SELAMAT MEMBACA GASY❤****
Sekarang bukan zidan yang mengendarai mobil hendrea tapi, cewek itu sendiri. Bahkan dengan santai hendrea kebut kebutaan di jalanan tampa rasa takut. Bintang ingin menegur cewek tapi, tidak bisa kondisinya benar benar lemah. Yang membuat bintang kesakitan luka kemarin belum sembuh. Di tambah luka baru. Itu yang membuat bintang rasanya ingin mati perlahan lahan saat ini.
"Zi bintang mana?" tanya hendrea melihat zidan keluar dari ruang rawat bintang. Cowok itu duduk di sebelah hendrea sambil menunggu bintang.
"Punggung bintang terluka parah dan sekarang di jahit."
Hendrea melotot kaget. Separah itu kah luka bintang sampai di jahit seperti itu. "Ch.. Emang punggung bintang robek?"
Zidan menundukkan kepalanya. Sungguh dirinya sangat lelah dengan pertanyaan yang terus keluar dari mulut cewek itu. Demi apa pun zidan merasa bahwa di sebelahnya sekarang bukan hendrea yang dirinya kenak dulu. Zidan mengode hendrea agar masuk ke dalam ruangan itu saja.
Hendrea pun masuk tergesa gesa ke dalam ruangan. Bintang duduk dan masih di obati oleh dokter laki laki. Dokter itu masih fokus menjahit punggung bintang. Darah yang mengalir banyak tadi sekarang pun sudah di bersihkan. Untung saja di rumah sakit ini segera mendapatkan donoran darah yang cocok untuk cowok itu. Kalau tidak bisa mati bintang.
"Perasaan tadi cuman pake balok kayu doang kok bisa di jahit segala." hendrea berdiri di sebelah bintang. "Lemah... "
Dokter itu menatap kearah hendrea mendengar ucapan yang, keluar dari mulut cewek itu. Bintang bukan mempunyai satu luka tapi, banyak goresan goresan tajam di punggung cowok itu. Membuat, punggung bintang harus di jahit. Bahkan luka yang belum kering itu malah di tambah luka baru yang lebih parah.
"Dia bukan cuman punya satu luka tapi, luka bintang lebih dari satu yang menempel di punggung. Bahkan luka yang satunya belum kering tapi udah di tambah luka baru lagi." jelas yani.
Hendrea menatap bintang tajam. Dirinya tahu betul bagai mana rasa sakit yang masih basah di tambah luka baru. Bahkan, hendrea yakin pukulan preman tadi itu cukup. Keras mengenai punggung belakang cowok itu. Tapi satu pertanyaan hendrea. Siapa orang yang berani melukai bintang. Padahal bintang itu bukan cowok biasa.
"Bintang ken-" bintang menarik tangan kanan hendrea yang sudah terluka. Hendrea membulat matanya kala melihat bintang mengigit pergelangan tangan yang bahkan di situ adalah lukanya. Bintang memejamkan matanya menahan sakit.
Yani melihat hendrea yang ingin melepaskan gigitan itu lalu, menatap hendrea agar pergelangan tangannya tetap di situ.
"Shh... " desis bintang saat jarum itu masuk kembali dalam tubuhnya. Bintang melepaskan gigitan itu lalu, mengigit bibir nya sendiri. Cowok itu melihat pergelangan tangan hendrea yang cedera karena ulahnya. "Maaf."
"Gak!" balas hendrea ngegas. Walaupun tidak sakit tapi, tetap saja cowok itu sangat lancang. Bintang menarik tangan hendrea agar duduk di sebelahnya. Saat hendrea hendak bangkit tiba tiba bintang mengigit bahunya kuat. Tapi, menurut hendrea itu hanya gigitan semut.
"Geli kambin!" maki hendrea. "Ch... Bau jigong kan sialan emang!"
Yani yang ingin menegur hendrea tapi di tahan oleh bintang.
"Kalau bukan karena lo nolongin gua! Udah gua robek mulut lo karena udah lancang gigit tangan dan bahu gua." omel hendrea. Bisa dirinya akan mengembalikan serangan yang lebih pada musuhnya. Tapi, mengingat bintang terluka karenanya membuat hendrea menjadi tidak kasihan. Namun, hendrea mengingat saat bintang menolong sasya bahkan bintang juga tahu saat itu sasya sedang memaki seorang siswa. Tapi, cowok itu malah diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINREA
Random(SELAMAT MEMBACA JANGAN LUPA RAMEIN OKEY) Hendrea hareta. Gadis kuat, berani dan di ratukan oleh banyak orang terutama papa dan abangnya. Gadis yang memiliki paras cantik tapi berbeda jika bertemu dengan orang yang dirinya benci. Dia datang kembali...