20. Dua puluh

18 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA GASY❤


****


"Bos Caldarios nantangin kita main basket." ujar saka yang duduk disebelah bintang.

Bintang menatap saka. "Dimana?" tanya bintang.

"Digedung biasa." jawab coki.

"Mending jangan deh gua cape menang mulu anjir!" ujar reyhan sombong.

Dante memukul kepala reyhan. "Jangan sombong roda itu bisa berputar setiap saat." ujar dante.

"SETIAP WAKTU!" seru mereka semua.

"Okey kembali ke topik yang tadi GIMANA?" tanya saka geram melihat temannya yang tidak pernah serius.

"Mas jangan ngegas dong. Dedek mau minta dibelai nih." ucap reyhan menggoda saka.

Saka menatap sinis. "Najis membelai batang!" ujar saka membuat mereka tertawa ngakak.

"Eh lo semua pernah nabung gak?" tanya coki tiba tiba membuat pasang mata menatapnya.

"Gua gak pernah." jawab dante.

"Kenapa?" tanya adit merasa bingung.

Dante menghembus nafas pelan. "Dimana mana kalau orang mau nabung itu harus ada duit." ujar dante.

"Terus?" tanya bintang menaikkan satu alisnya.
"Ya gua gak ada duitnya lah bodoh!" ucap dante ngegas membuat bintang menatap tajam kearahnya. Nyali dante mencuit melihat tatapan maut bintang. "Eh bos muka lo santai napa." ujar dante cengengesan.

"Pecat aja jadi anggota rivordoes tang." ucap zidan yang dari tadi hanya diam nyimak.

"Gua setuju tuh tang keluarin aja, nanti kita cari yang baru." tambah saka.

Dante panas dingin ditempat menatap bintang. Lalu memeluk badan bintang dari arah samping. "Tang jangan dong tang! Lo tega liat gua." mohon dante matanya memerah membuat mereka tertawa kenceng. "Sialan lo semua!*maki dante.

Bintang tersenyum miring. " lepasin gua atau." belum selesai bintang bicara dante lebih dulu melepaskan pelukannya dari bintang.

"Lo gak akan keluarin gua kan tang?" tanya dante pelan.

"Gak lah kita ini Sodaritas dan selamanya akan gitu." jawab bintang membuat dante mengelus dadanya. Lalu menatap kearah temannya dengan senyum kemenangan.

"Jadi gimana kita Terima gak ajakan Caldario?" tanya zidan.

Bintang tampak berfikir lalu mengangguk pelan. "Siapin aja semuanya kita gak mungkin nolak ajakan mereka." ujar bintang.

"Kenapa sih kita gak pernah damai sama mereka. Gak cape apa berada otot mulu nanti patah patah nangis." ujar coki.

Bintang menghembus nafas berat. "Mereka terlalu berlarut dalam membencian." ujar bintang pada mereka. Memang benar dari dulu dua geng itu tidak pernah akur apa lagi berdamai.

"Tunggu waktunya aja kita akan berdamai tapi menunggu suatu kejadian yang akan tiba." ujar zidan dengan wajah datarnya itu. Mereka menatap zidan bingung sekaligus tidak yakin dengan ucapan cowok itu. Memang benar jika zidan sudah turun tangan masalahnya akan selesai lebih cepat. Tapi tidak dengan ucapan cowok itu barusan.

"Maksud lo?" tanya bintang serius.

"Tunggu aja di hari itu dan semuanya akan berakhir dengan sekejap mata." ujar zidan.

Adit melemparkan botol kearah zidan membuat cowok itu menatap tajam. "Sok sokan mau jadi misterius lo jamrudin!" ujar adit santai.

"Pertempuran akan dimulai gasy." kekeh coki melihat keduanya.

BINREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang