Part 7

2K 110 1
                                    

Teriknya Matahari tak membuatku lemah, tak membuatku patah semangat. Lakilaki tampan itu mengikuti terus seharian ini, sampai sampai ia terus terusan mengomeliku dengan pertanyaan bodoh,
'Mengapa kau bekerja seperti ini?'
'Pekerjaan ini sungguh berat untuk wanita sepertimu'
'Hayo pulang istirahatkan dirimu'
'Mengapa kau menjual rokok sebanyak ini?'

"Please stop!!"
Kesal juga lama lama ama nih hantu, ya keles orang kerja ditanya macem macem. Dikata anak bocah kali yak!!!

"Maaf.."
Oke kali ini aku cukup sabar menghadapinya..

"Tarik nafas dalam dalam emm..." ucapku.

Gemuruh langit menandakan hujan akan turun. Ritikan yang awalnya perlahan kini semakin cepat.
aku pun cepat cepat mencari tempat teduh. Didepan ada halte bus.
Dengan lari kecepatan penuh aku sampai dihalte. Orangorang berebut tempat untuk meneduh, dorong sana dorong sini. Sesak, panas yang kurasakan saat ini.
Tak lama, dipenghujung jalan hantu itu muncul. Ia berdiri mematung disana, melihatku dengan sedih. Yah, aku tahu ini pekerjaan yang sangat sulit.
Ia berputar putar, terbang kesana kemari disini dihadapanku. Ia bermain dengan sepuasnya disana,
Seperti anak kecil, melihat tingkahnya aku jadi terkekeh sendiri.
Orangorang disekeliling ku memperhatikanku, pipi ku merona menahan malu!

Ck! Jadi kepancing ama sikap konyolnya nih hantu!

"Pulang yuk?" Ajaknya.

Aku menggeleng padanya.

"Kenapa?"

"Masih banyak rokok yang harus ku jual?" Ucapku sambil membuka tas penuh berisi rokok.
Ia hanya berdecak kesal, karna aku tak menuruti maunya.

"Baiklah, aku akan menunggumu dirumah..bye" ucapnya lalu terbang melintas langit gelap.

Apaaa??? Menungguku dirumah?? Lah gila! Dikata apaan kali yak!! Emang kita sepasang kekasih menunggu satu sama lain! Oh tidak! Aku tidak mau dengan hantuuuu

"Eh tapi kalo hantunya tampan seperti dia tak apa deh heheh" ucapku keceplosan.
Lagilagi orang orang melihatku dengan aneh. Karna malu untuk yang kedua kali, kabur aja deh. Cari tempat teduh yang lain.

Duduk menanti redanya hujan, sambil berbicara panjang lebar pada orang untuk menjual rokokku. Mataku sudah lelah, aku pun harus pulang mengistirahatkan badan.

****

Fadel POV

Kemana wanita berjilab itu, jam segini belum juga sampai!
Aku benar benar menghawatirkannya. Degup jantungku.... eh tunggu aku kan hantu mana mungkin jantungku berdegub atau berdetak! Ck! Bodoh!

Lagi lagi aku penasaran dan keluar dari rumah kumuh ini, melintasi atap dengan mudahnya. Aku lihat kesana kemari tapi tak kutemukan batang hidungnya yang mungil itu.

Entah kenapa aku sekarang menyukai sangat menyukai terbang. Yang awalnya aku takut bukan main saat tersadar dapat terbang bagai burung.

"Hihihihi..."

Siapa yang tertawa malam malam begini? Aku pun menoleh pada arah suara...
"Si..si...siapa?"
Sial!! Ketemu Tante Kunti lagi malem malem jum'at begini! Ia berdiri tepat disampingku.
"Gila! Gue jadi hantu bisa liat hantu begini sih?!" Keluhku.

Si Tante Kunti malah tertawa "Hihihihi maukah kau berteman denganku?" Suaranya benarbenar menakutkan! Kalau aku manusia mungkin aku sudah lari terbirit birit + kecepirit! (Dellll jorok banget sih looo)

"Ogah! Pergi dari hadapan gue sekarang!" Dengusku. Mana mungkin gue mau temenan ama sesama hantu. Kuntilanak lagi!!!! Gelooo ajaaa...

"Hihihihi jangan begitu sesama hantu jangan saling mendahulukan atau menghina.. hihihi mari kita berteman dan hidup tentram..." jawaban kali ini benar benar membuatku merinding itu pun kalau aku masih jadi manusia. Ngeri banget ngedenger dia ngomong kaya begitu! Pura pura saja tak mendengarlah!! Abaikan saja si Tante satu ini!!

Wanita berjilbab itu kelihatan! Dipenghujung taman ia menundukan kepalanya, jilbanya yang terlihat basah karna.... tetesan air mata?
Ia menangis? Tapi kenapa? Adakah yang menyakiti dirinya?

Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang