Hay guys
Welcome to novel Annam Al Abbiyan
Semoga kalian suku sama cerita iniMelihat itu Aisya tersenyum gemas tapi ia tahan agar tidak menyentuh wajah gus Anam "Gus Anam enggak tidur?" tanya Aisya sedikit ngeri karena ditatap terus oleh gus Anam.
"Masih belum ngantuk"
"oh"
Aisya mendengar suara gemericik air diluar "Gus, diluar lagi hujan ya?" tanya Aisya sambil menarik selimut untuk menutupi dirinya.
Gus Anam ikut menarik selimut berniat membantu Aisya "Kayaknya iya, sudah kamu cepat tidur aja takutnya nanti mati lampu" titah gus Anam dengan tatapan teduhnya.
Duar
Duar
Suara petir yang amat keras membuat Aisya terkejut sekaligus takut dan membuat Aisya meringkuk gemetar sambil menutup kedua telinganya "Sya kamu takut petir? Udah gak papa ada saya disini jangan takut ya" ujar gus Anam sambil mengusap kepala Aisya yang tertutup kerudung.
"I—Iya" jawab Aisya masih sedikit gemetar dan tanpa diduga tiba-tiba lumpu pun padam "Bunda Aisya takut gelap" ujar Aisya masih gemetar lalu menangis.
Gus Anam merasa khawatir kepada Aisya "Udah Ya Zaujati jangan nangis" ujar gus Anam sambil menggenggam kedua tangan Aisya dan sesekali menciumnya.
Saat merasa takut tubuh Aisya terasa seperti mati rasa karena rasa takutnya yang terbilang sangat besar "Gus Anam, gus Anam di mana?" tanya Aisya yang masih terisak
"Saya disini. Kamu jangan takut ya cantik, saya sudah pegang tangan kamu" ujar gus Anam lalu memberanikan diri untuk memeluk Aisya.
Seketika jantung Aisya seperti berdisko ria didalam sana "Kalau kamu takut peluk saya aja gak papa" ujar gus Anam yang membuat Aisya memeluk erat dirinya.
Gus Anam menerima pelukan Aisya lalu mengusap pungnggung Aisya "Udah jangan nangis, ada saya disini kamu enggak sendirinan" ujar gus Anam yang masih memeluk erat Aisya yang tengah menangis didalam pelukannya.
"Kamu tidur ya cantik, saya akan tetap disini tenangalah" pinta gus Anam dengan lembut lalu mendaratkan ciuman kecil didahi Aisya.
Malam yang gelap sudah hampir pergi pertanda waktu subuh akan tiba "Uhhh" suara Aisya yang tengah menggeliat dipelukan suaminya. Gus Anam yang telah bangun dari tadi kembali mengusap kepala Aisya "Kamu kenapa hmm?" tanya gus Anam sembari menatap teduh Aisya.
"Bangun yuk cantik, sudah pagi" ujar gus Anam masih sambil mengusap lembut kepala Aisya.
Gus Anam menunduk menatap Aisya yang masih membenamkan wajahnya didadanya "Udah mau subuh loh" ujarnya sambil mencium pucuk kening Aisya.
"Bentar" ucar Aisya masih menggeliat terus didada bidang gus Anam
"Ayo cantik bangun, bentar lagi subuh loh" ujar gus Anam sambil terus mengusap kepala Aisya
"Hmm iya" ujar Aisya sambil mengerjap- erjapkan matanya lalu berusaha beranjak dari posisi tidurnya.
Aisya mendudukan dirinya sedangkan gus Anam masih setia menatap Aisya dari samping "Cantik banget sih istri ku" ujar gus Anam sambil memandangi Aisya
"Kan emang cewek gus, masak Ais ganteng ya gak mungkin lah" ujar Aisya yang dijawab kekehan dari gus Anam.
Gus Anam beranjak dari posisinya lalu duduk menghadap Aisya "Yaudah saya mandi dulu ya cantik" ujar gus Anam sambil beranjak dari tempat tidur dan tak lupa mengusap brutal kerudung istri kecilnya itu hingga berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annam Al Abbiyan (END)
Teen FictionIni kisah seorang Gus muda yang berparas tampan yang bernama Muhammad Annam al Abbiyan yang bersifat cuek, dingin plus kaku yang jatuh hati dengan seorang santri baru, anak dari sahabat abinya. Namanya Raisya Putri al Fareza seorang perempuan yang...