Semua mata teman-temanku yang berada dikafe ini tertuju padaku. Bagaimana tidak kini aku dengan atasanku Pak Andri makan dimeja yang sama ,kami berhadapan satu sama lain. Detak jantung yang tak ada henti hentinya terus-terusan berdegub dengan kencang.
Sedangkan Pak Andri, sedang asik melahap makanannya.
ohhh maygod
kenapa jadi begini siiihhh desahku dalam hati.
"Kenapa kau tidak makan makananmu?"
"Eh.... Mmmmmmm...."
"Kenapa? Tidak laparkah?"
"Akuu—— Merasaaaaa—-ta-k pantas disini—-duduk dihadapan bapak seperti in—-i" jawabku dengan gugup.
"ck! sudah ku bilang buang perasaan tak pantas mu ini itu" jelasnya sambil menyodorkan makanan untuk masuk kedalam mulutku.
"Hubp....."
"Sudah jangan banyak bicara makan saja!"
aku pun menuruti perkataannya, kali ini aku makan dengan lahap. Selahapnya makanku tibatiba perutku mual sekali, tak sanggup lagi untuk menerima makanan yang ada dimejaku saat ini. Aku berlari menuju toilet.
Pak Andri hanya menatapku dengan heran.
"hueeekkkkk..."
"Kamu kenapa?" tanya pak Andri sambil memijit tengkuk leherku.
"tiidaak—-" jawabku sambil menepis tangannya ditengkukku. bukannya tak mau tau geli. aku meras geli saja.
"Kenapa?!" sepertinya ia tersinggung dengan sikapku.
"Gel—-li pak" seruku menunduk dengan wajahku merona.
ia terkekeh geli dengan jawabanku.
"Sepertinya kamu masuk angin! Istirahat dan pulang lah. Hari senin Kamu kekafeku jam 8 pagi!!" ujarnya dengan tegas.
aku hanya mengangguk pelan.
saat keluar dari kamar mandi semua orang yang berada dikafe berbisik ,sepertinya membicarakanku.
Aku pun dengan cepat langsung keluar dari kafe itu, tapi tunggu dulu aku harus pamit dengan orang yang membantuku seharian ini. Pak Andri.
aku tersenyum padanya dan melambaikan tanganku dengannya.
Gak kuat pak bapak tampaaannn sekaleeee
"Terima Kasih pak Atas bantuannya" lirihku padanya.
Ia hanya manggut mananggut tanda mengerti dengan ucapanku..
Lakilaki berkaca mata, denga korneanya yang hitam kelam membuatku mabuk kepayang.
ahh andai saja Pak Andri suamiku gumamku..
****
Kini aku berada ditaman dekat rumah. Duduk diantara popohonan..
"Benar kata Pak Andri aku harus keluar..."
merenung menerka nerka kejadian dua hari ini, lakilaki kasar yang membuatku malu didepan banyak orang.
jahat sekali orang itu lirihku.
"Haaahhh... sudahlah toh semua rahasia Sang Khalik aku hanya perlu Berdo'a dan Berusaha!!" kataku dengan mengebu-gebu.
aku kembali berdiri, langkah kaki yang kepercepat karna rindu seseorang.
aku rindu hantu itu.. yahhh, benar aku rindu padanya..
"Baru pulang Emm.." sapa lakilaki itu
"Eh ada pak Ustad Ady lagi..." seru ku bodoh.
"Dari mana saja emm? mengapa malam sekali kau pulangnya?"
"ehhh tadi itu... mmmmm ..."
"tadi kenapa?" tanya pria Tampan penyejuk Hati.
"itu loh tadi aku habis makan malam sama teman udah gitu ditlaktir" seruku dengan semangat.
ups! mulutku kebiasaan kalau didepan Ady selalu saja tidak berhenti!! Ahhhhh bikin maluuuuu!!!!!
"oohh begitu" mulut nya membulat.
arghh sial kenapa hari ini jadi sering ketemu cowok cowok tampaaaannn!
"Pak Ustad Ady kenapa disini?"
"Oh iya yah saya punya tujuan menunggu mu disini!"
"Menunggu?"
ngapain pak ady nungguin aku? ohhhh tidak tidak! jangan jangan dia mau ngelamar aku lagiii desah ku. ( pedeeeee)
"Iyah Pak USTAD ADY dari tadi nunggu lo disini!!" seru vina dibelakangku.
"Ngapain pak?"
"Pake Tanya lagi lo" vina menoyor kepalaku.
"Sudah sudah vina! jangan terlalu berlebihan!" seru ady yang mengambil lengan vian dengan lembut.
"Tapi pak dia kan yang membuat bapak menunggu lama" jelasnya sambil menunjukan katakata yang manja. membuat perut ku sangat geli mendengarnya.
"Tidaak apa apa, bagiku menunggunya tak masalah bagi.." menunjukan senyumnya yang terbang membawaku ke Surga.
Deg!
Sekarang malam sabtu kan?
Ada apa? kenapa badanku kaku ketikaaa......
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Hantu
General FictionWanita berjilbab itu menatapnya dalam, sekian bulan setelah bekenalan mereka bertemu. Bukan! bukan disaat Jiwanya terlepas pada Raganya, melainkan disaat lakilaki tampan itu tersadar dalam KOMA. "Siapa?" tanya lakilaki tampan yang menggunakan pakaia...