38. Harapan?

859 33 0
                                    

Hay guys
Welcome to novel Annam Al Abbiyan
Semoga kalian suku sama cerita ini
Like & komen

Setelah berkutat dengan berbagai macam alat dapur gus Anam menghidangkan masakannya kepada Aisya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berkutat dengan berbagai macam alat dapur gus Anam menghidangkan masakannya kepada Aisya. "Nih kamu coba rasanya gimana?"

Aisya tampak ragu karena ini kali pertamanya gus Anam memasak untuknya. "Ais cobain yak" Aisya mengambil telur balado buatan suaminya dan memakannya "Em enak" jawab Aisya dengan mata berbinar.

"kan aku bilang apa aku bisa masak kamunya aja yang gak percaya" sombong gus Anam sambil mendudukkan dirinya disamping Aisya.

Aisya memutar bola matanya malas. "Yadeh Ais salah, masakan kamu emang debes deh pokoknya"

Gus Anam tersenyum melihat Aisya. "Yaudah yuk makan keburu dingin"

Setelah beberapa saat Aisya dan gus Anam kembali kekamar, setelah beberapa saat mereka sibuk berkutat dengan kegiatan masing-masing gus Anam dengan setumpuk berkasnya dan Aisya main hp.

Tiba-tiba gus Anam beranjak dari duduknya lalu berjalan ke kamar mandi tanpa menghiraukan tatapan Aisya. "Mas kenapa?" tanya Aisya yang melihat raut wajah gus Anam berubah.

Gus Anam menoleh kearah Aisya duduk sembari tersenyum. "Aku gak papa, semoga" ucap gus Anam lirih diakhir ucapannya sembari bergegas masuk kedalam kamar mandi.

Saat beberapa langkah seteleh mengunci pintu kamar mandi ada cairan merah yang keluar dari hidung gus Anam. "Ssstt darah" ujarnya sambil memegangi pangkal hidungnya.

Hingga beberapa menit hidungnya terus mengeluarkan darah segar dan ia kembali merasakan sakit kepala. "Ya Allah tolong kuatkan hamba untuk menjalani ujian darimu ini ya Allah" batin gus Anam yang sudah terduduk lemas di kamar mandi karena merasakan kepalanya yang teramat sakit dan darah yang masih terus mengalir dari hidungnya.

Sebelum kekamar mandi ia sempat membawa hp untuk meminta bantuan dari sahabatnya yaitu Rama karena tidak ingin membuat Aisya khawatir. "Assalamualaikum, temani saya bergi besok"

Setelah beberapa saat gus Anam keluar dari kamar mandi dan bertingkah seolah ilah semuanya baik baik saja. "Mas kenapa tumben lama?" tanya Aisya pada gus Anam yang duduk disampingnya tanpa aba-aba gus Anam memeluk Aisya. "Mas sayang kamu" ujar gus Anam seperti tak ingin kehilangan Aisya.

Aisya mengulum senyum dibibirnya. "Ais juga sayang sama mas" mendengar kata kata itu gus Anam semakin mengeratkan pelukannya. "Mas kenapa?" tanya Aisya yang merasa aneh karena tidak biasanya gus Anam bertingkah seperti ini.

Gus Anam melepas pelukannya. "Gak papa, em mas boleh tanya sesuatu?" mendengar itu Aisya mengeryitkan dahinya merasa aneh dengan sikap gus Anam. "Boleh"

Annam Al Abbiyan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang