


"STOP JANGAN BACA LAGI!! SAYA HANYA MENYUKAI SITAMPAN INI" ujarnya sambil menunjuk Hantu disebelahku.


"Suka sama gue?! Hah?! Makasih tan! Gue masih waras! Biar dikata gue hantu tapi gue ga demen ama lo!"


Gila juga nih cowo berani ama si tante rese ini "Lanjutin mba emm bacanya biar dia mati kepanasan!"

Aku pun menuruti si hantu satu ini, seharusnya dia juga merasakan Hawa Panas ketika ku membaca surah ini seperti si Tante kunti! Seharusnya! Tapi nyatanya tidak! Toh dia bukan hantu,hanya saja.......


"Helooo mba emm...." sapaannya menyadarkanku.

Aku tersenyum masam padanya, mengganggu saja!! Si tante kunti pun hilang,entah kemana...

Aku duduk dibangku taman, melihat samar samar lampu dekat taman. Tak terlalu terang tapiii... sok penyair kau emm!!

Mataku sudah tak kuat lagi, aku berlari lari kecil untuk pulang. Menangis aku ingin sekali menangis!


"Hiks.." senggukku disela sela tangisan .

aku tau mungkin hantu itu menatapku aneh.


"Sebenarnya apa yang terjadi pada dirimu emm.." tanyanya

Aku hanya menggelengkan kepalaku.


"Aku pun tak tau apa yang kurasa..." lirihku


"Jangan bernyanyi! Suaramu fals sekali ngalahin radio rusak " ledeknya


"Jahat! Huaaaa... padahal aku lagi sedih malah diledekin huuuuu"


"Emmaaaa berisik sekali!!!!" Gedor tetangga sebelah rumah.

Secara tak langsung aku langsung menutup mulutku dengan punggung tanganku.


"Aku-- rindu orang--tuaku,rindu---keluargaku, rindu ---semuanyaaa" lirihku sesenggukan.


Hantu itu mendekatkan tubuhnya ke tubuh mungilku. Dipeluknya tubuhku dengan tubuhnya yang dingin.

Dielusnya punggungku dengan lembut, air mata yang turus dipelupuk pun dihapusnya dengan lembut.


"Kalau kau rindu dengan keluargamu, datanglah ke Rumah Sakit.." bujuknya.


"Keluargaku keluargamu juga" lanjutnya.

Aku bingung harus berkata apa, yang jelas nanar matanya menunjukan kelembutan dan kepedulian terhadapku begitu dalam.

Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang