14. Empat belas

9 2 9
                                    

SELAMAT MEMBACA GASY❤

****

Hendrea mengendarai mobilnya menuju alamat rumah seseorang yang adam berikan tadi padanya. Gadis itu tiba di sebuah jalan terpencil namun banyak rumah disana. Gadis berpakaian baju tidur motif bebek itu pun membuka mobilnya. Lalu berjalan kearah jalan terkecil itu. Hendrea bisa saja kesana menggunakan mobil tapi melihat jalan begitu sempit membuat dirinya memilih jalan kaki saja. Hendrea melihat rumah coklat didepannya itu lalu melangkah menuju rumah coklat itu.

"Permisi." ucap hendrea mengetuk pintu itu.

Pintu rumah itu terbuka lebar menampilkan seorang nenek tua. "Ada apa ya? " tanya nenek itu.

"Saya mau nyari pel- maksud saya mau cari ibuk Linda dimana ya? " tanya balik hendrea.

Nenek tua itu mengeleng pelan. "Dulu memang anak saya Linda tinggal disini, tapi dia sudah lama tidak kembali kesini lagi. " jelas nenek itu.

Hendrea mengangguk mengerti. "Kalau gitu bisa saya minta alamatnya nek?" tanya hendrea.

"Sebentar ya." ujar nenek tua itu. Lalu masuk kedalam rumah itu.

Hendrea duduk dikursi kayu sambil melihat sekeliling kampung itu. Memang kecil sekali tapi banyak di penghuni oleh orang orang disini. Sangat ramai ada yang berjualan keliling, ada yang bekerja sebagai kuli bangunan dan banyak lagi. Beda banget sama kehidupan gua, walaupun gua gak ada kekurangan tapi kebahagiaan yang gak gua dapatkan, jadi orang kaya itu gak enak. Batin hendrea.

Nenek tua itu keluar dari rumah itu melihat hendrea. "Nak ini alamat rumahnya kamu bisa datang kesini. " ujar nenek tua itu. Menyerahkan kertas putih pada hendrea.

Hendrea mengangguk. "Makasih ya nek, kalau gitu saya permisi." ujar hendrea lalu melangkah pergi dari kampung itu menuju mobilnya.

"Lo liat aja ya pelakon habis lo ditangan gua." gumam hendrea lalu menjalankan mobil hitamnya meletusuri jalan ibu kota pagi. Ketika hendrea melewati jalan sepi itu puluhan motor berwarna merah mengikutinya dari arah belakang. Hendrea terus melajukan mobilnya membuat mereka melajukan motor mereka.


Mobil hendrea tidak sengaja menabrak sebuah kayu membuat mobil hendrea tidak bisa dihidupkan.

"Sial." Umpat hendrea.

Motor ninja merah pun tiba dihadapan hendrea dan sebuah mobil hitam itu. Hendrea pun turun dari mobilnya berjalan santai menghadapi mereka.

"Mau apa lo semua? " tanya hendrea.

"Ikut kita sekarang." jawab salah satu antara mereka. Hendrea tidak dapat mengenali wajah mereka karena tertutup oleh masker dan helm yang mereka gunakan.

"Gak akan. " ujar hendrea. Dua laki-laki itu pun berjalan kearah hendrea. Namun dengan cepat hendrea menghindari mereka.

Bugh!

Bugh!

Hendrea memukul perut dua laki-laki itu membuat mereka mundur berapa langkah kebelakang.

"Sialan jangan pernah sentuh gua. Atau tangan lo patah!" ujar hendrea mengepal kedua tangannya.

Seorang laki-laki paru baya itu keluar dari mobil hitam. Berpakaian serba hitam dan berkacamata hitam itu. Lalu tersenyum kearah hendrea.

BINREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang