SELAMAT MEMBACA GASY❤
****
"Hendrea!" bentak harsen langsung berdiri dari duduknya.
Harsen tau bahwa hendrea terkejut dengan adegan ini. Tapi tindakan hendrea itu sangat tidak sopan. Tidak seharusnya hendrea melakukan hal seperti itu tadi.
Hendrea menutupi seluruh wajahnya dengan tangan yang gemetar. Terlebih lagi mendengar bentakan yang harsen ucapan. Seluruh badan cewek itu gemetaran, tangis hendrea pecah. Bahkan hendrea tidak peduli dengan kemarahan tujuh laki-laki itu yang melihat dirinya nangis. Hendrea tau mereka benci melihat dirinya menangis seperti ini.
Arga menatap hendrea tajam. Arga tidak mengizinkan putrinya untuk menangis. Arga membenci ketika hendrea mejadi lemah. Terlebih lagi tindakan hendrea yang sangat tidak sopan.
"Kenapa cuma di lempar pake gelas hm?" tanya Arga dengan suara yang geram. Harsen dan yang lain hanya menyimak. Mereka paham sisi Arga. Mata tajam Arga melihat leptop yang masih di atas meja, walaupun sudah hancur. Arga menendang leptop itu ingga terlempar menghantam tembok. Sekarang leptop itu benar benar hancur.
"Niat menghancurkan tapi masih tersisa. Jurusan macam apa ndre?" tangan Arga terangkat ingin menampar hendrea, seperti yang dulu dirinya lakukan. Tapi harsen lebih dulu menahan tangan Arga.
"Jika anda ingin menampar adik saya yang kedua kalinya." harsen sengaja memotong ucapannya. Menatap tajam Arga. "Saya pastikan nyawa anda akan melayang!"
"Harsen jangan bodoh kamu!" geram Arga menajam auratnya. Seakan-akan siap untuk menghabisi harsen.
"Anda pikir adik saya itu apa. Menangis itu wajar, hendrea juga punya hati. Dia bukan robot yang anda tahan untuk tidak menangis!" tegas harsen mengunakan bahasa formal yang menunjukkan bahwa dirinya sangat marah.
Arga terdiam. Memang benar apa yang di katakan harsen.
"Kak udah hendrea yang salah." ujar hendrea dengan nada rendah.
"I'm sorry pa."
Harsen menarik hendrea agar jatuh ke pelukannya. Mengelus punggung adiknya itu penuh kasih sayang. Harsen pastikan jika Arga menampar hendrea untuk kedua kalinya, Arga tidak akan pernah melihat hendrea lagi. Harsen benci melihat ketika seseorang menyakiti hendrea. Karena, hanya hendrea yang sekarang harsen punya. Bahkan harsen rela mengorbankan hidupnya untuk hendrea. Hendrea ratu di hidup harsen.
Hendrea menangis di bidang dada harsen. Mencengkram baju harsen kuat. Dunia hendrea seakan-akan hancur saat ini.
Arga memalingkan wajah kearah lain. Tidak bisa dirinya melihat wajah hendrea sekarang. Arga akan memperlakukan hendrea dengan cara yang berbeda. "Salin bukti itu tadi."
"Lima jam papa tambah hukuman bela diri kamu, keliling lapangan dua puluh kali. Jika kamu membantah hukuman akan bertambah!" ujar Arga dengan lantang. Lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
"Sadis." gumam redi menggeleng kepalanya.
"Dengarin gua." ujar harsen melepaskan pelukan mereka. Memangkup kedua pipi hendrea. "Lo bisa hancurin mereka satu persatu. Siksa mereka lebih dari mereka menyiksa haira. Siksa mereka sampai mereka menginginkan kematian Oke?"
Hendrea mengangguk tegas. Tidak ada keraguan mendengar kalimat yang harsen katakan.
Sakral menatap hendrea. "Hug me hendrea."
Cewek itu beralih menatap sakral. Hendrea tau sakral sama terluka. Hendrea berlari memeluk sakral erat. Redi, lian, alek, pun ikut berpelukan. Mengulurkan kekuatan satu sama lain. Mereka punya titik kehancuran masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINREA
Random(SELAMAT MEMBACA JANGAN LUPA RAMEIN OKEY) Hendrea hareta. Gadis kuat, berani dan di ratukan oleh banyak orang terutama papa dan abangnya. Gadis yang memiliki paras cantik tapi berbeda jika bertemu dengan orang yang dirinya benci. Dia datang kembali...