Part 19

1.5K 76 0
                                    

Aku harus mencobanya bukan? setelah berjuang sendirian dan akhirnya dibalas kenapa tidak mencobanya sekali lagi? Bertahun-tahun berharap dengannya akhirnya dia datang membalas semuanya. Meski badai terlalu kencang,akhirnya aku bertahan bukan? bertahan pada satu cinta! ya satu cintaku padanya! Mungkin tuhan ingin selalu ingin mendengar rintihanku dengan khitmat, maka dari itu tuhan mengabulkannya sekarang. yah ibaratnya seperti Pribahasa 'Berakit-rakit kehulu,bersenang-senang kemudian' benarkan? atau pribahasaku salah, entahlah.

Badai akhirnya berlalu,kini didepan mata banyak pelangi serta bintang-bintang bersinar dengan terangnya.

Aku layak wanita lainnya, mengharapkan cintanya dibalas,dan kini telah tercapai. entah kenapa dia membalasnya. Mungkin salah minum obat, atau dia mulai kena Serangan Sakit Jiwa mendadak? atau dia diguna guna oleh Aa ku agar membalas cintaku? ah semoga saja tidak. Aku harap dia tulus padaku, mencintaiku dengan segala kekurangan dan kelebihan, agar kelak kita saling melengkapi satu sama lain. Amin yarabb, semoga harapan benar-benar didepan mata. Kuraih kunci rumah dengan cepat, dan berlari ke dalam mobilnya.

Menatap jalanan Kota yang melengang karna Hari Minggu.

****

Ady POV

Sekarang kami, ralat aku dan emm diruangan tamu yang berisi Ibu, Abi dan beserta Adik-adikku.

Semuanya tersenyum ketika kedatangannya,entah sinar kebahagian apa yang dia bawa sehingga keluarga ku seantusias ini padanya.

Memang dia Cantik, Cantik sekali dengan balutan jilbab. Jilbab bagai mahkota buat dirinya. Dulu aku tak terlalu memperdulikan kekasihku untuk pakai Jilbab atau tidak karna itu hak mereka. Aku tidak akan memaksa.

Cantik. Senyumnya yang manis, menunjukan giginya yang putih serta pesung pipi yang tersembunyi dipinggir bibirnya. Kulit putih alami tanpa perawatan dan makeup berlebihan. Oke aku benar-benar Jatuh Cinta padanya. Aku akui itu.

Tatapannya membuatku luluh seketika, lihatlah senyumnya adu hai.

"Mas...masss....maaaaaasssssss......"

"Apa sih mir? teriak teriak ngagetin mas aja!" ucapku mengurut-ngurut telingaku yang cukup pengang dengan teriakan adikku.

"Atuh dari tadi mas bengong mulu, awas tuh ayam tetangga entar mati mas!"

Aku mendengus sebal kepada adikku yang satu ini. Setelah sadar ternyata disini tidak ada emma. Aku mencaricari batang hidungnya, bohong. Batang hidung kekecilan.

"De, emm dimana?" tanyaku sambil menyenggol lengannya.

"Diruang kerja Abi" ucapnya sambil membaca. Tanpa menoleh padaku. Dasar kutu buku!

Aku langsung mencari keruangan tersebut. Ternyata benar, mereka -ibu,abi,emma- lagi duduk bertiga ibarat kayak lagi disidang.
Nanar mata emm sedih, bulir kristal lagi lagi mengalir.

"bu,abi,emm..." panggilku

semua menoleh padaku, terutama emma. Dia berlari kearahku kemudian memelukku dengan erat. dan semakin makin erat.

"Emm---" lirihku padanya.
ia menangis pada dadaku,semakin lama semakin terisak dan dalam.

aku pun membalas pelukannya,mengelus punggungnya.
Suara tangisnya sudah hilang, mukanya yang merah akibat menangis mentapku dengan mesra.

"Ady, aku mau menikah denganmu" ucapany pelan dan hatihati.

"apa emm?" tanyaku purapura tak mendengar.

"Aku tidak akan mengulang katakata ku untuk yang keduakali ady" ucapnya sambil melepas pelukan.

ku perhatikan kedua orangtuaku tampak bahagia sekali melihat kami. Aku pun pura pura merajuk agar dia mau mengulang katakatanya. tapi semua sia sia dia tak mengulang katakatanya.

Aku sekarang melihatnya tertawa bebas seperti dulu, bermain air dihalaman dengan adikku dengan lucunya. Bajunya basah semua, tapi tak ia pedulikan.
Tertawa dengan bahagianya.

"Sudah mainnya emm, kamu bukan anak kecil lagi" ucapku menariknya kedalam. Karna banyak lakilaki yang matanya melotot kearahnya.

"Aaaaa mas ady ganggu nih" seru adik adikku dengan kompak.

Aku hanya terkekeh dengan sikap mereka.

Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang