💚21. Kai Sangat Beruntung
★★★★★Setelah menjalin hubungan dengan Kai meski belum dapat disebut lama, aku sudah tau beberapa hal tentang dia, salah satunya ; Kai tidak suka membalas ataupun mengirim pesan. Dia jauh lebih sering meneleponku.
Masa ya, aku mengiriminya pesan pukul enam sore, dia balas jam empat pagi. Sangaaatttttt luar biasa!
Awalnya aku sedikit kaget karena meski pesanku sudah centang dua abu-abu, tetapi tidak kunjung di balas jua, ternyata oh ternyata, Kai tidak terlalu excited dengan pesan masuk.
"Jujur aja, aku kurang suka kalo kirim pesan, kaya aneh aja, aku enggak bisa baca ekspresi lawan bicara. Lain lagi kalau telepon, videocall, atau ketemu langsung."
Maka sejak saat itu, aku juga jarang memberinya pesan. Lebih sering menerima telepon darinya, karena ternyata, suara Kai lebih candu dari dugaanku.
"Kamu tahu enggak, Sa? ... "
Telingaku bergetar kala suara indah itu terdengar. Ini yang aku suka dari Kai, dia mulai sering menceritakan hal-hal random yang menarik untuk kusimak. Hari ini, dia menceritakan kucingnya, si Sapi.
"Oh ya, ngomong-ngomong, Kai. Waktu aku main ke rumahmu, kenapa aku enggak lihat Sapi? Apa dia kamu kurung?" Sapi adalah kucing berwarna putih dengan corak hitam.
Ada jeda yang dapat kusebut lama setelah pertanyaan itu keluar dari bibirku.
"Eum, ya. Aku biasa ngurung dia di kamar." Suara Kai mengalun merdu melalui sambungan telepon, hal itu selalu berhasil membuat aku tersipu malu. Sial, suara ini sudah kudengar ribuan kali, tetapi tetap berhasil membuatku mengigit bibir.
"Yahh, padahal katamu dia itu manja. Pasti gemesin deh." Kai memang gemar menceritakan tentang Sapi, diceritakan, kucing itu sangat manja, mudah di atur, dan gemar memakan ikan hasil pancingan Kai dan Haikal yang dibawa pulang.
"Dia suka main tanah kalo keluar dari kandang, aku lagi enggak ada waktu buat mandiin, jadi aku kurung aja." Jawabnya. "Oh, iya, Alea. Aku kan pernah nanya, apa tipe cowok idealmu, kamu belum jawab lho."
Oh, sepertinya topiknya berganti. "Oh? Kapan kamu nanya gitu?" Aku mencoba mengingat, tapi tetap lupa.
"Duluuu, awal pertama kali kamu chat aku. Hahaha!" Ahh, yang karena kue pie.
Ngomong-ngomong, aku jadi ingat note yang Kai berikan. Tentang bunuh diri. Aku ingin tanyakan tentang hal itu pada Kai, tapi aku segan.
"Oo." Mulutku membulat. "Iya, inget. Kenapa emangnya? Kamu mau aku jawab kah?" Aku tersenyum kecil.
"Iya. Apa tipe cowok idealmu sebelumnya? Apa aku berhasil bikin kamu lupa kalau kamu punya tipe idaman?" Lagi-lagi kalimatnya di tutup dengan tawa yang merdu, kini wajah Kai bahkan seakan terlukis di langit-langit kamarku. Tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚 ✓
Novela Juvenil[ SUDAH TAMAT, TAPI DIMOHON UNTUK TETAP VOTE YA ] Ini tentang Kai, Kailanza Ryder Shankara. Si mawar hitam. Cantik, namun mencekik. Ia berduri, ia menyakiti. Manusia baik yang badjingan. Kalimatnya manis, semanis racun yang membunuhku tanpa ampun. ...