SELAMAT MEMBACA GASY❤
*****
bel istirahat berdering membuat mereka bersorak ria. Hendrea dan keempat sahabatnya bangkit dari duduknya menuju kantin. Mengisi cacing di perut mereka. Yang dari tadi terus berteriak. Apa lagi april dan sera yang dari tadi heboh sendiri menahan lapar. Badan kedua cewek itu pun sudah melemas.
"Weh weh tunggu tuh si sasya lagi ngapain?" tanya windi. Melihat sasya dan keempat temannya yang terus mendesak cowok berkaca mata dan badan yang agak gendut itu.
Langkah mereka berhenti. Hendrea dan ketiga sahabatnya langsung menoleh kearah yang di maksud windi.
"Ndre itu kan tio! Cowok yang waktu nyamperin lo, yang minta untuk di ajarin silat sama lo!" seru keisya. "Untuk kita ke kantin sebelah aja yuk." keisya menarik tangan sera dan april. Saat ini keisya tidak ingin berurusan dengan sasya dan keempat dayang nya itu.
Hendrea menatap sasya sinis. Hendrea sudah sangat muak melihat sasya di sekolah ini.
Sera tak tahan mendengar ucapan yang keluar dari mulut keisya. Hanya keisya yang sedikit takut jika berhadapan dengan sasya. "Lo lupa kita lagi sama siapa?" tanya sera pada keisya.
Keisya melihat kearah hendrea. Lalu menepuk jidat nya tiga kali. Keisya lupa bahwa sekarang di sebelahnya ada hendrea. "Sory gua lupa, asal lo tau aja gua kan gak seberani hendrea."
Hendrea tidak mempublis candaan sahabatnya itu. Hendrea menundukkan kepalanya. Menajam indera pendengaran nya agar pembicaraan sasya dan Tio terdengar jelas walaupun, dengan jarak yang cukup jauh. Hendrea memejamkan dua matanya. Satu tangan menutupi sebelah telinganya. Lalu fokus terhadap pembicaraan sasya dan Tio.
"Beliin lima jus mangga dan lima mangkok bakso kayak bisanya!" ujar sasya. Tangannya melempar uang berwarna biru kepada Tio dengan cara di lempar kearahnya. Tio memungut uang yang ada di lantai itu.
"Yaudah ngapain masih di sini sana cepatan kita udah lapar lo gak liat!" perintah sasya layaknya seorang ratu.
"T-tapi uangnya kurang kak."
"Gua gak peduli cepat sana." usir sasya.
Hendrea mengangkat dagunya. Kedua matanya yang tadi tertutup sekarang terbuka. Indera pendengaran hendrea menangkap jelas ucapan sasya kepada Tio dengan kasar. "Dasar sampah masyarakat. Dan beban sekolah!" hina hendrea.
Hendrea berjalan. Kedua tangan di masukan kedalam saku roknya. Hendrea berjalan dengan manis menuju meja sasya. Membuat keempat sahabatnya berlari kecil menyusul hendrea di depan.
"Put your hand back down." perintah hendrea tegas. Kelima gadis itu di kaget melihat kedatangan hendrea.
"Artinya. Turunkan tangan mu kembali. Segitu bodohnya dalam bahasa Inggris ya sya? Oh atau gak pernah belajar bahasa Inggris tapi belajar bahasa binatang." ujar keisya menyengir, wajahnya seperti tidak ada dosa yang gadis itu tampilkan. Padahal sasya Tengah menahan amarahnya. Menurut keisya dirinya akan lebih berani jika di sebelah ada hendrea.
Mata hendrea melihat uang lima puluh ribu. Yang, masih di genggaman Tio. Mengambil uang itu dari tangan Tio. Lalu, mengembalikan secara sopan pada sasya. "Tambahin lagi uangnya masih kurang. Jangan berlagak sok kaya kalau gak mampu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BINREA
Random(SELAMAT MEMBACA JANGAN LUPA RAMEIN OKEY) Hendrea hareta. Gadis kuat, berani dan di ratukan oleh banyak orang terutama papa dan abangnya. Gadis yang memiliki paras cantik tapi berbeda jika bertemu dengan orang yang dirinya benci. Dia datang kembali...