Part 35

2K 64 5
                                    

Author
.
.
.
.
.

Pagi ini udara kota Bogor sangat dingin lebih dari biasanya membuat semua orang malas untuk keluar dari tempat tidur. Gadis berjubah itu pun masih enggan untuk bangun dari tempat tidurnya.

Emma mencoba membuka kelopak matanya, tapi perlahan-lahan tertutup lagi. Dengkuran Halus keluar dari mulutnya yang mungil ini.

Pria disebelahnya tersenyum tipis melihat Gadisnya masih tertidur dengan pulas.

"Bangun Sayang" sapanya sambil membelai wajah Emma.

"Emmmm" gumam Emma seperti tersihir dengan sentuhan Pria yang duduk disisi Tempat Tidurnya.

Tapi tunggu dulu? Mata Emma membulat sempurna lalu bangun dengan Kaget.

"Kamu!" Teriak Emma Histeris.

Fadel, Pria yang dari tadi sangat terhipnotis dengan cara tidur Emma hanya menaikan alisnya.

"Kok bisa dikamar aku?!!!" Bentak Emma. Emma berdiri dan keluar dari selimutnya yang sangat Hangat itu.
Fadel mensentil kening Emma.

"Jangan suka berteriak pada Suamimu?!" Dengusnya sebal dengan Emma.

"SUAMIIIII?!" histerisnya lagi.

Fadel menutup telinganya dengan jengah. Fadel baru tahu kalau istrinya ini memiliki Hobi teriak-teriak.

Fadel menatap tajam Emma, "Astaga Emma! Jangan berteriak padaku!! Dan yaaampun kamu lupa kalau aku Suamimu!!!!" Teriak Fadel dengan Emosi.
Emosinya terpancing oleh Emma bukan karna teriakannya. Tapi karna Emma telah melupakan Statusnya yang Fadel tunggu-tunggu.

"Tapiii-----kapan?" Lirih Emma hampir tak terdengar.

Fadel menghembuskan nafasnya agar emosinya tak lagi terpancing olehnya.

"Pikunan kamu ternyata ckck! Tapi sumpah em! Gak lucu kalau lupa sama Suami sendiriiiii" gemas Fadel pada istrinya.

"Maaf, tapi-----" tiba-tiba Emma merasa kepalanya pusing.

"Em! Emmaaaa" teriak Fadel Khawatir istrinya yang telah jatuh pingsan dihadapannya.

.
.
.
.
.
.
"Gak lucu banget sumpah!!"

"Lucuuu iiiiii sayang" rengek Emma pada Fadel.

Fadel menepis tangan Emma yang mencoba membujuknya. Emma kaget dengan sikap Fadel yang semarah itu.

"Samarah itu yaaa?" Bujuknya dengan raut sedih. Emma mendengar helaan nafas dari Fadel.
Benar-benar marah! Batin Emma.

"Maafin aku ya, aku keterlaluan bercandanya" Emma melewati Fadel yang duduk membelakanginya.

"Jangan----jangan lagi-lagi" lirih Fadel yang tak terdengar oleh Emma. "Emma!" Panggilnya.

Senyum Emma langsung mengembang dan membalikan badan. Ternyata suaminya yang tampan ini sudah dihadapannya sambil berdecak pinggang ala Bunda kalau sedang mengomelinya. Lagi-lagi Fadel menyentil Kening Emma lalu dilanjutkan dengan ciuman dikeningnya.

"Jangan berbuat seperti itu. Sungguh aku ketakutan setengah mati saat kamu pura-pura pingsan! Dan yang lebih parah kamu tak menganggapku sebagai suamimu".

Emma terkekeh geli dengan curhatan hati suaminya barusan. Tapi Suaminya benar, kalau Candaan Emma sungguh keterlaluan.

Emma memberanikan diri untuk memeluk Sosok suaminya yang sangaaattt dirindukannnya, karna telah satu minggu suaminya telah pergi dinas keluar kota.

"Aku rindu padamu" bisik Emma dengan mesra.

Fadel tersenyum dengan Emma yang mencoba menggodanya, "aku juga! Aku juga merindukan tubuhmu yang seksi!".

Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang