12. Hati-hati! Jangan Sampai Terjebak!

87 20 0
                                    

💚Hati-hati! Jangan Sampai Terjebak!

Guru Bahasa Indonesiaku cukup bar-bar, maksudku, beliau kadang asal bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guru Bahasa Indonesiaku cukup bar-bar, maksudku, beliau kadang asal bicara. Dan beliau sendiri mengakui bahwa ia akan selalu berbicara jujur, apa yang ingin ia katakan pasti akan ia ucapkan.

Dia bilang kelasku bau sambal. Tentu saja, jam istirahat baru saja usai, teman-temanku baru saja menyelesaikan acara memakan bekalnya. Katanya, kelasku juga bau kaos kaki dan keringat. Kami di kritik habis-habisan soal penampilan.

"Kalian mandi enggak si?!" Tanyanya dengan tawa mengejek. Aku tidak terkejut, beliau memang seperti itu.

"MANDI, BU!" jawab kami kompak.

Tentu saja! Siapa yang berani berangkat sekolah tanpa mandi?

"Bagus! Saya paling enggak suka kalo liat murid-murid saya butek kaya air got." Ya, beliau memang kejam. Sekali lagi, guru Bahasa Indonesiaku memang seperti itu. "Karena kalian itu bawa nama baik sekolah, jadi ketika kalian keluar dari sekolah ini, Orang-orang seneng lihat kalian yang bersih dan wangi, bukan butek, lecek, dekil."

"Kan enggak lucu kalau orang-orang bilang; "guru GALSA dekil, muridnya juga dekil!" Kan lebih baik kalau ; "anak GALSA mah cantik sama ganteng ya? Padahal gurunya dekil dan butek." Itu jauh lebih baik!"

"Penampilan adalah yang utama, otak itu yang kesekian!"

"WOAAAHH!" Nyaris semua anak perempuan bertepuk tangan.

Aku tidak termasuk dengan mereka yang merasa bahwa apa yang Bu Guru katakan itu benar. Maksudku, sebagai seorang gadis yang mempunyai wajah rata-rata, aku merasa tidak setuju.

"Iya kan bener? Nilai-nilai ini mah enggak penting! Saya bisa kasih nilai 100 kalau saya mau, lagian, Pak Kepsek juga enggak akan tau."

"Penampilan itu yang pertama. Enggak perlu dandan, yang penting kalian mandi dan bersih."

Aku tersenyum miring kala mendengarnya. Beliau pasti bimbang, ingin muridnya tampil cantik tetapi sekolah memberikan peraturan bahwa muridnya dilarang berdandan bahkan untuk menggunakan lipstik merah muda yang tipis saja tidak boleh.

Penampilan seperti apa yang guru itu maksud? Pakaian rapih, bersih, tetapi muka berminyak?

Bu guru Bahasa Indonesia juga berkata; "kecantikan dibawa mati, otak enggak. Kalau kita nanti mati, orang-orang bakalan nanya 'masih cantik enggak mayatnya?' bukan 'masih pinter enggak mayatnya?'"

Sekilas, itu lucu dan masuk akal. Aku pun jadi tertawa karenanya, sama seperti teman-temanku.

Ya, kecantikan atau kegantengan dibawa ke alam kubur, untuk dihancurkan.

Aku akui fisikku rata-rata. Aku pendek, kakiku mungil tidak jenjang seperti seorang model. Aku agak berisi, pipiku saja nyaris tumpah. Aku tidak bisa secantik Rose dan tidak akan pernah bisa.

𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang