27. Dua tujuh

6 1 0
                                    

SELAMAT MEMBACA GASY❤



****

Hendrea melangkah kakinya. Menatap bangunan mewah di depan matanya. Rumah yang sengaja untuk membicarakan hal penting. Bibir hendrea terangkan senyum miring melihat banyak belati, pisau, pistol, dan benda tajam yang menempel di dinding itu. Senyum yang selalu cewek itu pancarkan. Apa lagi, Hari ini pertemuan dirinya dan sepupunya. Saking rindunya hendrea rasanya ingin sekali mengajak sepupunya pertempuran darah apa lagi, pada harsen.

Hendrea mengikat rambutnya. Menatap pintu hitam di depannya yang tertutup rapat.

"Buka pintunya atau gua pakar nih markas sialan!" seru hendrea tapi masih tidak ada jawaban dari mereka. "Ch."

Cewek itu geram. Tampa aba aba hendrea menendang pintu itu satu kaki dengan santai. Pintu yang tadi tertutup rapat sekarang terbuka lebar. Hendrea membulat matanya tak percaya. Melihat cowok yang berdiri gagah di depannya itu. Setelan seragam hitam. Hendrea mengeluarkan belati di saku jaketnya. Lalu, melempar ke arah cowok itu. Tapi dengan santai cowok itu menghindari tampa melihat belati itu mengarah padanya.

"Wow keren!"

"Fuck!" maki cowok itu lalu membalikkan badannya. Menatap cewek cantik di belakangnya. Ternyata itu hendrea sepupunya yang sangat bar bar di matanya. Jika bukan hendrea sudah di pastikan dirinya akan memaki dengan ucapan pedas yang keluar dari mulutnya. Jika dirinya sudah berhadapan sama hendrea maka ia akan kalah. Entah soal ucapan atau perbuatan. Hendrea sungguh sangat bisa menjatuhkan mental lawan dengan cara halus yang cewek itu mainkan. "Wow cute!"

"Sakral!"

Sakral putra langit.

Cowok dengan ketampanan serta wajah yang sangat mengerikan setelah harsen. Sakral juga cowok yang sangat benci bersentuhan sama prempuan sifat cowok itu sama dengan harsen. Punya jiwa kegagahan dan ketampanan yang sangat tajam. Walaupun begitu sakral sangat menyayangi hendrea. Bagi sakral hendrea adalah prempuan satu satu yang dirinya miliki.

"Senang bertemu sama cowok brengsek kayak lo al!" seru hendrea di sambut senyum remeh oleh sakral.

Sakral melebarkan kedua tangannya mengode hendrea untuk memeluknya.

"Ogah nanti remuk tuh badan." ejek hendrea membuat sakral terkekeh geli. Dirinya kira sepupunya ini sudah berubah ternyata belum. Hendrea melihat wajah sakral yang sudah mulai geram padanya pun langsung berlari memeluk badan gagah cowok itu. Bagi hendrea sakral adalah banteng kuat setelah Arga dan harsen.

"Udah lupa lo punya sepupu setampan gua hm?" tanya sakral melepaskan pelukan mereka.

Hendrea terkekeh pelan. Padahal cowok itu yang baru muncul dan menemuinya kesini. Hendrea melihat bentuk tubuh sakral masih tetap gagah dan tampan di matanya. Cewek itu melihat sekeliling mata lentik hendrea menatap seluruh isi ruangan itu. "Mana si harsen?"

Sakral melirik harsen yang baru saja keluar dari ruangan itu lalu, berjalan kearah mereka. Hendrea sudah sangat rindu pada cowok itu walaupun, baru beberapa hari. Karena harus menjemput sakral membawa cowok itu kesini.

"Kesopanan lo udah hilang hm?" geram harsen di sambut kekehan geli dari hendrea. Sudah biasa jika harsen akan menegurnya jika hendrea bersifat seperti ini. Tapi bukannya takut hendrea malah sangat menikmati. Harsen yang melihat hendrea terkekeh padahal dirinya sudah geram. Cowok itu mengeluarkan pisau tajam yang selalu dirinya bawa kemana mana. Pisau tajam itu melayang kearah hendrea. Tapi tidak semudah itu jika ingin melukai seorang hendrea. Bahkan dengan santai cewek itu menghindari serangan dari harsen. Membuat, pisau itu meleset kearah tembok.

BINREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang