Aku hari ini akan interview pekerjaan di sebuah perusahaan marketing. Hanya sebagai part time kurang lebih selama 3 bulan jika aku diterima. Tapi, ibu senang bukan main mendengar hal itu. Dia pikir, aku mendengarkan usulannya. Jadi, part time ataupun full time, baginya tidak ada beda karena maksud ibu sudah jelas. Dia ingin aku bertemu dengan pria-pria dan menemukan jodohku, dan kemudian menikahinya.
Saking bersemangatnya, ibu langsung membelikanku dua set baju kerja setelah mendengar kabar gembira ini kemarin. Lantas hari ini, ibu membangunkanku pukul 4 pagi. Padahal interview-ku pukul 9 pagi.
Sembari menunggu waktu, aku mengecek e-mail. Ada dua pesanan masuk untuk boneka rajut yang beberapa jam lalu kuposting. Tak tunggu lama, aku membungkus boneka rajut dan bermaksud akan mengirimnya lewat pos sebelum aku berangkat interview.
"Tolong kau ingat baik-baik ya nasihat ibu. Ramahlah kepada semua orang yang kau temui." Begitu nasehat ibu sebelum aku berangkat. Menurut ibu, aku sering tidak menunjukkan wajah ramah ketika bertemu orang untuk pertama kalinya. Hey, bagaimana wajah ramah yang dimaksud ibu sebenarnya?
***
Di depan ruangan tempat interview, sudah ada beberapa orang yang tampaknya tengah menunggu giliran mereka. Mereka terlihat lebih muda dariku. Wajar saja, karena part time ini ditujukan utamanya untuk fresh graduate. Aku mendaftar part time daripada full time karena aku tak mau disibukkan dengan setumpuk kerjaan setiap harinya. Dulu aku pernah bekerja di bagian marketing juga selama kurang lebih 2 tahun dan banyak pekerjaan yang kulakukan. Kurasa, dengan pekerjaan part time, aku masih bisa menjalankan bisnis boneka rajutku.
Saat namaku dipanggil, aku sejenak merapikan bajuku dan masuk ke dalam ruangan. Di sana, sudah ada tiga orang yang menantiku. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat wajah orang yang berada di tengah. Dadaku rasanya sesak seketika. Rasanya, aku ingin lenyap dari tempat ini. Segera. Tapi, toh aku tetap duduk dengan kikuk. Mencoba untuk tetap profesional.
"Delia Anastasya?" tanya wanita di sebelah kanan dari sisiku.
"Benar." kataku.
Interview kemudian dilanjutkan seputar dengan alasanku melamar part time serta pengalaman yang kumiliki. Mereka terlihat mengangguk-angguk. Wajah mereka sumringah. Di dalam diriku, tak ada ragu bahwa aku akan diterima. Tapi, sungguh, aku tidak ingin diterima. Aku ingin pergi saja.
Di akhir interview, mereka kemudian memperkenalkan diri. Dimulai dari orang di sisi kananku.
"Aku Gika dari HR."
"Aku Darian, manajer online marketing," kata pria di sebelah kiri.
Kemudian, sekarang giliran pria bagian tengah. Dia menunduk sebentar, kemudian mengatur suaranya dengan sedikit berdeham. Detak jantungku tak karuan.
"Saya Keefe Aditya, CEO KK Marketing."
Dunia macam apa ini? Di saat besar keinginanku untuk tidak bertemu dengan seseorang, mengapa semakin besar peluangku untuk bertemu dengannya?
"Selamat, kamu diterima untuk program part time di KK Marketing. Hopefully you'll enjoy working here. Selebihnya, Gika akan menjelaskan detail tentang kerjaan kamu di sini dan kapan waktu kamu bekerja."
Dengan senyum yang kupaksakan atas rasa malu yang lebih besar, aku mengucapkan terima kasih.
Tak lama, Keefe, maksudku Pak Keefe keluar dari ruangan. Kemudian disusul dengan Pak Darian dan kini tinggal aku dan Gika di ruangan ini. Dia menjelaskan segala detail pekerjaan yang akan kujalani serta waktu bekerja. Tapi, di tengah-tengah itu, pikiranku melayang pada saat aku menceritakan seluruh permasalahan anehku pada Keefe yang saat itu hanyalah orang asing, yang sekarang tiba-tiba dia menjadi bosku. Lalu, aku yakin, beberapa saat lalu, Keefe pasti menahan tawa, mengingat bagaimana aku bercerita tentang kisahku yang konyol. Dan dia akan menganggap tujuanku bekerja di sini karena mencari jodoh.
Atau sebaliknya, dia sama sekali tidak mengingatku. Ya, bisa jadi. Aku bukan seseorang yang akan dikenal untuk waktu yang lama. Aku tidak seterkenal itu hingga orang mengingatku dalam waktu yang lama. Tapi, ekspresi Keefe sungguh tidak bisa ditebak.
Penjelasan Gika selesai. Aku hanya mengingat sedikit yang dijelaskannya. Untungnya, dia akan memberiku soal detail pekerjaan lewat e-mail.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Odel dan Zona Nyaman
General FictionNamaku Odel. Umur 27 tahun. Jomblo dari lahir. Introvert. Ditanya ibu terus soal kapan nikah. Gimana sih caranya nyari jodoh? Yuk cek cerita Odel! Jadi saksi perjuangan Odel dalam hidupnya dan untuk dapetin cinta.