Part 4

2.5K 122 0
                                    

Aku mendengarkan ceritanya sepanjang malam, sampai sampai aku tak sadar dan tertidur dibahunya yang dingin. Aku tak mengerti terkadang wujudnya tembus pandang yang tak bisa disentuh, dan kadang tubuhnya utuh seperti manusia hanya hawa tubuhnya yang dingin yang ku rasakan disetiap sentuhan (Korban iklan).

Aku tertidur pulas dibahunya, bermimpi indah. Indah sekali, aku terbang kesana kemari mengikutinya. Ia merangkulku dengan hangat..

******

Fadel POV

Aku menatapnya, matanya tertutup sangat indah. Bulu matanya yang lentik ,hidungnya yang mungil. Bibirnya menggoda sekali,kalau aku hidup mungkin aku akan menciumnya sekarang.

Kulitnya lembut, aku tertarik dari awal kejadian kecelakaan itu. Matanya yang besar bulat itu terkejut ketika mataku denganya bertemu. Dia sangat shok lalu buang muka saat itu. Setelah itu ia pergi meninggalkan Tempat kejadian, aku mengikutinya. Ternyata benar ia bisa melihatku. Aku membelai jilbabnya, semenjak aku sering menemuinya ia terus terus memakai jilbab. Ia benar benar menjaga Aurat. Sinar mentari mulai meninggi, aku pun membuka jendela kamarnya agar sinarnya masuk dengan mudah. Aku bukan Vampire yang dapat meleleh kepanasan saat terkena sinar . Aku hanyalah jiwa yang terlepas dari ragaku.

Pantulan cahaya mentari membuat wajahnya semakin teduh, wanita ini sempurna sekali.

Ia mulai menutupi wajahnya, dan membuka mulutnya, ia menguap bagai beruang hahaha lucu sekali.

"Kamu cantik sekali..." bisikku

tibatiba ia terbangun dan kaget.

"Yaallah kesiangan, belum sholat subuh"

Ia pun bergegas lari ke kamar mandi kecil itu. Lalu melaksanakan sholat.

"Assalammualaikum..." ucapnya yang kedua kali. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya dan berdo'a dengan khusyuk, hati ku tenang melihatnya seperti ini. Ku perhatikan setiap gerak geriknya pagi ini, ia sangat ceroboh ternyata. Matanya terlihat sangat sayu,karna kurang tidur menemani kesedihanku malam itu.

Ia mengambil handphone jadulnya lalu memencet nomor telvon, kemudian berbicara dengan seseorang entah siapa. Raut wajahnya yang tadi tegang kini mulai mengendur dan tenang. Ia menoleh dan tersenyum padaku.

"Kenapa tersenyum mbak? Apa yang membuatmu bahagia?" Tanyaku penasaran. Ia mendekatiku lalu berkata

"Hari ini aku dapat libur!" Ia pun melopat melopat bagai anak kecil yang baru diberi mainan.

"Kalau begitu kita bisa bermain?.." tanyaku takut-takut. Ia mengangguk pelan. Sepertinya ia sudah dapat menerimaku sebagai temannya. Aku tak punya teman lagi selain dirinya, karna hanya dirinya lah yang dapat melihatku. Aku hanya memberikan senyum tipis padanya. Kemudian raut wajahnya berubah,seakan akan tau apa yang aku pikirkan.

"Kau mau mengajakku kemana?" Tanya gadis berjilbab panjang itu. Aku tidak dapat menjawab, aku pun bingung untuk menjawabnya. Aku berfikir sejenak, terbesit wajah bunda ku yang sudah seminggu ini menangisiku disana. Menungguku tersadar. Akhirnya ku putuskan untuk mengajaknya ke Rumah Sakit tempatku dirawat.

"Bagaimana dengan Rumah Sakit xxx?"

"Rumah Sakit?" Matanya memandang ke jendela yang kubuka, sinarnya sangat terik sehingga memantulkan warna indah dimatanya. "Tapi aku maluuu..." dengan pipi merah merona.

"Kenapa harus malu?"

"Yah malu lah,orangtuamu pasti menunggu disana! Lalu tibatiba aku datang, dengan mengaku ngaku aku dapat melihat jiwamu yang terbang disekelilingku! Dibilang gila malah heeh!" Tuturnya.

Aku hanya tertawa terbahak bahak dengan penjelasannya

"Bahaha bodoh! Bodoh! Yah tidaklah bilang saja kalau kau temanku.. gitu aja kok repot"

Dia diam kembali, aku mentapnya dengan penuh harap. Ia mengangkat mukanya lalu tersenyum kepadaku dan mengangguk pelan. Mulia sekali wanita ini, bahagianya mengenalnya, hatinya sungguh lembut sekali..

*****

Emma POV

Ia tampak sangat sedih pagi ini, tak seperti saat bertemu. Walau diwajahnya tampak lelah tapi ada sinar kebahagiaan disana, tapi sekarang hanya aura kesedihan dimatanya. Mau tak mau aku harus menuruti maunya.

Aku pun bergegas kekamar mandi untuk mengganti pakaianku. Rok panjang,serta jubah panjang ku genakan. Terlihat ribet memang, tapi aku nyaman. Lakilaki tampan itu mulai meninggalkan rumah ,ia terbang menuju atap rumah.. menembus dengan mudahnya

"Dia benarbenar Hantu" gumamku.
aku pun buruburu setelah melihatnya pergi,karna ia satusatunya penunjuk arah ke Rumah Sakit xxx. Saat sudah kupastikan pintu rumah ku terkunci, aku mengambil langkah besar dan lagi lagi angin tertiup dengan kencang, jilbanya serta rok panjangnya seperti menari nari.Daun dan ranting mulai berjatuhan perlahan dan bergantian. Hantu tampan, aku akan memanggilnya hantu tampan.
Ia berdiri diantara pepohonan yang rindang ditaman. Menungguku kah? Mungkin saja.

"Tersenyumlah,jangan buat wajah tampanmu itu hilang!" Ejekku padanya

"Tidak bisa!" Ketusnya sambil terbang dengan pelan.

"Kenapa?" Tanyaku mengikutinya

"Biar nanti ku jelaskan.." ucapnya lalu menghilang.
Aku pun mulai kebingungan, bagaimana mungkin aku ke Rumah Sakit sendirian, dan gatau jalan. Aku melihat kesana kemari dan tidak menemukannya sama sekali. Sampai sampai aku tak sadar kalau sudah dihalte bus.
Kopaja angkutan umum yang dijakarta, berhenti dihadapanku.
Tak lama pun aku naik bus tersebut.
Karna hari ini hari minggu, jadi jalanan tidak terlalu ramai dan didalam bus pun cukup sepi. Kalau hari hari kerja pokoknya jangan tanya deh! Hehe

"Kau!..." aku pun menoleh pada sumber suara.

"Kenapa?" Bisikku pelan. Kalau kencangkencang mungkin orang orang sekitar akan melihatku takut dan gila.

"Kenapa naik kendaraan ini! Kenapa tidak naik taxi saja!" Ucapnya kesal.

"Ck! Tadi kau tidak menyuruhku begitu. Saya hanya mengikuti kendaraan yang ada didepan aja! Nunggu taxi lama, sudah begitu Mahal!!!!" Ucapku pelan dan penuh tekanan. Ngeselin seenaknya aja nyuruhnyuruh aku. Dia pikir dia siapa!!
Kendaraan yang kunaiki berlaju sangat cepat, mungkin bisa dibilang sedang kejar setoran.
Hantu itu berdiri tepat disampingku,wajahnya yang sudah pucat ditambah lagi pucat pasi karna ketakutan.
Hantu bisa takut juga ternyata hohoho
aku tertawa kecil menertawaan sikap hantu tampan ini, lucu bukan main dengan sikapnya.

Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang