23. Teruslah tersenyum

1.7K 69 0
                                    

Hay guys
Welcome to novel Annam Al Abbiyan
Semoga kalian suku sama cerita ini

Disisi lain abi menghampiri umi yang bersembuhnyi dibalik tembok pembatas antara ruang keluarga dan ruang makan "Sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain abi menghampiri umi yang bersembuhnyi dibalik tembok pembatas antara ruang keluarga dan ruang makan "Sayang. Ngapain disini Aisya kamu biarin masak sendirian?" tanya abi yang muncul dari belakang umi.

Umi sedikit tersentak karena kedatangan abi "Enggak gitu Abi, tuh liat anak kamu lagi mesra-mesraan didapur" ujar umi sambil menunjuk kearah dapur yang terlihat gus Anam memeluk Aisya dari belakang.

Abi mengikuti arah tunjuk umi "Lah gak tau tempat tu anak" ujar abi yang sudah tidak habis pikir dengan tingkah anaknya.

"Dah biarin, abi disini aja" ajak umi yang diangguki oleh abi.

Dan didapur gus Anam dan Aisya masih saja mengungkit soal tadi malam "Siapa yang marah, engak tuh" ujar Aisya masih dengan wajah cemberut.

Gus Anam menghela nafasnya pelan "Yaudah mau mintak apa? Nanti Insya Allah mas bakal turutin deh" ujar gus Anam pasrah karena tak tahan dicuekin.

Mata Aisya berbinar ia mematikan kompor lalu berbalik menatap suaminya itu "Mau bayi" minta Aisya dengan wajah imutnya.

"Kamu masih gak paham maksud saya tadi pagi?" tanya gus Anam yang mulai bingung dengan kepolosan Aisya.

Aisya pun menggelengkan kepalanya "Yaudah nanti malem mas jelasin" kata gus Anam

"Yang bener" Aisya antusias

"Iya asal kamu siap" ujar gus Anam terkekeh

Gus Anam menagkup wajah mungil Aisya "Tapi jangan bilang siapa-siapa ya, janji dulu" minta gus Anam

"Kenapa emangnya zauji?" Aisya bingung

"Mau bayi gak, kalo mau harus janji gak bilang siapa-siapa"

"Iya deh Ais janji"

~o0o~

Kicauan burung telah terdengar dan jadi pertanda bahwa awal yang cerah pun telah di mulai "Umi makanannya sudah siap" teriak Aisya dari dapur.

"Iya sayang bentar" teriak umi

Aisya melepas tangan gus Anam yang masih saja melingkar dipinggangnya "Zauji duduk dulu sana" titah Aisya melepas pelukan gus Anam

"Mau bantu boleh?" tanya gus Anam memasang wajah manja.

Aisya memutar bola matanya malas "Enggak usah, gus Anam duduk dulu aja emang enggak capek berdiri terus" ujar Aisya berusaha membujuk gus Anam.

Annam Al Abbiyan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang