23. Dua tiga

8 1 0
                                    



SELAMAT MEMBACA GASY



******

"Eh goblok mikir yang benar!" maki hendrea.

"Gua juga mikir sama anjir serius Dikit bisa." kesal Rani dari tadi melihat nathan dan anggotanya yang terus berdiri didepan teras. Sedangkan hendrea dan dirinya dari tadi terus beradu mulut.

"Ran salib motor mereka nanti." perintah hendrea terus mengawasi pergerakan mereka. Dan benar saja mereka menjalankan mesin motor mereka lalu meninggalkan markas gengster.

Melihat itu hendrea dan Rani bergegas menuju motornya masing masing.

"NDRE JANGAN KEHILANGAN JEJEK." teriak Rani membuat hendrea mengangguk mengerti. Hendrea menjalankan mesin motornya di ikuti oleh Rani. Hendrea dan Rani mengikuti mereka dari arah belakang dengan jarak yang cukup jauh. Ada sekitar ratusan motor anggota gengster, dan dipimpin nathan didepan.

Rani mengode hendrea agar segera menyelipkan motor mereka lewat sorotan mata. Hendrea yang mengerti maksud Rani, langsung mengegas motornya sama hal yang di lakukan oleh Rani.

Brum brum brum

Motor hendrea dan Rani sekarang telah menguasai barisan mereka, dan berada di tengah tengah mereka. Hendrea mengangkat ban motor depannya. Lalu, melaju kencang.

"Bangsat siapa yang ngancurin barisan kita." umpat nathan dengan sasya yang memeluknya kencang dari arah belakang.

Nathan melayang tangannya ke udara. Agar, mereka semua berhenti. Motor hendrea melintang didepan ratusan motor itu. Nathan menghentikan motornya lalu, turun dari motor langsung berhadapan dengan hendrea. Bukannya takut hendrea dengan santainya mengunyah permen karet di dalam mulutnya.

"MAU CARI MATI LO HALANGIN JALAN KITA!" marah nathan. Rahang mengeras, mata memerah, dan lengan terkepal kuat. Sudah menunjukkan seberapa besar kemarahan nathan pada, dua gadis yang kini berdiri menampilkan wajah tampa dosa.

Hendrea tidak tinggal diam. Kakinya melangkah maju kearah nathan dan juga sasya. Dengan, wajah sadis dan mengerikan yang saat ini hendrea tampilkan di depan mereka.

Rani melempar pistol. Dan, dengan sigap hendrea menangkap nya. Sebelum mulai permainan itu hendrea dan Rani mengikat rambutnya asal asalan. Dan, melepaskan jeket kulit warna hitam itu. Dan kini keduanya hanya berpakaian mengunakan baju kaos warna hitam dan celana hitam panjang.

Hendrea memainkan pistol yang berada di tangannya. Sambil menatap ratusan orang berbadan tinggi, dan kekar. Namun itu tidak membuat nyali hendrea dan Rani mencuit. Hendrea menatap ke atas langit malam yang cerah. Sepertinya langit sedang ada di pihaknya.

DOR!

Suara tembakan pistol kearah langit membuat mereka mundur beberapa langkah kebelakang. Nathan melihat raun wajah hendrea yang menyeramkan baginya. Benar kata algara, hendrea lebih berbahaya dibandingkan fajri. Hendrea tersenyum remeh kearah mereka.

"Wow, ternyata udah dapet pelindung baru ya?"

"Biasa lah ndre cewek kayak dia mah. Cowok mana yang gak tergoda."

BINREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang