Part 9

1.9K 100 0
                                    

Fadel POV

Matanya sendu semalaman habis menangis tak tau sebabnya. pipi tembemnya juga ikutan memerah. dihujung hidungnya pun tak kalah untuk memerah. kini wanita cantik jelita ini tertidur pulas didekapku. Membelai pipinya dengan lembut. aku menyukainya.

apaaaa?? aku menyukaiii wanita iniiiiii???!!!!!!

Dengan sigap aku pun melepaskan wanita ini didekapku. aku tau mungkin aku munafik, tapi aku tak semunafik itu ckck! apa lagi harus membohongi perasaan.

aku sudah bertunangan tak mungkin aku menyukai wanita ini dengan mudahnya. Mungkin ini yang disebut cinta pandangan pertaman, yahhhh.. aku akui aku menyukainya saat awal mata kita bertemu. maka dari itu aku terus terusan mengikutinya.

aku jadi rindu, naomi gadis blasteran jepang indonesia itu...lirihku.

aku pun terbang meninggalkan wanita cantik ini sendirian dirumah kumuh itu.

Tepat dijendela rumah mewah milik keluarganya naomi, ingin menghampiri tapi hatiku mengatakan tidak.

aku sangat ragu untuk memasuki ruangan pribadinya, yang kelak setelah kesadaran ku pulih akan menjadi milikku. Dengan detak jantung?

"gosh!! gue kan hantu mana mungkin jantung gue berfungsi!!" sambil memegang dadanya tepat dijantung.

DEG!

Darah tibatiba naik kekepala. Mataku memerah menahan amarah.

"aaahhh sayang" Rayu wanita tepat dihadapannya kini.

Wanitaku...lirihnya

****

Emma POV

Pagi-pagi sekali aku sudah siap menjajaki Kota Jakarta untuk menjual semua yang ada ditasku.

"klek.." pintu sudah ku tutup rapat-rapat. dan kupastikan terkunci.

"Emma sudah mau berangkat?" tanya lakilaki dibelakangku. aku pun menegok untuk memastikan siapa yang menagajak ku berbicara.

"eh, pa Ustad Ady" cengirku pada pria tampan didepanku. ia hanya menggunakan kain sarung yang melingkar dipinggangnya dan Baju Kokonya yang bikin cewek ngiler dihadapannya. Melted langsung deh aku kalau ditegur pak Ustad paling tampan diarea rumahku. Jantung pun tak kalah gugupnya, tak berarturan!

"kemarin saya denger vina ngeluh belakangan hari ini kamu berisik banget kaya ngobrol sama seseorang" jelasnya padaku.

Alamak! mati aku kalau begini. tak mungki aku menceritakan yang sebenarnya padanya...

"iii......iiii..ituu"

"kenapa? kamu tidak membawa lakilaki bukan mahrammu kan?'

"tentu saja tidak!"

"atauuuu... kamuuu...."

"kenapa pak?" tanyaku takut-takut

"matamu masih bisa melihat hal 'itu' ..." aku tau yang dimaksudkan 'itu'.

toh memang hanya dia yang tahu keajaiban yang ada pada diriku. karna dia pendengar yang baik, diantara teman-temanku.

aku mengangguk.

1 menit

2 menit

3 menit

dia diam menatapku dengan mata coklatnya.

"tampannyaaaa..." lirihku pelan.

"Emm.. bukan kahh...." sbelum dia melanjutkan perkataannya aku sudah lari terburu-buru.

"maaf pak bukannya saya tak sopan.. mohon maaf matahari mulai meninggi saya harus bekerja.." dengan senyum selebar lebarnya. (tapi tetep aja lebaran badan gue emmm)

"yahh baiklah.. aku akan menunggumu..." jawabnya pelan.

****

Matahari kian meninggi, tepat diatas kepala. kebayangkan panasnnya kayak apa?.

Dari pagi hingga sekarang aku tak melihat hantu itu, padahal biasanya dia mengikutiku dengan pertanyaan-pertanyaan bodohnya. Tapi hari ini tidak. Kenapa? terlintas sudah bayang bayang dengan bodohnya! tak mungkin!

atauuu dia sudah mati?!

"APA MATIIIII??"

sekelilingku menatapku sinis! keceplosan lagi dah!! dengan memukul dahiku untuk menyadarkan dari omongan bodohku.

Aku merindukannya.. lirihku

membayangkan harihariku dengannya, senyum tanda tawa yang dia berikan padaku. Kehilangannya? tentu saja! dia benarbenar pendengar yang baik. selain tampan dia juga baik hati dn murah senyum.

'Atau mungkin dia sudah kembali ketubuhnya'

Sudahlah dia bukan urusanku dia kembali atau tidak bukan urusanku toh kalau kembali pun dia tak kan mengingatku..

aku pun melanjutkan perjalananku memutari kota sejuta rahasia, menurutku saja yak..

Kembali lagi, aku terus terusan menjual Rokokku kesana kemari. Sampai sampai ada orang kesal denganku dengan melempar rokok itu ke depan mukaku.

"Sudah berapa kali saya bilang hah! saya tak butuh rokok itu!!! Rokok itu jelek!! sejelek wajahmu ituuu!!!!" geramnya padaku.

"Maa--mmaaaff..." mataku sudah membendung semua kesedihan yang ku pendam.

"SUDAH PERGI DARI SINI DAN JANGAN KEMBALI LAGIIII!!!!!"

"iii--iyaaaa" jawabku sambil berlalu menghindari lakilaki jahat itu.

Wajahku tertunduk, tangisku kian dalam semakin kutahan semakin ingin sekali menangis..

"hiks..."

"Berhentilah dari sana.."

mataku kini terbuka dan melihat asal suara.

"Kaauuuu..."

Pangeran HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang